22. Our Time.

37 5 10
                                    

Halo haii!!! ❤

Alangkah baiknya sudah meninggalkan jejak sebelum membaca!!! 💫🌻✨

Selamat membaca!!!

_________________________

※ 21. Our Time.

***

Pukul 07.23 malam, Sheeka sudah mengantarkan Athena sampai rumahnya dengan selamat. Angin malam yang berhembus menerpa wajah kedua insan Tuhan yang tengah menumbuhkan rasa masing-masing, membuat keduanya seakan lupa, kalau dunia bukan milik mereka sendiri.

Sheeka yang sejak tadi menatap wajah Athena, pun segera memutuskan kontak mata. Sheeka berdeham sejenak, lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi tabah dan datar yang biasa.

Athena dengan mata sembab, wajah memerah karena campuran malu dan tersipu, seketika tersenyum lebar bak anak kecil ketika melihat Sheeka memalingkan wajah, tetapi telinga cowok itu memerah.

"Masuk sana. Nanti setan yang tadi sore muncul lagi," Sheeka berkata tanpa memandang Athena.

Athena sontak tertawa kecil dengan suara yang agak berdengungnya. Dia menggeleng kecil saat melirik ke bahunya, hanya untuk melihat Arjen dengan wajah menahan emosinya. Athena kembali menatap Sheeka.

"Iya, makasih udah nemenin ya ... makasih udah ngajak gu––– aku jalan. Intinya, makasih Sheekayang," Athena berucap dengan sedikit mengangkat alisnya dan masih saja menyunggingkan senyuman.

Sheeka sedikit terkekeh pelan, lalu mencibir, "Maksud lo, gue kayang, gitu?"

"Nggak gitu," Athena kembali berkata sambil menurunkan senyumannya. Dia menghela sejenak, lalu menyunggingkan senyuman lagi, "Kalo gitu, aku masuk, ya?"

"Ya udah, sana."

"Ngusir?"

Sheeka mendengus kecil, lalu menatap Athena dengan wajah agak lelah, "Nggak. Masuk, biar nggak kena omel lagi. Gue pulang, lo hati-hati di rumah. Nanti gue telpon, harus angkat." tuturnya secara perlahan.

Athena tidak mampu lagi menyembunyikan senyuman manisnya. Dia kembali tersenyum lebar dan mengangguk, sambil melambai kecil. Sheeka hanya segera memasang helmnya dan menyalakan mesin motor. Tanpa sepatah kata, dia langsung pergi dari rumah Athena.

Athena segera berbalik badan dan berjalan masuk tidak menghiraukan Arjen yang tengah mengoceh tidak jelas. Arjen bahkan terus mengekori Athena sambil mengeluarkan ceramah ala dirinya pada sang Adik, bahkan sok mendramatisir segala yang diucapkannya.

"Gue ini sayang sama lo, Athena, sebagai adik tersayang gue. Makanya gue peringatin baik-baik,"

Athena seakan tuli, dia hanya membuka pintu kamar dan segera menutupnya, meninggalkan Arjen di luar kamar dengan wajah yang sudah jelas emosi.

Tok! To! Tok!

"Athena! Dengerin gue! Sheeka aja sampe ngatain gue setan, nggak baik berarti mulutnya, tuh orang! Na!!"

Athena jelas terkikik kecil saat mendengar suara Arjen dari balik pintu. Menurutnya terdengar begitu putus asa dan lelah. Tetapi Athena tidak menjawab, dan hanya berjalan menuju kasurnya untuk merebahkan badan yang terasa sangat lelah.

PSYCHE [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang