Rasa Penasaran Agatha

264 10 0
                                    

"Jadi ini 'hadiah' yang dikatakan oleh Regen? Tak kusangka, ternyata bisa juga dia menggunakan otaknya. Kupikir hanya omong kosong belaka!" seringai Arnius saat melihat siaran langsung penangkapan Donovan melalui ponselnya.

Saking fokusnya Arnius melihat ponselnya, dia tak sadar jika Agatha telah berdiri di belakangnya sambil melipat kedua tangannya. Rasa penasaran menggelayut di benak wanita ini dan mencoba melihat apa yang sedang dilihat oleh pengawal pribadinya itu.

"Sepertinya seru, Tuan Arnius! Apa yang sedang Anda lihat?"

Arnius segera mematikan ponselnya dan melihat ke belakang terkejut dengan kehadiran Agatha yang tak terdengar langkahnya.

"N-Nona Agatha?" kejut Arnius menelan paksa salivanya.

"Huum, kenapa? Ada apa? Anda seperti melihat hantu, Tuan Arnius." Ucap Agatha memindahkan posisi tubuhnya duduk di samping Arnius.

"A-ada apa, Nona Agatha? Apa ada sesuatu yang harus saya kerjakan?" Arnius menggeser tubuhnya ke samping Agatha dengan perlahan.

Agatha hanya melirik mengutas senyum tipis seraya berkata, "Bolehkah saya bertanya sedikit pada Anda, Tuan Arnius?"

"Silakan," sahut Arnius tanpa ragu.

"Apa hubungan Anda dan ayahku? Maksudku, semua teman ayah aku tahu karena beberapa kali aku bertemu dengan mereka, tapi Anda ..." Agatha menaikkan alis matanya sebelah, terlihat sangat jelas di wajah wanita cantik ini jika dia sedang memancing dan mencari informasi mengenai dirinya.

"Saya sahabat ayah Anda, bukankah dia pernah mengatakannya pada Nona?"

Agatha mengangguk.

"Lalu, kenapa Anda masih bertanya?"

Kali ini Agatha yang terdiam. Dia juga berpikir kenapa mulutnya sampai terlontar pertanyaan seperti tadi, kenapa dirinya mau repot-repot mengurusi hal yang tak penting tentang teman ayahnya ini.

"A-aku permisi dulu, Tuan Arnius." Agatha dengan wajah merah menahan malu dan kikuk, segera pergi dari hadapan Arnius dan kembali ke kamarnya.

"Apa Anda mencurigai saya, Nona Agatha?"

Agatha yang hampir naik tangga kamarnya, menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap Arnius yang tengah menatapnya.

"Maaf? Maksud Anda?" tanya Agatha penasaran.

"Ya, apakah Anda mencurigai saya, Nona Agatha. Karena sepertinya kehadiran saya di rumah ini tak Anda harapkan," ujar Arnius langsung ke inti, membuat wanita ini tampak salah tingkah dan sungkan.

"Ehem, b-bukan begitu maksud saya Tuan Arnius. Maaf, jika ucapan dan sikap saya menyinggung Anda, hanya saja situasi ini sangat mengejutkan dan ayah tak pernah memberitahukan tentang Anda. Jadi ...."

"Oke, aku mengerti!" Arnius memotong ucapan Agatha dan berdiri menghampiri wanita cantik yang masih melekatkan tangannya pada pegangan tangga dengan kencang. "Nona Agatha, sangat normal jika Anda mencurigai saya karena kehadiran saya di tempat ini, tapi, ada baiknya Anda jangan terlalu mencurigai seseorang yang mungkin saja bisa berguna di masa yang akan datang, siapa yang tahu, kan?"

Agatha seperti tertohok! Bagaimana mungkin seseorang yang baru dikenalnya beberapa hari bisa mengatakan hal yang membuatnya bergidik ngeri! Mengingatnya saja membuat Agatha ingin muntah, apalagi saat ini Arnius menatapnya dengan sangat tajam, meski dengan wajah tersenyum.

"Saya permisi dulu, Tuan Arnius." Agatha dengan cepat membalikkan badannya menuju ke kamar. Sementara Arnius melihat dengan senyum dan tatapan datar namun tajam dari bawah tangga.

Nafas tersengal Agatha setelah bertatap muka dengan pria yang bernama Arnius membuatnya merasa tak tenang. Dengan jemari gemetar, dia mengunci pintu kamarnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Mendekap kedua lututnya sambil melihat dari balik selimut abu-abu tebal miliknya. Suara-suara pepohonan yang meringsek membentur kaca jendela kamarnya membuat Agatha semakin ketakutan. Wanita ini menangis! Dia menangis dalam kesendirian dan mengharap sang ayah segera pulang.

Gairah Liar Sang MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang