27

34 1 0
                                    

Lea yang sedaritadi menunggu para boys di luar untuk menyelesaikan pembahasannya itu, malah membuat ia merasa semakin bosan menunggunya di kamar.

Lea memutuskan keluar dari kamar dan mengarah ke dapur.

Namun siapa sangka di dapur ia bertemu dengan bumi dan eza yang tengah asik mengobrol di dapur seraya memegang gelas.

Lea tak memperdulikan keduanya, lea memilih untuk berjalan kearah kulkas dan mengambil sebotol minuman.

Bumi dan eza memperhatikan gerakannya. Lea yang di perhatikanpun sadar dan merasa risih.

"Kalian ngapain ngeliatinnya kaya gitu?"sinis ku.

"Gapapa"jawab eza.

Baru saja lea ingin pergi dari dapur. Namun, tangannya tertahan oleh eza.

Lea melihat kearah tangannya lalu menoleh pada tangan lain yang memegang tangannya tersebut. "Kenapa?"tanyaku.

"M-eum, kalian gamau keluar dari kamar gitu?"tanya eza canggung.

"Emang udah selesai?"tanyaku balik dengan lembut.

"Udah dong, jadi kalian keluar aja gabung sama kita-kita diluar"jawab eza semangat.

Bumi memperhatikan percakapan keduanya dengan menerbitkan senyuman dibibirnya.

"Yauda kalo gitu lo lepasin dulu tangan gua"suruhku.

Eza baru sadar jika ia masih memegang tangan lea selama berbicara. Ia melepaskan tanganku dengan lembut dan lea segera balik ke kamar.

Eza merasa ia seperti diguncang getaran-getaran cinta dihatinya, saat lea balik ke kamar. Eza melihat kearah tangannya dan menutup tangannya seolah rasa cinta itu telah ia dapat.

Bumi yang paham pun menyadarkannya jika masih ada ia di sana. "Salting lo?"ledek bumi.

Eza lagi-lagi tersadar dan malah lebih malu. Karena ia pikir ia sudah sendiri di area dapur.

Eza menoleh kearah sumber suara tersebut. "Ada lo daritadi?"tanya eza.

"Lo pikir?"balas bumi.

"Hehe sori, gua kira lo udah ke depan"canggung eza.

Bumi merangkul eza agar sedikit menghilangkan rasa kecanggungannya.

"Gapapa kali kalo salting juga, santai aja. Apalagi kalo lo suka sama adek gua haha, gua ijinin ko"ucap bumi lalu pergi dari dapur.

Eza yang mendengar ucapan tersebut langsung memegang jantungnya agar tak copot dari tubuhnya. (Haha eza meng-alay nih saltingnya).

Saat semua sudah berkumpul kembali di ruang tengah yang dijadikan sebagai tempat kumpul khusus selamanya.

Nath melihat dua wajah teduh dan lembut berada dihadapannya. Namun, ia tak mau mengambil resiko disaat ramai seperti ini dan memilih kembali meraih salah satu diantaranya.

Tepat, ia menarik aza yang berada di sebelah lea.

Aza menerima tarikan tangan nath untuk kembali duduk dan bersandar di dadanya.

"Lo udah deket sama lea?"bisik nath.

Aza melirik nath sekilas yang masih menunggu jawaban dari aza.

"Yaa tadi si udah cerita-cerita gitu, terus juga gua masuk loh ke dalem geng mereka walaupun beda sekolah sendiri si haha"balas bisik aza namun ketawanya terdengar oleh eza disampingnya.

"Ketawain apaan lo?"tanya eza.

Aza melirik sinis pada eza. "Hilih, mau tau aja lo jadi manusia!"pekik aza.

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang