Closure

291 30 35
                                    

Jeongyeon POV

Aku adalah seorang koki cukup terkenal di Korea dan aku sudah memiliki 11 cabang restoran di Korea dan Jepang. Hari ini aku akan memasak untuknya karena hari ini adalah anniversary kami yang ke 2 tahun. Aku akan menjemputnya dari tempat kerja dan membawanya ke salah restoran ku ini untuk melamarnya.

Aku bertemu dengannya saat sedang pembukaan restoran ke 4 ku di Jepang. Mina.. ia adalah salah satu influencer yang sedang naik daun saat itu. Sejak bertemu dengannya, aku intense menemuinya, bahkan aku rela terbang dari Korea ke Jepang setiap minggu hingga akhirnya kami berpacaran dan aku mengajaknya pindah ke Korea. Ia masuk ke agensi yang dimiliki Dahyun, adikku bersama dengan sahabatnya Momo. Singkat cerita Momo dan Dahyun berpacaran juga. Itulah kesamaan kami, sama-sama menyukai  produk Jepang. Hahaha...

Aku akan memberi kejutan untuknya hari ini. Aku sudah selesai menyiapkan semua masakanku dan kutinggal untuk bergegas menjemputnya. Ku bawa boneka pinguin yang ku pesan khusus untuknya. Boneka ini berisi rekaman suaraku untuk mengajaknya merayakan anniversary bersama. Saat di dalam mobil aku menelpon Dahyun untuk menanyakan jadwal Mina dan ia bilang bahwa Mina hari ini memiliki jadwal hingga sore hari di salah satu stasiun radio. Aku bergegas langsung menuju ke lokasi Mina berada.

-------------------------------------

Setelah Jeongyeon memberikan kunci mobilnya pada petugas valet, ia bergegas masuk. Ia dapat masuk dengan bebas ke stasiun radio itu karena tempat itu adalah milik sahabatnya, Wendy. Jeongyeon menanyakan dimana ruang tunggu Mina berada karena ia akan menunggunya disana. Setelah mendapat informasi, dengan senyum lebarnya ia bergegas menuju ruang tunggu Mina. Karyawan disana yang melihat Jeongyeon sangat terpana dan gemas karena sosok Jeongyeon yang tampan sedang membawa boneka pinguin di tangannya.

Saat sampai di lantai tempat ruang tunggu Mina berada, ia bergegas menuju ruangan itu dan membukanya. Namun, sayang apa yang dilihatnya begitu memilukan. Ia melihat kekasihnya itu sedang bercumbu dan hampir telanjang karena pakaian atasnya sudah berceceran hingga hanya tersisa dalaman saja. Jeongyeon terkejut, ia tidak pernah sekalipun menyentuh Mina. Bahkan sekarang mereka masih bercumbu tidak menyadari sosok Jeongyeon yang sedang teriris hatinya melihat perbuatan mereka.

Wendy sahabatnya melihat Jeongyeon berada di depan pintu ruang tunggu Mina dan berniat menghampirinya.

"HEI! Jeo– OH SHIT!!" ucap Wendy terpotong ketika melihat arah pandang Jeongyeon.

2 insan yang sedang bercumbu itu terkejut dan sontak menoleh kearah pintu. Mina terkejut melihat Jeongyeon yang sedang berdiri diam di sana memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedangkan Jeongyeon? Ia tersenyum kecil melihat raut wajah Mina. Ia berjalan menghampiri 2 orang itu.

"Lain kali sebaiknya dikunci atau lebih aman lagi jika melakukannya di hotel." ucap Jeongyeon tenang sambil menahan emosinya. Ia meletakan boneka pinguin yang ia bawa di lantai.

Dengan sigap Wendy menghalangi pandangan para karyawan yang lewat dan penasaran dengan apa yang terjadi dan menutup pintu tersebut. Sehingga sekarang hanya ada Jeongyeon, Wendy, Mina, dan 'selingkuhannya' Yugyeom.

Mina bangkit dari duduknya mencari pakaiannya dan dengan cepat memakainya.

"Jeong, aku–" Mina menghentikan ucapannya ketika melihat Jeongyeon mendekat. Tiba-tiba Mina merasakan sakit di dadanya ketika melihat senyum tipis dan cara pandang Jeongyeon padanya.

"Sstt.. happy anniversary 2 tahun, Myoui Mina. Hehehe... terima kasih atas kejutannya, aku menyukainya. Selama ini aku telah cukup menjagamu dan hari ini aku lepaskan dirimu untuk seseorang yang mungkin sangat kau cintai sekarang." Jeongyeon tersenyum pada Mina dan mengalihkan pandangannya pada Yugyeom.

Yugyeom menundukan kepalanya tidak berani melihat Jeongyeon. Yugyeom adalah salah satu bintang baru yang baru masuk di agensi Dahyun 4 bulan lalu.

-------------------------------------

Mina POV

"Sudah berapa lama kalian bersama?" tanyanya pada Yugyeom. Yugyeom hanya diam dan aku hanya bisa menatap nanar pada sosok Jeongyeon sekarang.

"JAWAB AKU!!!" teriaknya pada Yugyeom.

'Hei, Jeong, tenang lah." Wendy berusaha menenangkan Jeongyeon

"Du-dua minggu, hy-hyung." Jawab Yugyeom.

"Ah, begitukah. Pantas saja 2 minggu ini Mina selalu sibuk. Baiklah, semoga kalian bahagia." sakit, ketika ku dengar kalimat itu keluar dari mulutnya. Kemudian dia berbalik kembali menatapku.

"Malam ini akan aku kirimkan semua barangmu ke tempat Momo jadi kau tidak perlu repot untuk datang ke tempatku lagi, Myoui Mina." ucapnya tegas, ku rasakan air mataku jatuh di pipiku.

"Hei, jangan menangis. Seharusnya kau bahagia karena tidak ada halangan lagi untuk hubungan kalian berdua." Ucapnya seakan membunuhku secara perlahan. Ku lihat ia berbalik dan meninggalkanku.

Aku menatap Yugyeom, "Tolong jangan temui aku lagi. Semua ini kesalahan."

"Hahhh... tentu saja ini kesalahan. Sial... kalau begini bisa-bisa aku dikeluarkan dari agensi. Padahal aku mendekatimu agar bisa menaikan namaku. Ternyata sia-sia." ucap Yugyeom sambil mengambil barangnya dan beranjak pergi. Aku merasa marah dan semakin merasa bodoh. Bisa-bisanya aku terlena dengan tindakan-tindakan manis palsunya itu.

-------------------------------------

Mina segera beranjak, tak lupa mengambil boneka pinguin yang ditinggalkan Jeongyeon disana. Ia segera turun dari tangga darurat berniat menyusul Jeongyeon, namun sayang ketika ia sampai bawah Jeongyeon sudah beranjak pergi.

Disisi lain, Jeongyeon sambil berkendara menghubungi Dahyun dan menceritakan semuanya. Dahyun begitu marah dan menyesal telah merekrut orang seperti Yugyeom. Jeongyeon pergi ke daerah Gangnam untuk berkeliling menikmati street food. Ya, ia ingin semua ingatan di kepalanya hilang, maka ia memutuskan menikmati street food dari pada harus merenung karena tidak ada yang harus direnungkan lagi.

Puluhan misscall tidak digubris, baik dari Dahyun, Wendy, Momo, ataupun Mina. Hingga sekarang, saat ia sedang duduk disalah satu kursi di taman, ia mengangkat telfon dari Momo.

"Iya, halo, ada apa, Mo?"

"Oppa dimana sekarang? Dahyun sangat khawatir dan... Mi-mina juga berada di apartemen ku dan terus menangis mencari oppa."

"Hmm... aku sedang menjernihkan pikiranku, tenang saja aku tidak melakukan hal aneh. Hehehe... untuk apa dia menangis mencariku, katakan padanya tidak perlu menangis."

"Oppa... kau baik-baik saja kan? Ap-apa tidak mau kalian bicarakan?"

"Bicarakan apa lagi, Mo? Sudah di depan mataku dia melakukannya bahkan dia menikmatinya, Mo. Orang-orangku akan mengirim barangnya ke tempatmu, mungkin sebentar lagi sampai. Sudah dulu ya, Mo."

Jeongyeon mematikan telfon Momo dan sekali lagi berkeliling membeli beberapa makanan untuk ia makan dalam perjalanan pulang. Bukan pulang ke tempat tinggalnya bersama Mina namun ke rumah orang tuanya. Akhirnya, di mobil dan malam ini di tengah rintik hujan, Jeongyeon menikmati makanan yang ia beli tadi. Sampai akhirnya, tangisnya pecah. Rasa sakit yang ia tahan dari tadi meluap-luap. Ia pun terkekeh menertawai dirinya yang terlalu bodoh dan tidak bisa berhenti menangis.

"I give up trying and though I'll be sad. Lying's still lying and I'll settle with that. Bend it all you want, hide it all you can. I give up trying, I'm better off without you"

.

.

.

.

.

.

. END

Pernah tidak sih? Saking sakitnya, tidak bisa menangis tapi sekalinya menangis, menangis sampai tertawa, menertawai diri sendiri.

Kalau suka Vote & Comment ya ges ya.

Our Love Songs || JEONGMI || Mina Jeongyeon || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang