Sion, sebuah kota yang dipenuhi oleh gemerlapnya surga dunia di mana kota ini berprinsip pada sistem uang serta kebebasan yang tiada batas.
"Uang adalah Tuhan!"
Itulah prinsip yang telah ditanamkan oleh para penduduk Kota Sion. Maka, tak heran jika kota ini selalu dipenuhi oleh mereka-mereka yang mencintai uang serta gaya hedonisme yang sangat tinggi. Dan karena prinsip itu pulalah, Kota Sion menjadi kota yang penuh dengan kejahatan. Rasanya, jika tak terjadi kejahatan di kota ini, para petugas keamanan seolah tak memiliki pekerjaan.
Selain itu, kota ini juga diperintah oleh segelintir orang yang juga banyak bekerja di dunia bawah tanah. Para konglomerat, pengusaha, hingga politisi, banyak yang tergabung menjadi anggota dari salah satu organisasi bawah tanah paling terkenal di kota ini, yaitu ZETTA.
Organisasi ini cukup ditakuti oleh para kelompok mafia yang ada di kota Sion. Siapa yang tak tahu ZETTA, namun, meski begitu tak ada yang tahu siapa atau bagaimana organisasi ini bekerja. Layaknya sebuah organisasi yang kasat mata namun memiliki kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar, hingga mampu mempengaruhi berbagai kebijakan di kota ini.
Sunyi, cepat, dan tepat! Itulah prinsip yang digunakan oleh para anggota organisasi ini. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak korban yang berjatuhan karena campur tangan ZETTA, namun ketika akan diselidiki, kasus yang melibatkan organisasi ini seketika lenyap tak bersisa. Dan itulah yang membuat organisasi ini menjadi ancaman serius bagi Kota Sion.
Dan salah satu anggota dari organisasi ini adalah Janied Marques! Sepupu Arnius Nagendra yang juga ketua kelompok Naga Hitam yang berhasil menguasai wilayah Utara Kota Sion dan berdekatan dengan wilayah Emerald, satu wilayah yang sedang diperebutkan di antara organisasi mafia di kota ini. Sebuah wilayah yang merupakan "Segitiga Emas" Kota Sion dan menjadi pintu gerbang bagi negara atau kota lain jika ingin masuk ke kota ini.
***
Kantor Pusat JM Company,"Bagaimana dengan wilayah Emerald? Apa orang-orang kita berhasil mengamankannya?" tanya Janied sesampainya di kantor setelah mengunjungi kantor polisi.
"Sudah, Tuan. Saya telah mengirimkan anak buah terbaik yang kita miliki juga para sniper handal untuk menjadi mata dan telinga kita di Emerald," jelas Cleon.
"Hmm, bagus! Aku ingin masalah Emerald cepat diselesaikan! Kepalaku rasanya sakit tiap kali ketua menanyakan masalah yang sama padaku!" Keluh Janied memijat keningnya.
"Anda jangan khawatir, Tuan. Semuanya telah saya atur, Tuan," jelas lagi Cleon.
"Hnnn, bagus! Sekarang keluarlah dan suruh sekretarisku membawa kopi hitam tanpa gula!" perintah Cleon.
"Baik, Tuan."
Setelah Cleon memberi hormat dan keluar dari ruangan Janied, ponsel milik Janied berdering dengan sebuah nama hanya terdiri dari satu huruf. Raut wajah Janied mulai tak nyaman dan keraguan terlihat saat jemarinya antara ingin menerima atau tidak panggilan tersebut.
Sial! Kenapa di saat seperti ini!
"Ketua,"
[Kenapa lama sekali mengangkat telponmu? Apakah ada sesuatu yang sedang kau pikirkan, Janied Marques?]
"Tidak ada, Ketua. Bagaimana kabar Anda? Apa yang bisa saya bantu?"
[Kau cukup pintar basa-basi, ya? Atau kau hanya mengulur waktu untuk menyelesaikan Emerald?]
Keringat Janied tiba-tiba mengalir dengan cukup banyak. Janied menelan salivanya yang entah kenapa terasa sangat susah masuk ke tenggorokan.
"Sedang saya usahakan, Ketua. Tangan kanan saya tengah menyelesaikan masalah ini. Anda jangan khawatir, tolong duduk santai dan jangan berpikir terlalu keras."
[Hahaha, maksudmu aku duduk diam tak melakukan apa-apa dan kau bisa bertindak semaumu? Di luar ketentuan organisasi?]
"Tidak, Ketua. M-mana saya berani melakukan hal itu."
[Ingat Janied Marques! Siapa yang telah mengangkat dan membantumu mendapatkan kursi kepemimpinan Naga Hitam meski itu harus membunuh ayahmu, Montella Cannavaro. Apa kau sudah lupa akan peristiwa itu?]
Janied terdiam dan mengepalkan tangan kanannya. "Tidak, saya tak lupa, Ketua."
[Ingat Janied! Kau telah menjual jiwa dan tubuhmu ke organisasi kami, jadi kami bebas menggunakan semua yang melekat di dirimu, termasuk nyawamu dan sebagai balasannya, kau bisa menempati posisi ketua Naga Hitam dan juga menguasai pasar gelap di beberapa negara. Bukankah hal itu setimpal?]
"Saya mengerti, Ketua."
Tak lama, pria misterius yang menghubungi Janied segera memutus komunikasinya dan membuat Janied menghela nafasnya dalam-dalam, hingga melonggarkan dasinya. Jemarinya yang gemetar mengambil wiski dari dalam kulkas mini di ruangannya. Belum sempat menuang wiski ke gelasnya, botol wiski di tangannya terjatuh dan pecah membasahi sepatu dan pecahannya mengenai tangan Janied.
"Ah! Bajingan! Bedebah! Brengsek!" teriaknya.
Sampai kapan aku harus menjadi ekor dari organisasi sialan itu! Jika bukan karena keinginanku untuk balas dendam dan mendapatkan wanita Arnius, aku tak akan sudi menjual jiwa dan tubuhku! Brengsek!
***
Sementara itu, di sebuah tempat yang cukup prestisius di kawasan San Fransisco, sebuah gedung mirip perkantoran modern berdiri tegak menjulang ke langit. Gedung dengan arsitek layaknya gedung pencakar langit pada umumnya itu dikenal dengan nama Zaragon, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengawalan serta konsultan keuangan yang paling terkenal di San Fransisco dan satu-satunya perusahaan yang memiliki akses tak terbatas ke berbagai departemen serta pusat pemerintahan di negara ini, karena Zaragon tak lain adalah wajah ZETTA dalam bentuk lain.Tak seperti organisasi bawah tanah, ZETTA sangat sulit dilacak. Para anggota yang menyebar ke berbagai negara serta permainan mereka yang sangat halus dan mulus, hampir tak pernah terendus oleh aparat keamanan. Jika pun terendus, dengan cepat mereka akan membereskannya.
"Jadi, Arnius masih hidup? Itu yang ingin kau laporkan, Berdine?"
Berdine, salah satu anggota ZETTA dan tangan kanan Marco melaporkan tentang Arnius pada salah satu anggota inti dan tertinggi ZETTA, Dmitri Muldovich, seorang pengusaha dan taipan perusahaan piranti lunak terbesar di San Fransisco.
"Benar, Ketua. Saya dan Marco melihat sendiri Naga Merah masih berkeliaran dan saat ini berada di bawah perlindungan Regen Romanso," jelas Berdine.
"Regen Romanso? Bukankah dia komandan polisi satuan khusus? Orang yang paling ditakuti oleh para penjahat?" seringai Dmitri.
"Benar, Ketua. Naga Merah kini menjadi pengawal dari putri Regen Romanso, Agatha Romanso, seorang guru taman kanak-kanak."
"Hahaha, benar-benar menarik! Kenapa seorang penegak hukum mau melindungi seorang penjahat seperti Arnius? Apakah ada sesuatu yang harus dilakukan oleh Arnius atau ...." Dmitri menyipitkan matanya dan menatap Berdine tajam, "Lalu di mana Marco? Kenapa dia tak bersama denganmu?" tanyanya lugas.
"Marco bersikeras ingin tetap berada di sana, Ketua. Saya sudah mencoba membujuknya, tapi dia tak mau mendengarkan."
"Biarkan saja! Jangan karena satu orang kau mengorbankan sesuatu yang berharga, Marco bukanlah anak kemarin sore yang harus kau khawatirkan, Berdine." Seringai Dmitri.
"Saya mengerti, Ketua."
"Dan, satu lagi Berdine!"
Berdine yang hendak pergi meninggalkan ruangan Dmitri menghentikan langkahnya saat sang ketua ZETTA memanggil namanya.
"Apa ada lagi yang Anda butuhkan, Ketua?"
"Ya! Dan kali ini, kau harus turun langsung bertemu dengan kelinci manis kita," seringai Dmitri melempar sebuah amplop coklat.
Berdine melihat isi map tersebut dan sebuah kartu identitas, foto, serta sebuah kunci mobil ada di dalam amplop tersebut.
"Ketua, ini ...."
"Jadilah seperti musuhmu jika kau ingin tahu karakter dan kepribadiannya. Dengan begitu, kau akan mudah menangkapnya."
Berdine mengangguk mengerti dan meninggalkan ruangan Dmitri.
"Janied, aku punya tugas untukmu! Datang dan temui Alberta, sekarang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Liar Sang Mafia
AcciónWARNING : 21++ (BACAAN DEWASA, AREA PENUH KEKERASAN DAN TAK PATUT DITIRU!!!) HARAP BIJAK SEBELUM MEMBACA!!!!!! NO PLAGIARISME!!! TULISAN INI ADALAH MURNI MILIK ALEXA ANENDRA Arnius Nagendra, pria dengan masa lalu kelam yang kini kembali menuntut...