Halo, haii!!!❤️
Semoga minggunya baikk yaa...
Silakan tinggalkan vote, komen, dan krisarnya yaa🥰
Selamat membaca!!!
______________________
※ 04. Dia Meminta Maaf.
***
Matahari pagi telah terbit dan menyinarkan cahaya hangatnya pada semesta hari itu. Cerahnya cahaya pagi pun juga membuat mood seorang Athena kembali membaik. Meski perutnya masih terasa nyeri karena 'bulanan' nya. Namun dia masih bisa menyingkirkan perasaan itu. Tetapi satu hal yang membuat sarapan paginya tidak enak. Dendamnya terhadap Sheeka masih belum hilang.
Dan tidak akan sebelum cowok itu meminta maaf.
Athena tidak bisa langsung memaafkan cowok kurang ajar itu begitu saja. Setidaknya, Athena berharap, Sheeka membujuknya atau apapun itu untuk mampu membujuk hati Athena. Sungguh, Athena sangat kesal dan marah pula pada Sheeka sampai hari ini.
"Na, kenapa? Kok mukanya asam gitu? Ngelamun di meja makan itu enggak baik." tutur Gracia yang menatap putrinya itu. Tatapannya penuh perhatian, namun juga masih memiliki banyak ketegasan dan juga batas tersendiri.
Athena tersadar dari lamunannya dan segera menatap Gracia, lalu tersenyum kecil. "Nggak kok, aku nggak papa. Aku cuma ... mikirin soal rapat OSIS dan juga persoalan olimpiade. Aku kan sekertaris, harus nyiapin beberapa hal yang di butuhin ketua." pungkasnya sambil memotong pinggiran roti miliknya.
Gracia mengangguk dengan senyum tipis, lalu berdeham pelan. "Mama kira ... kamu mikirin Sheeka, karena kemarin dia langsung pulang dan enggak jenguk kamu lagi."
Perkataan Gracia membuat ketiga anaknya yang ada di meja makan pun menatapnya dengan sempurna. Membelalakan mata. Terlebih Athena yang dengan segera duduk tegak dan sesekali memperhatikan ekspresi Papanya. Karena, perkataan Gracia jelas menimbulkan perang antara dirinya dan sang Papa.
Arjen memutar mata malas dan hanya menampik tasnya, lalu berdiri sambil berkata, "Arjen berangkat. Males dengerin Mama ngomongin dia terus." setelah berkata demikian, dia pun segera berjalan menjauh dari meja makan, untuk kuliah.
Sedangkan yang terkecil dengan segera mengerutkan keningnya saat melihat Kakaknya yang tertua seperti begitu kesal. Lalu, pandangannya beralih ke arah Athena. Namun pandangan cemburu dalam diam, lalu akhirnya, dia berbicara, "Siapa Sheeka? Kenapa sampai bikin Abang kesal? Pacar lo?"
Athena dengan cepat merespons dengan menggeleng kuat dan cepat. "Bukan ...."
David, yang sedari tadi mendengarkan pun dengan segera berhenti melakukan aktifitas sarapannya. Dia perlahan menaruh sendok yang sebelumnya di pegang, lalu matanya melirik ke arah Athena dengan dingin. Pandangan itu jelas membuat Athena menunduk tidak berani menatap.
"Kamu punya pacar? Siapa Sheeka? Kenapa sampai bikin Mama berbicara seperti itu? Kemarin anak bernama Sheeka itu ke sini? Ngapain?" rentetan pertanyaan membuat Gracia mengangkat alisnya begitu selesai mendengar David berbicara. Sedangkan yang berbicara hanya menunggu jawaban cepat dari seorang Athena yang sedang diinterogasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHE [TAHAP REVISI]
Teen FictionTahap revisi[sebagian bab unpub] ~~~ "Kita berdua itu sama-sama hancur. Dan lo cocoknya cuma sama gue, yang sama hancurnya kayak elo. Inget dan tanam baik-baik. Elo punya gue, gue punya elo." *** Sebuah kisah aneh dari seorang Sheeka Raphaela yang...