Saat Arnius dan Agatha tiba di rumah, tak lama ponsel Arnius berdering dan nama Regen muncul di layar benda pipih tersebut.
Regen? Ada apa dia tiba-tiba meneleponku?
Arnius melihat Agatha telah masuk ke dalam dan memastikan putri Regen tak akan mendengar percakapan mereka. Berdiri tepat di muka pintu utama kediaman sang komandan, Arnius segera menjawab panggilan tersebut.
"Ada apa?"
[Bersiaplah menerima kejutan dariku besok hari, Arnius!]
"Apa maksudmu?"
[Kau akan tahu besok, dan aku yakin Janied dan kelompoknya akan sangat terkejut mendengar hal ini.]
Mendengar hal itu, Arnius hanya menyeringai sambil berkata, "Apa mereka akan menemukan jasadku?"
[Hah, jadi kau sudah tahu, ya? Bagaimanapun menurutmu? Bukankah rencanaku sangat hebat?]
Arnius hanya diam. Dia sebenarnya tak yakin dengan rencana Regen yang memanipulasi kematiannya. Janied bukanlah orang yang bisa dibodohi hanya dengan cerita tanpa bukti yang kuat.
[Bagaimana kabar Agatha? Apa dia mulai terbiasa dengan keberadaan dirimu?]
"Sepertinya. Apa 'mereka' telah kau urus?"
[Mereka?]
"Para tikus jalanan yang kuceritakan padamu, apa kau sudah mengurusnya?"
[Oh, sudah. Itu masalah kecil. ]
"Terima kasih, Regen. Kuhargai usahamu," ucap Arnius membuat Regen tersentak.
[Apa!! Apa yang kau katakan barusan? Tak salah dengarkah aku? Seorang Arnius mengucap terima kasih padaku? Hahaha.]
"Ah, brengsek kau!"
Arnius mematikan ponselnya dan menyunggingkan senyum tipis sambil berkata, "Jika Janied bisa percaya dengan kematian palsuku, akan membuatku dengan mudah menyiksanya perlahan!"
***
Sementara itu, di markas kepolisian Kota Sion, puluhan wartawan telah berkerumun menunggu kedatangan kepala geng Kobra, kelompok yang selama ini menjadi pembicaraan setelah ketiga anak buah dari kelompok ini menyerang seorang wanita di kawasan Black Area. Para pemburu berita ini terlihat tampak sibuk menyiapkan kamera, ponsel, atau bahkan mencari informasi lebih detail mengenai geng Kobra dan siapa yang menjadi pucuk pimpinannya.Sementara itu, sebuah Roll's Royce warna hitam terparkir tak jauh dari markas kepolisian Kota Sion. Di dalamnya, Janied dan Cleon duduk manis sambil menantikan tontonan seru yang telah mereka rancang sebelumnya.
"Apa Donovan mau menerima hadiahku, Cleon?" tanya Janied menyandarkan punggungnya menikmati scotch dingin sembari menyeringai melihat ke seberang jalan.
"Sudah, Ketua. Donovan akan jadi alat penyeranta kita selama berada di kepolisian."
"Bagus! Jadi, sekarang kita hanya duduk dan menikmati hiburan yang akan segera dihadirkan," seringainya.
Cleon mengangguk. "Anda benar, Ketua."
Tak lama, iring-iringan mobil polisi serta sebuah van hitam berkawat yang membawa Donovan tiba di markas kepolisian. Regen yang berada di antara rombongan polisi itu berdecih kesal karena jalan yang akan mereka lalui ditutup dan dihadang oleh kerumunan wartawan.
"Sial! Karena inilah aku benci wartawan!" kesal Regen.
"Matthew, Louis! Kalian alihkan perhatian lalat-lalat yang ada di depan kita, sisanya ikuti aku. Hanya Matthew dan Louis yang boleh turun! Kita akan menurunkan tersangka di basement dan langsung membawanya melalui lift basement!
![](https://img.wattpad.com/cover/308049995-288-k752847.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Liar Sang Mafia
ActionWARNING : 21++ (BACAAN DEWASA, AREA PENUH KEKERASAN DAN TAK PATUT DITIRU!!!) HARAP BIJAK SEBELUM MEMBACA!!!!!! NO PLAGIARISME!!! TULISAN INI ADALAH MURNI MILIK ALEXA ANENDRA Arnius Nagendra, pria dengan masa lalu kelam yang kini kembali menuntut...