03.REALITY

2.4K 310 38
                                    

JENNIE POV

Jisoo unnie dan Chaeyoung bersama perawat sedang mengobati luka diwajah dan perutku. Perawat mengatakan bahwa aku memiliki luka di lengan atas karena pelintiran dan pukulan dari squad Jungkook.

"Ayo pergi! Kita akan menemani mu di rumahmu" kata Jisoo unnie sambil memegang tangan ku. Chaeng segera berlari ke sisi ku yang lain tapi aku menghentikan nya dan tersenyum pada mereka.

"Chaeng, Jisoonie aku baik-baik saja, sungguh" kataku menyakinkan mereka, Jisoonie menggeleng dan memelototi ku.

"Aku tidak akan membiarkan mu pulang ke rumah sendirian Jen, kamu terluka dan kamu akan naik taksi, itu tidak mudah, kamu tidak bisa menangani dirimu sendiri" kata Jisoonie tegas sambil melingkarkan lengannya padaku. Aku menghela nafas pada mereka dan mengangguk kan kepalaku sebelum membiarkan mereka membantu ku keluar dari klinik dan juga dari universitas.

Sambil berjalan pincang dengan bantuan kedua sahabatku, aku melihat seseorang yang sudah mengisi ruang di hatiku selama kurang lebih 2 tahun sedang berjalan dengan cantik, dia mengenakan gaun bermotif bunga matahari putih dan heels hitam. Aish! Ini dia datang lagi! Kupu-kupu di perutku.

"Kenapa kamu berhenti?" Chaeng bertanya. Aku tersenyum pada mereka lalu menunjuk ke arah Lalisa Manoban, Queen bee kampus YGU.

"O~" mulut Jisoonie membentuk huruf 'O' dan menyeringai padaku. Tapi saat aku melihat ke arah Chaeng dia hanya menghela nafas dan tersenyum sedih padaku.

"Jen, kenapa kamu menyukai nya? Bangun Jen! Dia adalah Queen bee kampus sedangkan kamu hanya kutu buku, squad nya bahkan pengganggu kita! Jen.. please jangan sakiti dirimu sendiri" kata Chaeng cemas saat kami duduk di salah satu kursi terdekat di sisi jalan.

"Chae, aku tidak berencana untuk menyatakan perasaan ku padanya oke? Kau tau, tidak mungkin baginya untuk menyukai seseorang seperti ku. Siapa yang menyukai nerd, kutu buku dan jelek sepertiku?? Tidak ada, sedangkan dia, cantik dan semua orang menyukai--"

"Dan jalang!" Jisoonie menambahkan dan menggelengkan kepalanya, aku hendak protes tapi Jisoonie melanjutkan perkataannya,

"Jen, jangan berani nya kamu protes hanya karena kamu menyukai nya, ini tidak, tidak, tidak! Semua orang dan kamu tau bahwa tim cheerleaders dan Queen bee itu adalah wanita jalang di kampus kita, mereka tidak peduli kepada siapapun kecuali dirinya sendiri, dia mencintai hanya untuk menggertak orang dan jangan lupa kalau dia juga pengganggu mu, dia wanita yang tidak berperasaan Jen dan aku mengulangi pertanyaan ku, kenapa kamu menyukai nya?" Kata Jisoonie. Aku menghela nafas dan memaksa senyum sebelum berkata,

"Aku sendiri juga tidak tau alasan nya, suatu hari aku bangun kemudian aku menyadari bahwa aku ingin melihatnya setiap hari dan hari ku tidak lengkap jika belum melihatnya bahkan tidak apa-apa bagiku jika dia menyakitiku secara fisik. Aku tidak tau! Aku juga tidak tau oke?" Kataku dan menatap sekali lagi pada Lisa yang sekarang sedang berbicara dengan teman-teman nya tanpa Irene.

"Ada begitu banyak gadis diluar sana, tujuh miliar orang Jennie, tapi kamu jatuh cinta pada seseorang--"

"Yang bukan milikku? Aku tau, aku sendiri sudah tau itu! Bahkan setengah juta gadis diluar sana mereka tidak mungkin menyukai ku, seorang nerd, gadis jelek yang gemuk, penuh jerawat bahkan memiliki penis!!" kataku terus terang membuat mereka tertawa di akhir kalimatku.

"Jennie, tolong jangan buat dirimu merasa rendah diri, percaya diri oke? Suatu hari mereka akan memakan omongan yang mereka katakan padamu, percayalah kamu akan menjadi model, dancer, dan disukai semua orang, aku membayangkan diriku salah satunya" kata Chaeng sambil tertawa pelan. Aku menertawakan nya dan mengangguk kan kepalaku.

Aku mengalihkan pandanganku ke orang yang sangat aku sukai dan dia melihatku, aku melebarkan mataku dan segera membuang muka sebelum dia bisa melihatku, ya Tuhan..aku merasa wajahku memerah.

"Jen?Chae?Jisoo?" Aku tersadar dari lamunanku ketika mendengar suara familiar itu. Aku mendongak dan melihat Irene tersenyum pada kami. Dia dengan cepat mendudukkan dirinya di samping ku dan menghadapku sambil memberiku buah.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya nya sambil tersenyum. Aku mengerutkan alisku dengan bingung sebelum melihat ke tempat Lisa berada, tapi aku tidak melihat siapapun, mereka mungkin sudah pergi.

"Aku baik-baik saja" kataku dan membalas senyumannya. Chae dan Jisoonie pura-pura batuk dengan sinis sebelum berdiri.

"Yah! Kalian mau kemana?" Aku tergagap dan meraih lengan mereka tapi mereka dengan cepat menghindar sambil tersenyum padaku.

"Ah..kita ingin beli es krim, byee~" mereka berkata lalu melambaikan tangan padaku dan berlari ke sebrang jalan. Aku mendesah kesal, menggelengkan kepalaku. Apa-apaan mereka meninggalkan ku bersama Irene! Dia teman Lisa.

"Jangan khawatir aku tidak akan menggigit, aku juga bukan Lisa, atau Nayeon atau Tzuyu jadi tidak perlu takut, aku baik" katanya membuatku menatapnya. Aku tersenyum ringan padanya kemudian menatap buah di tangan ku.

"Makanlah, itu sehat dan aku ingin meminta maaf atas perlakuan pacarku, maafkan aku" ucapnya dan menepuk punggung ku dengan lembut.

"T-tidak apa-apa, ini bukan salahmu jadi tidak perlu meminta maaf padaku" kataku terbata bata membuatnya tertawa.

"Jangan khawatir, aku tidak menggertak mu atau menyakiti mu secara fisik, aku hanya ingin berteman denganmu" perkataan nya membuatku mengernyitkan dahiku, bingung.

"Dengan gadis kutu buku, nerd, dan jelek sepertiku?!" Kataku, dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Jen, lalu kenapa jika kamu adalah gadis kutu buku, nerd, dan jelek? Kamu masih manusia dan semua orang harus menghormati mu, karena kamu juga menghormati mereka, aku tidak mengerti kenapa mereka terus menggertak mu" katanya dan mengeluarkan burger dari dalam tas nya.

"Benar" kataku setuju dengan ucapan nya membuat dia tersenyum. Aku membalas senyum nya, kemudian mengambil sepotong apel dan memasukan nya ke dalam mulutku, menikmati nya.








-to be continued-

mowrningggg guys have a good day~

FROM NERDY TO DADDY - JENLISA [G!P]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang