Para tamu undangan bergegas menuju area panggung karena MC telah membuka acara. Mina melihat Jeongyeon, Momo, dan keluarga besarnya berdiri di sisi panggung. Hatinya sungguh merasakan sakit melihat semua itu.
"Selamat datang para hadirin sekalian, hari ini kita akan menjadi saksi pengikatan antara dua anak manusia yang akan segera melaksanakan pernikahan mereka 2 minggu lagi. Mari kita berdoa agar acara hari ini dapat berjalan dengan lancar." ucap MC. "Saya persilahkan Tuan Yoo Jeongyeon selaku pihak pria yang akan memberikan beberapa patah kata."
"Selamat sore semua, terima kasih telah hadir di acara pertunangan saya hari ini." ucap Jeongyeon. Hati Mina tidak kuat mendengar tutur kata Jeongyeon barusan, kemudian ia pamit dengan orang tuanya untuk ke toilet, namun orang tuanya menahan Mina karena mereka ingin Mina bisa tegar menghadapi semuanya, khususnya Jeongyeon. Dengan begitu Mina dapat melawan depresinya.
"Hari ini, saya akan mengikat diri saya dengan seorang wanita yang tidak pernah saya sangka, pada akhirnya ia akan terjebak hidup bersama dengan saya dan tentunya untuk selamanya." ucap Jeongyeon yang diiringi tawa para tamu undangan.
"Saya tahu, saya tidak sempurna. Namun cinta saya kepada wanita ini tidak perlu diragukan lagi, jika kamu ingin saya melompat dari helikopter, tentu saya tidak mau." tawa para tamu terdengar kembali mendengar ucapan Jeongyeon. Mina pun tersenyum kecil mendengar candaan Jeongyeon. Candaan-candaan garing yang selalu membuatnya tertawa dahulu. Dirinya semakin merindukan sosok Jeongyeon dalam hidupnya, namun sebentar lagi, semua hanya tinggal dalam kenangan saja.
Tiba-tiba Jeongyeon turun dari panggung dan berjalan menuju para tamu undangan dan berhenti pada satu sosok wanita.
Mina POVAku terkejut melihat Jeongyeon berjalan menuju ke arahku. Ku lihat dia berhenti dihadapanku. Aku bingung, namun jujur aku ingin sekali menariknya dan menciumnya, setidaknya untuk terakhir kalinya. Kulihat ia kembali mendekatkan dirinya. Ia meraih dan menggenggam tangan kananku, kemudian berlutut dengan 1 kakinya. Aku terkejut hingga menutup mulutku dengan tanganku satunya, kurasakan mataku yang mulai buram penuh dengan air mata.
"Jeongyeonhh~..."
Jeongyeon POV"Mina, kamu tahu? Aku tidak pernah bisa mencintai orang lain selain dirimu. Maafkan aku dan semua yang telah terjadi antara kita. Mina, izinkan kita untuk saling memiliki selamanya. Izinkan aku mendampingimu dan hidup bersamamu. Hari ini adalah hari pertunangan kita, Mina. Aku dan keluargamu telah merencanakan ini semua. Maaf sudah membuat hatimu sakit dan air matamu jatuh tidak berhenti. Myoui Mina, menikahlah denganku!" ucapku padanya dengan penuh usaha agar suaraku tidak bergetar. Aku sungguh menahan rasa haruku dan air mataku. Aku sungguh-sungguh mencintainya dan tidak akan pernah ada yang lain untukku. Hanya Mina, Myoui Mina.
"Jeongyeon..." kulihat Mina menangis dan masih menutupi mulutnya. Kini aku telah berdiri dihadapannya. Ia menatapku dengan penuh air mata di wajahnya, kemudian ia memeluku dengan erat
"A-aku... aku mau menikah denganmu, menghabiskan semua waktuku denganmu Jeongyeon! A-Aku...hiks... Aku sangat mencintaimu!" ku peluk ia dengan erat. Ia masih menangis di dadaku.
-------------------------------------Akhirnya, Jeongyeon menarik Mina ke atas panggung dan mengumumkan acara pertunangan mereka. Kedua orang tua merea pun mendampingi mereka di atas panggun. Mina tersenyum ke arah orang tuanya yang juga membalas Mina dengan senyuman. Acara kemudian dilanjutkan secara khidmat. Saat ini, Jeongyeon dan Mina sedang duduk berdua agak jauh dari acara.
Jeongyeon POV
"Jeongyeon... aku tidak menyangka semua ini. Aku kira kamu akan bertunganan dengan Momo." ucap Mina yang sedang bersandar di dalam pelukanku.
"Hahaha... Aku cuma mencintaimu, Mina. Walaupun... sudahlah kita lupakan saja ya, hanya masa lalu." jawabku yang membuat Mina bangun menatapku.
"Ya, kita lupakan hal menyakitkan itu dan aku berjanji akan membuatmu bahagia Jeongyeon." ucap Mina sambil mengelus pipiku dengan lembut. Aku mengambil tangannya yang berada dipipiku lalu mengecupnya sangat lama.
"Ehemm.." suara Momo terdengar. Mina segera melepas pelukannya dari ku.
"Momo... Mo, aku–" ucap Mina terpotong oleh Momo.
"Mina, kau tidak lupakan kalau aku sepupu jauh Jeongyeon?! Astaga saat aku menyelamatiku akan bertunangan dengan Jeongyeon rasanya hatiku berdebar-debar takut Dahyun mendengarnya." ucap Momo. Mina terdiam dan matanya membesar karena ia baru ingat Momo dan aku adalah sepupu walaupun tidak ada ikatan darah karena paman dan bibi kami yang menikah.
"Sudah-sudah, aku harus mencari Dahyun, aku yakin dia masih sembunyi memakan kue coklat. Awas saja! Bye!" ucap Momo pamit padaku dan Mina.-------------------------------------
"Astaga aku malu Jeong! Bisa-bisanya aku lupa, padahal Momo sahabatku! Dan bisa-bisanya kau berterima kasih karena aku menyelamatimu!! " Mina menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jeongyeon sambil memukul-mukul pelan dada Jeongyeon. Jeongyeon hanya terkekeh melihat tingkah tunangannya itu.
"Aku hanya ingin mengerjaimu sedikit, Mina." Ku angkat wajah Mina dan mencubit kecil hidungnya lalu aku memegang kedua pipi Mina. " Aku sangat mencintaimu." Aku mencium lembut bibirnya singkat lalu kami tersenyum.
"Of all the ones that begged to stay, I'm still longing for you. Of all the ones that cried their way, I'm still waiting on you. Maybe we seek for something that we couldn't ever have. Maybe we choose the only love we know we won't accept."
.
.
.
.
.
.
. END
Sebenarnya ingin membuat ini Sad End. Tapi seperti yang saya tulis di deskripsi cerita. Selalu ingin Happy END. Saya bikin Happy END. HAHAHA.
Kalau suka Vote & Comment ya ges ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Songs || JEONGMI || Mina Jeongyeon || END
FanfictionKumpulan cerita pendek JeongMi. Terinspirasi dari beberapa lagu favorit yang saya rasa cocok untuk mereka. Btw, Maaf kalau interpretasi lagu kedalam ceritanya berbeda dengan kalian, ya. Maaf juga kalau ceritanya umum/biasa saja/mirip cerita diluar s...