JENNIE POV
Setelah semua hinaan dan kata-kata kotor yang mereka lemparkan padaku, aku berdiri dan langsung bergegas pergi ke kelas selanjutnya. Jisoonie dan Chae pasti sudah ada disana.
Sambil berjalan, aku bertanya-tanya, kenapa mereka harus menghinaku sampai seperti itu? Apa aku melakukan sesuatu yang salah dan mereka ingin aku membayar nya dengan penghinaan seperti ini?
Kadang aku perfikir aku tidak ingin tinggal disini. Aku ingin mati, aku hanya ingin mati. Aku lelah..aku ingin beristirahat. Hampir setiap hari mereka selalu mempermalukan ku didepan semua orang, hari-hari mereka tidak lengkap jika tidak membully atau menghajar ku.Apa kesalahan yang telah aku perbuat? Apa yang telah aku lakukan hingga mereka merasa jijik padaku? Apa karena aku gendut? Aku jelek? Karena aku punya jerawat? Aku tidak kaya seperti mereka? Atau karena aku adalah diriku, sehingga mereka tidak ingin aku menjadi diriku, aku tidak tau lagi.
"Jennie Kim apa yang sedang kamu lakukan disini? Ini sudah waktunya kelasmu, apa kamu baik-baik saja?" Aku melirik dan tersenyum pada profesor.
"Aku baik-baik saja Prof, aku hanya tersesat karena tema baru kampus kita. Terima kasih sudah mengingatkan ku" kataku lalu membungkuk padanya sebelum pergi. Aku menghela nafas dan menggelengkan kepalaku, menghapus air mata yang tumpah di pipiku. Aku harus berjuang, setidak nya untuk diriku sendiri.
Ketika aku sudah sampai di kelas, aku mengetuk pintu sebelum membuka nya dan menundukkan kepala, "Maaf aku terlambat" kataku dan menegak kan tubuhku.
"Tidak apa-apa Jennie, saya baru saja akan mulai, kamu boleh duduk sekarang agar bisa memulai pembelajaran" Profesor Sains ku berkata dan sekali lagi aku membungkuk lalu mendudukkan diri di bangku samping Jisoonie dan Chae.
Pandanganku memang ke papan tulis tapi pikiran ku melayang entah kemana, sampai Jisoonie menyenggol ku dan menggeser kertas di atas mejaku.
Biar ku tebak, Lisa?
Aku meliriknya dan tersenyum ringan sebelum mengambil penaku dan menulis jawaban di kertas tadi.
Itu benar, squad Lisa dan squad Jungkook kan?
Aku menulis dan menggesernya ke meja Jisoonie, dia membacanya laku melirik ku sebentar dan menghela nafas.
Benar,Kapan mereka akan berhenti? Aku harap mereka segera mendapatkan karma
Begitulah isi balasan Jisoonie, aku tertawa pelan dan menganggukkan kepalaku.
Mereka akan mendapatkan nya, aku berjanji padamu, Chaeng, diriku sendiri, dan Irene bahwa aku akan menjadi dancer terkenal, semua gadis akan menjadi gila karena ku
Aku membalas pesan nya lalu menggeser ke meja nya lagi. Jisoonie membacanya dan tertawa ringan lalu memberikan kertas nya padaku lagi.
Yahhh, Irene ya? Perasaan mu pada Lisa sudah berubah atau hilang?
Jawaban Jisoonie membuat mataku melebar dan tanpa sadar mengumpat.
"Nona Kim, apa ada masalah disana?" Profesor bertanya dengan lembut padaku sambil mengangkat sebelah alisnya. Aku berdiri dan membungkuk pada nya.
"Maafkan aku prof, Jisoo unnie hanya sedikit membuat ku takut" jawab ku gugup.
"pftttt, babi berisik!" Kata salah satu gadis di kelas.
"Park! Tutup mulutmu" teriak Profesor dan gadis itu hanya tertawa. Aku melirik Jisoonie sambil mengangkat bahu ku.
Sekali lagi! Aku mengingatkan diriku sendiri. Jadilah kuat!!! Go!!!! Go!!!!
••••
Ini sudah waktunya makan siang dan aku berjalan ke tempat rahasiaku dimana tidak ada orang lain selain aku. Dimana aku bisa damai, tanpa orang lain menghakimi dan menghinaku. Disana aku bisa menjadi diriku sendiri. Aku bisa percaya diri dan aku bisa menjadi cantik, meskipun seharusnya tampan juga.
Aku duduk di bangku bawah pohon dan membuka kotak makan siangku. Aku mengambil sandwich ku dan memakan nya dengan senang hati. Aku suka makan, ku pikir alasan aku gemuk karena makan, tapi itu membuatku bahagia. Jadi aku hanya perlu membuat diriku bahagia bukan untuk menyenangkan orang lain. Benar?
"Boleh aku minta?"
"Aaaa!!!...eommaaaa!" Aku berteriak sambil memegang dadaku. Aku melirik ke kanan dan melihat Irene tersenyum manis padaku sambil menunjuk sandwich di kotak makan siangku.
"Kau mengagetkan ku!" Aku berteriak dan menghela nafas dan membenarkan posisi duduk ku.
"Kau lucu saat kaget" katanya membuatku berhenti makan dan melirik nya.
"Serius? Itu benar, babi kecil yang lucu atau babi peppa untuk anak-anak" kataku mengoreksi nya. Dia tertawa dan mengambil sandwich di tanganku.
"Lisa bertanya padaku dimana kamu" katanya sambil menggigit sandwich yang sudah ku makan, au mengerutkan alisku.
"Dan kamu mengikuti ku ke sini untuk melaporkan padanya" kataku mengambil sandwich lagi.
"Tidak! Aku tidak, aku tidak seburuk itu, bukan karena aku salah satu squad Lisa, aku juga seperti dia, aku bukan salah satu orang jahat itu. ingkatkan dirimu tentang ini" ucapnya.
"Kalau begitu terimakasih, dan Irene?"
"Ya?"
"Aku tau apa yang akan kamu laporkan padanya nanti" kataku memberikan senyuman bangga seperti yang ku berikan pada Jisoonie sebelumnya.
"Oh? Oke, apa itu? Aku punya firasat buruk disini" katanya tertawa sambil melanjutkan makan nya.
"Tapi berjanjilah padaku dulu bahwa kamu tidak akan menertawakan apapun yang aku katakan dan kamu akan melaporkan kepada Lisa tanpa menyebut nama ku, kamu tau kan dia sangat membenciku" kataku melirik nya. Dia menganggukkan kepala dan mengangkat tangan kanan nya main-main.
"Oke, aku janji, sekarang katakan semua sebelum aku pergi, aku harus pergi menemui Jimin. Aku datang ke sini hanya untuk memeriksamu" katanya sebelum aku mengangguk dan menghela nafas kasar.
"Tolong katakan ini padanya, katakan padanya bahwa aku sangat mencintai nya, aku sudah jatuh cinta padanya, aku mencintainya sampai-sampai membiarkan dia menyakitiku secara mental dan fisik, aku mencintai nya bahkan kekurangan nya juga, katakan itu padanya, aku akan memastikan dia aman meskipun dia sudah menyakitiku ratusan kali.." kataku. Irene menatapku dengan begitu dalam dan dia mengangguk.
"Aku punya satu pertanyaan Jen, boleh aku bertanya?" Dia bertanya dengan serius, aku mengangguk.
"Apa ada kemungkinan kamu akan percaya diri? Bahwa dalam waktu dekat kamu sudah bisa memperjuangkan dirimu sendiri? Karena, Jennie saat kamu mencium sepatu Lisa, aku sangat sangat ingin menamparnya dengan sangat keras.." katanya, aku tersenyum dan menepuk kepalanya pelan.
"Mungkin..cepat atau lambat aku bisa percaya diri, suatu hari nanti...aku janji.."
Suatu hari nanti mereka akan menyesali setiap kata yang mereka keluarkan dan aku akan memastikan itu....
-to be continued-

KAMU SEDANG MEMBACA
FROM NERDY TO DADDY - JENLISA [G!P]✓
Fiksi Penggemar[JENTOP] Jennie Ruby Jane Kim/Jennie Kim adalah gadis kutu buku dan terlihat buruk di Universitas nya. Dia hanya memiliki 2 teman yang 'Nerd' seperti dirinya. Sebenarnya dia adalah gadis yang cerdas dan menawan terlepas dari 'kespesialan' nya, teta...