Hubungan Oxa dan Zhio semakin erat, keduanya bahkan sudah tak bermain kucing-kucingan lagi ketika Zhio datang untuk sekadar menjemput atau mengantar. Walau Oxa masih saja dingin, tetapi setidaknya gadis itu sudah mulai sedikit terbuka. Terbukti Zhio semakin nyaman berhubungan dengan gadis itu, semakin mengenal Oxa ia semakin mengetahui perbedaan gadis itu dari yang lainnya.Oxa yang tak suka pulang malam, Oxa yang tak suka turun dengan lift, Oxa yang tak suka diganggu ketika belajar, Oxa yang berambisi mengejar gelar summa cumlaude, ataupun Oxa yang selalu berusaha lulus tepat waktu untuk menyelesaikan studinya.
Setidaknya Zhio semakin memahami gadis itu, ia juga semakin sering datang ke rumah Oxa walau hanya sekadar mampir dan menganggu Clementine. Ah, kucing nakal itu sudah menjadi kesayangan di rumah, semua perhatian rasanya tertuju pada kucing itu. Termasuk perhatian Oxa, terkadang ia cemburu pada Clementine yang dengan mudah mendapatkan perhatian Oxa.
Selepas menjemput Oxa, Zhio teringat akan janjinya untuk menitipkan sebuah surat di himanya. Surat tersebut berisi pemberitahuan lomba dan juga undangan untuk himanya dalam salah satu acara di universitas.
"Xa, gue mau ke hima dulu gak papa?" tanyanya sembari menatap Oxa.
Oxa menoleh. "Boleh, gue abis ini juga gak ada kelas lagi," balasnya, lalu kembali menatap ke depan. Zhio lalu mengangguk, ia menghidupkan mesin dan mulai melajukan mobilnya.
Gedung fakultas pertanian cukup jauh dari gedung fakultas kedokteran. Rasanya seperti ujung ke ujung, tetapi bagi Zhio mungkin jarak itu tak begitu berarti melihat ia rasanya hampir setiap hari datang ke fakultas kedokteran hanya untuk menemui Oxa.
Mobil lalu berhenti disebuah gedung tiga tingkat bertuliskan 'Dekanat Fakultas Pertanian', tetapi bukan itu tujuan Zhio. Melainkan sebuah bangunan di sebelahnya, bangunan dua tingkat dengan cat biru langit dengan sebuah bangunan lebih kecil di sebelahnya, itulah tujuan Zhio.
"Tunggu bentar, ya. Gak lama kok." Pesan Zhio yang dijawab anggukan kepala dari Oxa.
Di dalam mobil Oxa lalu membuka ponselnya, menyuguhkan sebuah foto Clementine, ia, dan juga Zhio sebagai latar belakang. Ah, foto itu diambil beberapa hari lalu ketika Zhio berkunjung ke rumahnya. Ralat, memaksa berkunjung, karena saat itu Oxa sedang diterpa banyak ujian ingatkan dia bahwa sebentar lagi akan memasuki musim UAS.
Oxa lalu mematikan layar ponselnya ketika tak ada hal menarik di sana. Ia menoleh, melihat interaksi Zhio dan teman-teman satu prodinya. Terlihat akrab dan hangat, seperti keluarga. Tanpa sadar ia tersenyum, ketika Zhio memukul lengan seorang laki-laki yang kemudian membalasnya.
Seketika ia teringat, kapan ia pernah seperti itu? Rasanya sejauh ini ia hanya berteman cukup akrab dengan Rhea. Ataupun teman-temannya yang lain hanya seperti teman satu kelas saja atau saat ada tugas kelompok. Ia meringis ketika menyadari ia memiliki temn selain Rhea ketika mengenal Zhio. Ia akhirnya berteman dengan Fikri, Dimas, Tansen, dan Afsil berkat laki-laki itu. Entahlah, ia tak tahu apa perasaannya sekarang. Namun, melihat keakraban di depan sana membuat hati kecilnya tergelitik untuk melakukan hal sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense of Stability[END]
Romance"Bener, ya, anak kedokteran itu pada jomlo." "Kata siapa?" "Emang lo nggak?" Tamara Aricia Oxa, sang Virgo harus menerima ketika kehidupannya yang penuh tentang ambisi dan gelar dokter terusik dengan kehadiran sang Gemini yang entah bagaimana men...