Mafia Penggila Seks

7.4K 22 2
                                    

Madam Chery terkejut melihat kondisi Yeri yang penuh dengan cairan di seluruh tubuhnya. Wanita 40 tahun itu segera menghampiri anak buahnya dan menatap dengan tatapan campur aduk, antara kasihan dan jijik, lirih dan senang karena sang anak buah berhasil memuaskan tuannya. "Kau tak apa-apa, Yeri?" Madam Chery mengambil pakaian Yeri yang berserakan di lantai dan kini tangan wanita itu tak lagi terborgol.

Yeri hanya menunduk, tak ada jawaban yang keluar dari bibir tipisnya. Wanita itu terlihat gemetar dan terisak tanpa berani mendongakkan kepalanya pada Madam Chery.

"Kau kenapa? Menangis?" tanya sang Madam dengan nada dingin.

Yeri masih terdiam.

"Dengar! Jika kau seperti ini, maka kita tak akan keluar hidup-hidup dari rumah ini, PAHAM!" Madam Chery mencengkram lengan Yeri dengan kencang, membuat wanita itu merintih kesakitan dengan suara pelan sembari menggigit bibir bawahnya. "JANGAN MENANGIS! DASAR PELACUR CENGENG!" umpatnya lagi.

Yeri mengangguk, mengerti. Tak lama, Madam merapikan pakaian Yeri dan di saat yang bersamaan, Cleon, sang tangan kanan Janied datang ke ruang kerja Janied.

"Madam Chery, tuan Janied ingin bertemu dengan Anda."

"Baik, aku akan segera menemui beliau." Sahut Madam Chery melihat Yeri dan berkata, "Kau tunggu di sofa itu. Jangan menangis dan hapus air matamu! Ini memang sudah kewajibanmu!" tegas Madam mendelikan matanya.

"S-saya mengerti, Madam." Akhirnya Yeri bersuara.

Madam Chery dan Cleon segera bertemu dengan Janied di mini bar miliknya, lengkap dengan seorang bartender.

"Selamat malam, Tuan." Sapa Madam Chery merendahkan sedikit tubuhnya.

"Hmmm, malam. Duduk!" perintah Janied menganggukkan kepalanya. "Tinggalkan kami dan pastikan wanita itu telah membersihkan dirinya! Aku tak mau ada sisa kotoran di ruanganku!" lirik Janied ke arah Cleon.

"Baik, Tuan."

"Ada yang bisa saya lakukan, Tuan?" tanya Madam Chery mengunggah senyum.

"Wanita itu, Yeri. Dari mana asalnya?"

Sedikit terkejut dengan pertanyaan Janied, "Pinggir Kota Sion, Tuan. Sebuah daerah yang banyak terdapat mafia ...."

Janied langsung melirik Chery tajam dan sang Madam seketika membungkam mulutnya. "M-maksud saya dari daerah kumuh dekat dengan perbatasan Emerald, Tuan."

"Perbatasan Emerald? Maksudmu, dia tinggal di wilayah segitiga Emerald?"

"I-iya, Tuan. Benar sekali." Sahut Madam Chery menganggukkan kepalanya.

"Hmm, aku suka dengannya! Dia benar-benar lotus yang sempurna."

Madam Chery sangat bahagia ketika mendengar ucapan Janied. "Sebagai persembahan!"

DEG!

Sang Madam seketika membelalakkan matanya mendengar kata persembahan. Dia tahu betul apa makna yang tersirat yang dimaksud oleh Janied, bukan hal yang menyenangkan dan harus disyukuri. Jemari Madam Chery bergetar, rasanya ia tak ingin kejadian yang sama terulang kembali dengan anak buahnya. Tangannya mengepal erat, bibir bawah sang Madam terus digigit kencang hingga Janied menegurnya. "Kenapa? Apa kau keberatan?" tanya Janied dengan suara dalam dan berat.

"T-tidak, Tuan. Mana mungkin saya keberatan. Dia adalah milik Anda, Tuan Janied." Madam Chery menundukkan kepalanya.

"Panggil lotus itu ke sini!" Janied agak menaikkan volume suaranya dan tak lama Cleon datang menghadap.

"Ya, Tuan. Ada yang bisa saya lakukan?" tanya Cleon.

"Panggil lotus yang melayaniku tadi!"

"Baik."

Gairah Liar Sang MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang