Bab 27 : [Seperti Kisah-Ending]

447 17 17
                                    

Dua tahun pun berlalu dengan begitu cepat, tak terasa hubungan yang terajut atas dasar perintah akibat kekalahan tantangan nyatanya dapat bertahan hingga lebih dari dua puluh empat bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua tahun pun berlalu dengan begitu cepat, tak terasa hubungan yang terajut atas dasar perintah akibat kekalahan tantangan nyatanya dapat bertahan hingga lebih dari dua puluh empat bulan. Pertemuan di lampu lalulintas, berlanjut saling tertarik walau awalnya sedikit sulit, dan sekarang ajaibnya masih bertahan.

Tak ada lagi Zhio yang sibuk wara-wiri di gedung PKM, tak ada lagi si anak abis yang sedikit-sedikit menjadi orator ataupun negosiator ketika demo, tak ada pula si anak pertanian yang tiap hari datang ke fakultas kedokteran. Karena yang ada sekarang adalah Zhio si anak ambis yang pensiun dan sibuk dengan skripsi dan penelitiannya, yah walaupun salah satu kebiasaan lamanya masih melekat. Menjemput dan mengantar sang pacar, Tamara Aricia Oxa.

Zhio yang sekarang telah semester delapan tengah menunggu sidang skripsinya, setelah melalui seminar proposal dan seminar hasil. Waktunya cukup terkuras di depan laptop dan di ruang dosen untuk bimbingan, ia pun sekarang lebih sering wara-wiri di laboratorium ilmu tanah daripada nongkrong di basecamp.

Tak hanya Zhio, Oxa yang sudah semester enam juga disibukan untuk seminar proposalnya yang rencananya akan dilakukan minggu depan. Oxa si anak ambis memang benar-benar ambis, rencananya ia ingin lulus 3,5 tahun agar saat mengambil keprofesian ia lulus diumur 20-an awal. Atas saran Zhio, Oxa juga mengikuti terapi dan mendatangi psikolog untuk fobianya. Sering kali Zhio pun menemaninya.

Atas ajakan Rhea, Oxa juga aktif di hima-nya walau hanya sebatas itu. Bagi ia yang memiliki mimpi untuk lulus lebih cepat dengan hasil yang maksimal, organisasi memang penting, tetapi rasanya dengan ia sudah menyeburkan diri ke dalam hima itu sudah cukup. Sangat berbeda dengan Rhea yang sangat aktif dibeberapa organisasi. Mungkin karena itulah keduanya tidak begitu sering bertemu dikarenakan berbeda jadwal kuliah.

Hubungan Rhea dan Fikri juga bernasib sama, keduanya masih berpacaran hingga sekarang. Bahkan Fikri sempat mengajak Rhea bertunangan yang langsung membuat sang pacar shock. Kejadiannya tak begitu lama sebenarnya, saat itu tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Fikri ingin melamar Rhea. Lebih gilanya lagi, ia melamar Rhea saat mereka tengah berkumpul di basecamp. Tak ada lamaran penuh keromantisan, yang ada hanya suasana yang seketika sunyi dan terisi bunyi-bunyi knalpot yang berasal dari pengguna jalan.

Tidak cukup sampai disitu, lamaran tiba-tiba itu pun ternyata didasari karena cemburu. Ya, sebagai sekretaris hima Rhea cukup sering bertemu dengan ketua mereka, tetapi tak ada yang menyangka bila Fikri akan secemburu itu hingga melamar Rhea berbekal cincin seharga lima ratus ribu yang ia beli mendadak sebelum itu.

Rasanya Oxa bersyukur, Zhio tak segila Fikri. Ngomong-ngomong tentang basecamp rata-rata dari mereka tengah menyusun skripsi sekarang, mungkin karena itulah intensitas untuk bertemu sedikit berkurang. Fikri dan Zhio tinggal menunggu sidang skripsi, Afsil yang menunggu seminar hasil, dan Dimas juga Tansen yang masih seminar proposal. Dua nama terakhir sepertinya begitu kompak.

"Halo?"

"Di mana yang?"

"Lagi di danau, kenapa? Udah selesai bimbingannya?"

Sense of Stability[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang