Nath kembali pada tempat kesukaannya. Ia berada di taman belakang sekolah setelah ia meninggalkan vale tadi.
Nath hanya mendiamkan diri selama beberapa menit saja. Ia tak tau apa yang ia lakukan ini adaah untuk kebahagiaannya atau memaksakan agar tetap bahagia.
"Gua bingung. Apa ini gua lagi memaksakan buat tetap bahagia ya? Atau emang gua lagi pertahanin kebahagiaan gua?"tanyanya dalam hati.
Nath merenungkan diri kembali. Dengan segelas kopi dingin yang ia beli tadi saat di kantin sekolah.
Baru saja rasanya nath ingin menyendiri, merefreshkan otak kembali. Sayangnya nath kembali terusik dengan kedatangan vale kekasihnya yang datang dengan menggerutu.
"Kamu ngapain si kesini lagi!."
"Malu-maluin aku aja ih!."
"Nath?! Denger aku gak si?!"teriak vale.Nath masih terdiam namun ia melemparkan tatapan tajam dari matanya tepat kemata vale.
"Kenapa kamu ngeliatin aku kaya gitu?! Kamu gak seneng sama kata-kata aku?! Lah kan emang bener kamu malu-maluin aku aja tadi!"oceh vale mengeraskan nada bicaranya.
Nath memang sangat tidak menyukai dengan sikap wanita yang selalu ingin terlihat lebih didepan. Apalagi dengan wanita yang berani mengeraskan nada suaranya saat berbicara.
"Lagian nih harusnya mereka tuh bisa nerima aku! Apa sih kurangnya aku tuh, apa?! Kalo kamu bersikap kaya tadi, berarti kamu sama aja kayak gak bersyukur punya aku saat ini! Apa emang kamunya aja ya, yang gak punya hati! Atau emang kamu ternyata lagi dekat sama salah satu dari mereka?!"cecar vale tak memberi jeda sedikitpun.
"Udah ngomongnya?!"tanya nath dingin.
Semua gadis disekolah ini akan merasa takut jika berbicara dengan sosok nath yang sudah mengeluarkan nada bicara singkat dan dinginnya.
Vale hanya terdiam.
Nath bangkit dari duduknya dan berjalan-jalan disekitar sana, seperti mencari sesuatu.
"Kamu nyari apaan lagi si?! Ada aja ya tingkah kamu!"omel vale malas.
Nath menemukan barang yang ia cari. Kini ia berhadapan dengan vale. Nath mengeluarkan barang yang ia temukan tadi kedepan wajah milik vale.
"NGACA!!!"seru nath.
"Maksud kamu? Aku jelek? Atau daritadi ada yang salah sama wajah aku?"tanya vale seraya mengaca melihat wajahnya.
"Ngaca!! Jangan berani-beraninya kamu naikin nada bicara kamu seenaknya di depan aku!!! Cantik itu bonus, attitude nomor 1!!"Jelas nath lalu meninggalkan vale sendirian kembali.
Vale kesal dengan sikap nath yang lagi-lagi ia dengan sengaja meninggalkan vale sendirian.
Saat tanpa sengaja ia berjalan menyusuri koridor sekolah, ia menemukan 2 sosok yang ia sangat mengenalinya tengah duduk bersantai di depan kelas.
Nath mengintip keduanya dari balik tembok.
"Nanti malem ada waktu luang gak?"tanya eza.
"Ada, kenapa?"balas tanya lea.
Yap. Kedua orang tersebut adalah eza dan lea yang semakin hari makin dekat.
"d-dinner yuk!"ajak eza gugup.
Lea diam sejenak. Eza yang sudah siap mendengar jawaban apapun yang keluar dari bibir lea pun, sudah pasrah menyiapkan diri.
"Boleh! Dimana?"tanya lea.
Nath terbelalak. Ia tak habis fikir kalau lea bisa secepat itu melakukan pendekatan dengan eza. Padahal dahulu saat nath mendekati lea saja itu sangat susah dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams Come True
Teen FictionFOLLOW SETELAH KALIAN MEMBACA KARYA SAYA‼️🫶🏻, terimakasi. Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi ini. Semua yakin dan tahu bahwa mimpi hanyalah sebuah bunga tidur. Aku ragu pada mimpiku yang terjadi seolah begitu nyata. Dengan orang yang sama...