"A ... Anna?" Arnius menatap wanita dengan rambut brunette terurai dan mata hazel berdiri di depannya. Persis seperti adegan Juliet ketika melihat Romeo menyatakan cinta padanya. Pria itu seketika membeku, tak percaya apa yang sedang dilihatnya sekarang!
"K-kau ... Anna?" ucapnya lagi, tangannya dengan spontan hampir menyentuh wajah wanita itu, namun tiba-tiba ....
BUAGH!
"Ahhhh!" teriak wanita itu terkejut melihat sekelompok orang pria datang sambil membawa pemukul baseball, balok kayu, serta sebuah belati dan menghampiri Arnius yang telah terlebih dulu dipukul dengan balok kayu hingga mengeluarkan darah.
"Ahhhhh!" pekik wanita itu lagi.
"DIAM! Atau kubunuh kau!" ancam salah satu dari mereka.
"Jadi ini, tikus yang telah menakuti kalian, hah? Tikus got macam dia bisa menakuti kalian yang memiliki tubuh besar? Cuih! Benar-benar tolol kalian semua!" salah seorang pria dengan tato naga warna merah di kedua lengannya menarik rambut Arnius dan meludahi wajahnya.
Wanita itu sangat ketakutan dan mencoba melarikan diri, namun ia berhasil ditangkap oleh salah seorang anak buah pria itu dan membawanya ke hadapannya.
"Bos, wanita ini lumayan juga. Bagaimana kalau dia kita berikan pada Tuan Janied, beliau pasti suka." Seringai salah satu anak buahnya.
"Heh, kau pikir Tuan Janied bisa menerima dengan mudah wanita yang masuk ke kediamannya?" Pria bertato itu kemudian mendekati wanita malang itu, mendekati wajahnya, mengelus pipi halusnya, mengapit dagu lancipnya, dan mendekatkan wajahnya.
"Hey, babe. Lebih baik kau bermain denganku, bagaimana? Kujamin, kau tak akan menyesal." Ucap pria itu yang kemudian diikuti tawa oleh para anak buahnya.
"J-jangan k-kau ganggu dia!" Arnius dengan susah payah berdiri meski dengan wajah dan kepala berdarah.
"Heh, belum mampus juga rupanya kau! Hajar dia!" perintah salah seorang diantaranya dan langsung mereka berbondong-bondong mengeroyok Arnius dengan berbagai senjata yang mereka bawa.
"Jangan ... jangan ... kumohon ... hentikan! Hentikan! A-aku akan ikut! Aku akan ikut dengan Anda,, Tuan. Tapi, tolong lepaskan dia." Pinta wanita itu memelas.
"STOPPPP!" teriak sang pria mengangkat tangan kirinya dan menghadapkan wajahnya ke depan wajah wanita itu, menangkupkan dagu lancip milik Agatha dan menyeringai dengan gigi yang ditindik dengan titanium, "wajahmu lumayan, Nona. Jika aku memberikanmu pada ketua Naga Hitam, dia pasti akan membayarku dengan harga mahal."
'Ketua naga hitam?' gumam Arnius melihat samar ke arah laki-laki dengan tato penuh di lengan kirinya.
"Kumohon, lepaskan aku ... ampuni aku ...." Agatha menangis ketakutan.
"Haha, tenang saja, Sayang. Untuk barang sebagus dirimu, aku tak akan menggores apalagi merusaknya. Bawa dia!" perintah laki-laki itu menjentikkan jarinya.
"L-lepaskan dia!" Pekik Arnius berdiri terhuyung.
Para gerombolan gangster itu melihat ke arah Arnius yang masih sanggup berdiri meski telah dihajar berulang kali. Dengan darah segar mengalir dari pelipis, mulut, dan hidungnya, Arnius berjalan tertatih dan langkah terhuyung.
"Lawanmu adalah aku! Bukan Nona ini! Lepaskan dia!" Arnius menunjuk ke wajah sang pemimpin gangster.
Pria itu tak terima Arnius menunjuk-nunjuk wajahnya. Melepaskan tangannya dari Agatha, ia menghampiri Arnius, mencengkeram kerah bajunya, dan meludahi wajahnya!
"Apa kau tahu siapa aku, hah! Berani-beraninya kau mengarahkan telunjukmu padaku! Kau bosan hidup, hah!" teriaknya.
"He ... hehehe, yang aku tahu kau adalah penjahat wanita yang akan mengambil keuntungan dari ketidakberdayaan mereka! Atau haruskah aku memanggilmu 'Penjahat Kelamin'?" kekeh Arnius yang langsung disambut dengan pukulan telak hingga membuatnya terkapar sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Liar Sang Mafia
ActionWARNING : 21++ (BACAAN DEWASA, AREA PENUH KEKERASAN DAN TAK PATUT DITIRU!!!) HARAP BIJAK SEBELUM MEMBACA!!!!!! NO PLAGIARISME!!! TULISAN INI ADALAH MURNI MILIK ALEXA ANENDRA Arnius Nagendra, pria dengan masa lalu kelam yang kini kembali menuntut...