Kumpulan cerita pendek JeongMi.
Terinspirasi dari beberapa lagu favorit yang saya rasa cocok untuk mereka.
Btw, Maaf kalau interpretasi lagu kedalam ceritanya berbeda dengan kalian, ya.
Maaf juga kalau ceritanya umum/biasa saja/mirip cerita diluar s...
Aku yakin, aku telah merelakannya pergi. Ya, aku berusaha membohongi diriku. Aku yang telah membuangnya dari hidupku karena ketidakterimaanku dan egoisanku. Aku memilih lelaki lain, yang bahkan aku sungguh sesali keputusan itu dan ku segera akhiri hubunganku dengan lelaki itu. Lelaki itu bahkan tidak ada 10% baiknya dibanding dengan dirinya.
Aku ingat bagaimana aku benar-benar menolaknya mentah-mentah begitu saja. Hanya karena aku dan dirinya bersahabat dari kami kecil, aku merasa risih dan menolaknya yang menyatakan perasaan kepadaku. Bahkan ku keluarkan semua kata kasar yang bahkan tidak pernah ku sangka mengapa bisa diriku mengatakan kata-kata begitu menyakitkan pada dirinya.
Aku terus menolak menemuinya hingga suatu ketika ia berhenti. Ia menghilang entah kemana tanpa jejak. Keluarganya pun tidak ada yang mau menjawab semua pertanyaanku tentangnya. Para sahabat kami pun tidak pernah menyinggungkan dirinya. Sesakit itu kah? Haha... pertanyaan bodoh pada diriku sendiri. Siapa yang tidak sakit hati, Mina? Kau wanita terbodoh di dunia. Melepas, bahkan mendorong lelaki terbaik dalam hidupmu.
Menyesal sungguh sangat menyesal. Mengapa aku harus mendorongnya begitu 'kasar'. Apa yang salah pada diriku? Aku sendiri pun tidak tahu, yang jelas, sekarang aku sangat merindukannya. Aku tahu, mungkin sekarang ia telah menutup pintu hatinya, namun tidak salah bukan aku mengharap dirinya. Hatiku sakit sejak ia menghilang dari hidupku. Aku tahu ini mungkin terlambat, namun aku hanya ingin bilang maaf padanya dan mengatakan bahwa aku sangat amat mencintainya. Aku selalu yakin bahwa suatu hari aku akan bertemu dengannya dan hari itu pun datang... setelah 3 tahun lamanya.
-------------------------------------
Sebentar lagi aku akan tiba di kafe tempat kami berjanji bertemu. Ku lewati jalan yang dahulu sering kami lalui. Ku ingat bagaimana dirinya melindungiku, selalu menuntunku untuk berjalan di sisi dalam, memayungiku ketika hujan, memberikan jaketnya agar aku tidak kedinginan, semua kenangan indah berputar dalam ingatanku.
Aku melihat dirinya tersenyum sambil menengok melihatku. Ia mengenakan setelan jas, begitu tampan, aku ingat ia suka sekali memintanya mengenakan setelan jas karena ia terlihat tampan jika mengenakan setelan jas. Jeongeon banyak berubah, tampilan rapihnya serta potongan rambut-nya, membuatku terpana dan menatap dalam pada sosok dihadapanku ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Asli, saya edit beberapa foto Jeongyeon, kok kaya mirip Yook Sungjae sama Song Kang di beberapa foto. HAHAHA)
"Silahkan duduk, Mina." ucapnya yang memecah lamunanku, aku segera menduduki kursi dihadapannya.
"Apa kabarmu, Mina?" tanyanya pada ku.
"Aku baik. Kalau---"
"Langsung saja Mina... mengapa, Mina?" potongnya pada ucapanku. Ia menatap dalam kepadaku. Jujur aku terkejut, setelah sekian tahun tidak pernah berjumpa, tidakkah dirinya ingin tahu keadaanku, kabarku? Aku terlalu mengharap lebih. Aku tahu ia mengharapkan penjelasan dariku. Namun, aku tidak tahu harus berkata apa.
"Haahh.. baiklah Mina, tidak apa. Semua sudah berlalu. Lupakanlah, tidak perlu lagi kau menjawab dan menjelaskannya padaku." Ia beranjak dari tempat duduknya. "Jangan sampai tidak datang, Mina. Aku pamit." Hatiku seketika terasa terperas. Lidahku semakin kelu tidak mampu mengutarakan satu patah kata pun.
Aku hanya bisa terdiam menatap undangan yang ia letakkan tadi dihadapanku. Aku menatap pada undangan itu bergantian dengan sosok Jeongyeon yang telah mulai menghilang dari padanganku. Tak lama kemudian, air mataku yang ku tahan sekuat tenaga pun lolos. Hatiku terasa sesak. Sungguh sakit rasanya ketika aku yakin bahwa Jeongyeon akan mau mencoba kembali padaku. Mengapa tidak kau coba lagi, Jeong? Aku tak ingin menyerah, sungguh tidak ingin. Tapi haruskah? Tak bisakah aku egois sedikit saja, Tuhan??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I want you back yes I miss you. Though it hurts me. Though it hurts you. Why don't you just give it a try"