Sirene polisi yang saling bertautan di depan kelab malam prestis milik Janied membuat para pengunjung heboh dan panik. Cleon yang menjadi pengacara sekaligus juru bicara Janied segera menemui para polisi yang ternyata Regen dan Norman ikut dalam rombongan tersebut.
Dengan tatapan mata tajam namun senyum ramah, Cleon menundukkan kepala memberi hormat ketika berhadapan dengan Regen dan Norman, saat tiba-tiba salah seorang anak buah Regen mengenali Cleon, "Halo, Tuan Pengacara," sapa anak buah Regen sambil tersenyum.
"Kau mengenalnya?" tanya Regen terkejut.
"Ya, Komandan. Beliau adalah Tuan Cleon, pengacara dari ketiga orang yang terlibat dalam penyerangan putri Anda," jelasnya.
Sontak, darah panas Regen bak lava yang meledak dari gunung api. Laki-laki itu langsung menarik kerah kemeja yang dikenakan Cleon dan mendelikkan matanya!
"Mana mereka?! Di mana ketiga anjing jalanan itu berada, HAH!" pekik Cleon.
"Regen, jaga emosimu!" Norman berusaha melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah kemeja Cleon.
"Siapa yang Anda maksud, Komandan Regen? Klienku?" Cleon dengan santai dan sembari menyunggingkan senyumnya, melihat dengan tatapan seolah ingin mengolok pria tersebut.
"Regen, lepaskan!" perintah Norman.
Regen menyipitkan matanya dan salah seorang anak buahnya yang lain memberitahukan dia jika ada mayat dalam sebuah ruangan di tempat itu. Dengan cepat rombongan polisi itu pun bergerak dan melihat dengan mata terbelalak!
"Apa-apaan ini!?" Norman mendelik saat melihat seorang wanita dengan darah mengalir segar dari nadi sebelah kanannya dan mata terbuka mengarah ke pintu terbujur kaku serta seorang pria yang ada di dekatnya dan memegang botol yang telah dipecahkan sebelumnya.
Regen memperhatikan Cleon yang tampak tenang, sementara Norman masuk ke ruangan tersebut dan melihat dengan saksama dua orang yang berada di tempat kejadian perkara. Tak lama, Regen pun masuk dan melihat sekeliling ruangan itu, tak ada CCTV! Atau memang sengaja tak dipasang CCTV di ruangan ini? Regen kemudian mendekati Cleon dan berkata, "Apa semua ruangan ini tak ada CCTV?"
"Ya, karena kami sangat menjaga privasi klien kami, Komandan," ucap Cleon santai.
Sial! Sepertinya bukan menjaga privasi tapi memang disengaja!
Beberapa jam setelah penyelidikan, Norman dan Regen meninggalkan kelab malam tersebut, Cleon, selaku perwakilan yang mengurus tempat tersebut mendapat beberapa pertanyaan namun tak cukup membuat keduanya puas. Tak ingin salah langkah dan berasumsi macam-macam, kedua pria paling berpengaruh di kepolisian itu meninggalkan kelab malam milik Janied. Selang beberapa langkah dari pintu keluar, Regen menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya melihat bangunan yang mewah dan eksklusif itu.
"Ada apa?" tanya Norman melihat sedikit curiga.
"Apa kau tak merasa ada yang aneh?" Regen mengernyitkan keningnya.
"Apa?" tanya Norman.
"Anak buahku bilang pria yang bernama Cleon itu adalah pengacara bukan? Tapi kenapa seorang pengacara juga merangkap sebagai juru bicara tempat hiburan malam? Sebenarnya, siapa pemilik kelab malam ini? Kenapa begitu penuh misteri?" ucapnya.
"Yah, memang aneh. Aku juga baru tahu ada tipikal pengacara seperti itu, dan gelagat pria itu memang sangat mencurigakan. Sebaiknya, kita periksa CCTV dan pastikan siapa dia sebenarnya."
Regen dan Norman kembali ke markas, sedang sebuah sedan mewah yang tak jauh terparkir di kelab malam tersebut mulai menyalakan mesinnya dan berhenti di depan pintu masuk kelab yang bernama JADIDAS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Liar Sang Mafia
AcciónWARNING : 21++ (BACAAN DEWASA, AREA PENUH KEKERASAN DAN TAK PATUT DITIRU!!!) HARAP BIJAK SEBELUM MEMBACA!!!!!! NO PLAGIARISME!!! TULISAN INI ADALAH MURNI MILIK ALEXA ANENDRA Arnius Nagendra, pria dengan masa lalu kelam yang kini kembali menuntut...