Mina POV
"Mina, ayo turun, acaranya segera di mulai." ucap orang tuaku menyadarkanku dari lamunanku.
"Ah, iya, ayo turun eomma appa." jawabku pada mereka
Kami berjalan menyusuri jalan setapak menuju lokasi pemberkatan pernikahan sepupuku, Nayeon. Hari ini ia akan menikah di tempat impianku dan dia waktu kami kecil.
Dulu waktu kecil, kami selalu mengimpikan bisa menikah, mengadakan pesta pemberkatan di Hawaii dengan pangeran tampan seperti di cerita-cerita dongeng dan ya, hari ini dia mewujudkan mimpinya, sedangkan aku belum, tidak tahu apakah akan terjadi atau tidak.
"Hei, Mina. Kau datang? Aku senang sekali kau bisa hadir. Kapan kau dan keluargamu tiba?" tanya Nayeon menyambut dan memelukku. Ia terlihat sangat cantik dengan gaun selutut warna biru langitnya. Ya, karena pernikahanya dipinggir laut dan Hawaii, maka dress code-nya semi formal. Seperti aku sekarang mengenakan mini dress motif bunga.
"Kemarin sore, eonnie. Bagaimana perasaan, eonnie? Kau terlihat cantik sekali." pujiku sambil melepas pelukanku padanya dan tersenyum.
"Ya, aku sangat-sangat bahagia karena bisa mewujudkan mimpi kecil kita, Mina. Tinggal dirimu saja sekarang, hahahaha."
"Nayeon, selamat sayang, semoga kau bahagia selalu ya." ucap eommaku sambil memeluk dan mencium pipi Nayeon.
"Pasti imo, aku sangat bahagia sekali." ungkap Nayeon.
Tidak lama kemudian, appa Nayeon eonnie memanggil Nayeon untuk bergegas, karena mempelai pria telah siap menanti di altar.
-------------------------------------
Mina dan keluarganya keluar menuju bangku yang telah tersedia. Tak lama kemudian, Nayeon bersama appanya berjalan pelan menuju altar. Mina mengalihkan pandangannya menuju sosok laki-laki yang berdiri di altar tersebut... Jeongyeon... Pria yang pernah mengisi hidupnya dulu.
Jeongyeon pernah melamar Mina, namun Mina menolaknya. Sejak itu Mina menghindar karena ia merasa belum siap dan masih ingin mengejar mimpinya menjadi penulis novel terkenal. Tidak lama dari itu, ia memutuskan hubungannya dengan Jeongyeon dan kemudian pindah tinggal di Jepang bersama orang tuanya. Akhirnya ia bisa mencapai mimpinya menjadi penulis novel. Suatu hari, ia tersadar jika ia sangat merindukan sosok Jeongyeon yang selalu ada mendukungnya.
2 tahun kemudian, akhirnya ia memutuskan kembali ke Korea. Ia bertekad untuk mencari dan menemui mantan kekasih yang ia tinggalkan itu untuk mengajaknya kembali bersama dan meminta maaf.
Namun takdir berkata lain, kesedihannya muncul ketika melihat Nayeon yang datang menjemputnya di bandara, datang bersama laki-laki tercintanya. Ia sedih karena melihat Jeongyeon merangkul Nayeon begitu erat. Ia memaksakan senyumnya melihat Nayeon yang menyambutnya dengan canggung.
"Mina, selamat datang kembali. Hmm. Mina... aku dan Jeongyeon, berpacaran sekarang. Maafkan aku Mina..." jelas Nayeon dengan sedikit menunduk dan takut-takut yang seketika membuat Mina tercekat dan otaknya membeku.
"Ah... be-begitu kah? Selamat ya, eonnie, aku senang mendengarnya. Kalian terlihat cocok. Sudah berapa lama kalian bersama?" tanya Mina berusaha terlihat tenang, menahan gejolak hatinya menerima kenyataan pahit itu.
"Kami sudah bersama 3 bulan, Mina. Dan aku telah melamar Nayeon minggu lalu, kami akan menikah 2 bulan lagi." jelas Jeongyeon dengan penuh senyum sambil merangkul Nayeon dari samping.
"Maaf mendadak, Mina. Kami sangat sibuk menyiapkan semuanya. Imo dan samchon juga sudah tahu, namun aku bilang pada mereka bahwa aku yang akan memberitahumu ketika kau sampai di Korea." jelas Nayeon.
"Hahaha, kenapa kau terlihat takut begitu, eonnie? Santai saja dan sekali lagi selamat atas pernikahan kalian." ucap Mina dengan senyum yang dipaksakan.
"Benarkah? Kalau begitu, kajja kita pulang. Jeongie, bawakan koper Mina ya? Jeongie, aku mau makan nasi goreng kimchi." ucap Nayeon sambil menunjukkan ekspresi manjanya pada Jeongyeon. Yang membuat hati Mina tersayat adalah panggilan sayang Nayeon untuk Jeongyeon, Jeongie. Seperti panggilannya dulu.
"Baiklah, aku akan membuatnya nanti dirumah. Ok bunny? Kajja." ucap Jeongyeon sambil mencubit kecil pipi Nayeon dan menyeret koper Mina menuju mobil.
Disepanjang jalan, pikiran Mina penuh dengan semua hal. Ia sedih sangat sedih menerima kenyataan ini, hatinya hancur. Sepupunya sendiri akan menikah dengan lelaki tercintanya. Semua terlambat, Mina terlambat 3 bulan. Mina hanya bisa menatap nanar pada dua orang yang duduk depannya. Jeongyeon menggenggam tangan kiri Nayeon dan meletakkanya di paha kanannya.
-------------------------------------
Mina POV
"Dan dengan ini, kalian telah resmi menjadi suami istri."
Aku mendengar pendeta telah mengucapkan kata-kata sakralnya, yang seharusnya untukku dan dirinya. Jika saja... jika saja aku tidak meninggalkannya dulu dan tidak egois... Seandainya saja bisa kembali ke saat itu...
"I had all and then most of you, some and now none of you. Take me back to the night we met. I don't know what I'm supposed to do, haunted by the ghost of you. Take me back to the night we met."
-------------------------------------
Flashback
"Mina, tidak apa jika kamu belum siap, sayang... Aku tetap masih bisa menunggu, sayang. Tapi jangan akhiri hubungan ini, aku tidak mau, aku mohon Mina." Ucap Jeongyeon pada Mina sambil menahan air matanya.
"Maaf, Jeong, aku harus kembali ke Jepang, dan aku rasa hubungan kita cukup sampai disini. Maaf. Selamat tinggal." ucap Mina meninggalkan Jeongyeon di taman dekat rumah Mina.
"Mina... Mina... MINA!!!" teriak Jeongyeon yang tidak dipedulikan lagi oleh Mina.
Flashback End
-------------------------------------
"Mina... Bangun Mina, Jeongyeon ada di bawah. Sebaiknya kalian segera selesaikan masalah kalian kemarin. Ia terlihat sedih sekali. Jangan sampai menyesal, Mina." Ucap Nayeon eonnie membangunkan Mina dari mimpi buruknya.
.
.
.
.
.
.
. END
HAHAHA... Cuma mimpi ges.
Kalau suka Vote & Comment ya ges ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Songs || JEONGMI || Mina Jeongyeon || END
FanfictionKumpulan cerita pendek JeongMi. Terinspirasi dari beberapa lagu favorit yang saya rasa cocok untuk mereka. Btw, Maaf kalau interpretasi lagu kedalam ceritanya berbeda dengan kalian, ya. Maaf juga kalau ceritanya umum/biasa saja/mirip cerita diluar s...