Cuaca yang bagus hari itu seketika mendung ketika Zhio yang sedang asyik bermain ukulele bersama teman-temannya mendapat pesan atas kondisi Oxa dari Rhea. Spontan ia pun berlari ke arah parkir motor tanpa menghiraukan panggilan teman-teman satu prodinya yang kebingungan.
Ia langsung menghidupkan kuda besi itu seraya mengendarai motornya dengan kecepatan cukup tinggi ke arah rumah Oxa. Ketika tadi ia mengantar Oxa, rasanya gadis itu baik-baik saja tapi entah bagaimana ia mendapat pesan bahwa sore ini ia pingsan.
"Lo kenapa, Xa?" batinnya.
Tak sampai dua puluh menit Zhio sudah tiba di rumah dua tingkat berpagar tinggi itu. Terlihat sudah ada mobil berwarna hitam yang merupakan mobil dari Aurel. Serta mobil putih dan merah yang merupakan mobil orang tua Oxa dan milik Oxa sendiri.
Zhio segera berjalan menuju pintu yang memang sudah terbuka, tampak ada Rhea dan dua temannya yang lain yang tak ia kenal.
"Kak Zhio," panggil Rhea.
"Oxa di mana?" tanyanya to the point.
Rhea melirik tangga yang berada di sebelah kanannya. "Di atas, Kak." Tepat ketika Zhio hendak berjalan ke lantai dua, Rhea memegang tangannya.
"Lagi sama orang tuanya, mending kita tunggu aja di sini." Zhio terdiam lalu mengangguk dan duduk di salah satu sofa yang ada di sana.
Sepuluh menit berlalu barulah kedua orang tua Oxa turun dari lantai dua. Keduanya berjalan menuju sofa, sontak teman-teman Oxa pun berdiri ketika keduanya tiba dan kembali duduk setelah keduanya duduk tepat ditengah-Tenga mereka.
"Oxa udah cukup tenang, dia baru aja tidur," ucap seorang wanita cantik yang tak lain ibu dari Oxa.
"Syukurlah kalau begitu, Te," ujar Rhea lega.
"Terima kasih sudah mengantar Oxa ke rumah, kalau boleh tahu kenapa dia bisa tiba-tiba begitu, ya?" tanya sang kepala keluarga.
Zhio, Aurel, dan Viola menatap ke arah Rhea yang sudah siap menceritakan kronologinnya.
"Jadi gini Om, Tante. Ketika kami selesai dari perpustakaan, saya menyarankan kepada Oxa untuk turun ke lantai bawah menggunakan lift agar lebih cepat. Tapi, ketika udah masuk Oxa bertingkah aneh ia bergetar dan berkeringat dingin disusul seperti sesak napas Om, Tante. Rhea sendiri nggak paham kenapa Oxa bisa begitu."
Penjelasan dari Rhea lantas diterima dengan baik oleh kedua orang tuanya.
Aran mengambil napasnya berat. Ia menatap wajah teman-teman anaknya itu hingga berhenti ke arah Zhio."Sejak kapan ada laki-laki lain di sini?" Aran yang memang pada dasarnya begitu menjaga dan menyayangi Oxa lantas menatap tak suka pada Zhio yang notabenya tak pernah ia lihat.
"Saya Zhio Om, Tante. Pacarnya Oxa." Ucapan tiba-tiba Zhio yang juga menjawab pertanyaan dari Aran lantas membuat semua pasang mata menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense of Stability[END]
Romance"Bener, ya, anak kedokteran itu pada jomlo." "Kata siapa?" "Emang lo nggak?" Tamara Aricia Oxa, sang Virgo harus menerima ketika kehidupannya yang penuh tentang ambisi dan gelar dokter terusik dengan kehadiran sang Gemini yang entah bagaimana men...