Masih Flashback, kawan
Setelah mengirim chat itu, Jeongyeon bergegas menuju kediaman Myoui untuk bertemu orang tua Mina. Sesampainya disana, Eomma Mina langsung memeluknya. Ya, mereka tahu rencana Jeongyeon yang akan melamar Mina dan juga masalah yang sedang dihadapi Jeongyeon dan putri mereka sekarang. Eomma dan appa Mina juga sudah mencoba membujuk Mina untuk menurunkan egonya sedikit dan mencoba mendengarkan penjelasan Jeongyeon, namun memang dasarnya Mina si bungsu yang keras kepala tidak mau menuruti saran orang tuanya itu.
Mereka berjalan menuju ruang tamu dan Jeongyeon langsung membuka percakapan.
"Eomma, appa, maaf saya hanya bisa membuat putri kesayangan kalian bersedih pada akhirnya. Kehadiran saya disini untuk mengatakan bahwa, saya akan mengikuti keinginan Mina untuk berpisah. Dia... dia benar-benar ingin berpisah dan memilih tidak melanjutkan hubungan ini. Sekali lagi saya minta maaf. Appa, eomma, maaf tidak bisa menjadi menantumu." Ucap Jeongyeon yang berusaha penuh untuk menahan air matanya. Lalu ia berdiri dan membungkuk dihadapan orang tua Mina.
"Maafkan Mina, Jeong. Appa dan eomma sudah berusaha, namun entah kenapa dia bersikeras tidak mau mendengarkan kami. Kami hanya bisa berharap yang terbaik untuk kalian. Namun, kami akan tetap coba membantumu ya, nak." Ucap appa Mina.
"Tidak apa-apa appa, saya akan mencoba untuk menerimanya. Memang sangat sulit dan berat. Mungkin saya terkesan bodoh karena menyerah dan tidak mau memperjuangkan hubungan saya dengan Mina, namun saya hanya ingin agar Mina bahagia. Jika ini jalan untuk mencapai kebahagiaan Mina, maka biarlah terjadi seperti apa yang Mina inginkan." Jawab Jeongyeon dengan berusaha tersenyum di depan mantan calon mertuanya itu.
Setelah pembahasan itu selesai, mereka melanjutkan dengan makan malam bersama. Awalnya Jeongyeon ingin menolak, namun dia berpikir bahwa mungkin saja ini terakhir kalinya ia makan bersama mantan calon mertuanya itu dan tentu juga karena eomma Mina bersikeras agar Jeongyeon mau tinggal dan makan malam bersama.
Jeongyeon pamit kepada eomma dan appa Mina.
"A--ahjussi, ahjumma, hmm.. tidak apa kan sekarang saya memanggil kalian seperti itu? Saya merasa tidak pantas jika tetap memanggil kalian appa dan eomma. Ah, terima kasih makan malamnya, saya akan merindukan masakan eomma." Ucap Jeongyeon sambil tersenyum.
"Kalau begitu, saya pamit dulu. Terima kasih selama ini sudah menerima kehadiran saya. Saya sangat menyayangi kalian, sungguh. Permisi." lanjut Jeongyeon sambil membungkukan dirinya, lalu memeluk appa dan eomma Mina.
Jeongyeon benar-benar berusaha menahan air matanya. Eomma Mina terlihat menangis terisak kecil melepas kepergian Jeongyeon dari rumahnya. Eomma Mina sangat menyayangi Jeongyeon, apalagi sejak kakak Mina harus menetap jauh di USA, Jeongyeonlah yang menjadi sosok anak laki-laki keluarga Myoui. Jeongyeon kerap menemani appa Mina bermain golf, membantu eomma Mina memperindah pekarangan rumah Myoui, dan banyak hal lainnya. Jeongyeon benar-benar sosok menantu idaman bagi keluarga Myoui. Jeongyeon bergegas menuju mobilnya lalu melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah keluarga Myoui.
Tidak lama dari kepergian Jeongyeon, mobil taksi yang Mina tumpangi tiba dikediaman orang tuanya. Sekilas dia melihat mobil yang seperti milik Jeongyeon keluar dari pekarangan rumahnya melalui spion mobilnya.
Mina POV
"Okasan, otousan, aku pulang." Sapaku kepada orang tuaku yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Okasan habis menangis? Ada apa okasan?" aku bertanya dengan bingung sambil melirik ke otousan meminta jawaban dan bergegas duduk di sebelah okasan.
"Tadi Jeongyeon kesini" jawab otousan.
Benar berarti yang ku lihat tadi adalah mobil Jeongyeon.
"Untuk apa dia kemari?" tanyaku kepada otousan. Jujur aku malas mendengar namanya, namun aku sangat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Songs || JEONGMI || Mina Jeongyeon || END
FanfictionKumpulan cerita pendek JeongMi. Terinspirasi dari beberapa lagu favorit yang saya rasa cocok untuk mereka. Btw, Maaf kalau interpretasi lagu kedalam ceritanya berbeda dengan kalian, ya. Maaf juga kalau ceritanya umum/biasa saja/mirip cerita diluar s...