Perihal Rasa

1K 88 12
                                    

Happy reading!

Kedua mata indah itu terus-menerus mengerjap tidak percaya. Bahkan mulutnya juga menganga lebar. Pikiranya benar-benar sudah diluar dugaan. Ia memijit pelipisnya pelan sembari mengiris kecil. Bisa-bisanya ia baru tau hal itu, hal yang nampak biasa namun ternyata penuh bahaya. Kadang, satu kelengahan kita membuat musuh punya seribu cara untuk melumpuhkan.

"Berhentilah mencari perhatian orang-orang"

Satu kalimat menohok yang entah mengapa terdengar menyakitkan. Walaupun itu seperti sebuah nasihat, tapi rasanya berbeda.

"Apa kau merasa tidak cukup menarik?"

Lagi-lagi, pemuda itu melontarkan kata yang menyinggung perasaan gadis itu. Tidak, gadis itu tak pernah berfikir satu pun dari apa yang di maksudkan pemuda itu.

"Dayna tau Dayna salah, tapi kak Zefan gak usah ngomong gitu terus dong!" Ia mencoba membela diri karena terus saja dipojokan.

"Anak zaman sekarang, dinasihatin malah ngeyel"

Kesal. Gadis yang bernama Dayna itu kini merasa seperti itu. Tanpa berkata apapun lagi ia pun pergi dari ruang keluarganya. Padahal ia sedang menonton film seru di TV. Tapi zefan Terus menerus mengajaknya berdebat. Hal yang paling Dayna hindari dalam hidupnya. Lagi pula, berdebat dengan Zefan saat ini tidak baik untuk hatinya. Untuk kali ini, rasanya Dayna merasa hancur. Entah kenapa begitu. Yang pasti, setelah ia tahu bahwa kasus scandal disekolahnya adalah ulah seorang hacker. Dan akhir-akhir ini, Zefan terus saja bersikap seperti tidak biasanya.

Bukan sekali dua kali Zefan menyakiti Dayna. Pertama saat hari pertama Dayna sakit hari itu. Ia menjambak rambutnya kasar dan mendorong kepalanya hingga lebam dan terluka. Dan kemarin, Zefan tidak memberi ampun membangunkanya dengan seember air es dari kulkas. Apa dia pikir, Dayna sekuat baja?! Tahan panas dan dingin?! Dayna merasa tidak habis pikir.

"Dayna ngadem aja deh!"

Sesekali manusia normal pasti pernah merasakan fase dimana tidak ingin diganggu oleh siapapun. Ingin menyendiri dan berada ditempat sepi. Bukankah itu impian semua orang? Mungkin hanya untuk yang introvert.

Merasa lelah oleh keadaan juga bukanlah hal yang tidak wajar. Yang namanya manusia, pasti pernah sekali berada di fase itu. Itulah yang Dayna rasakan saat ini. Lelah tanpa sebab, dan benci dengan keadaan. Jikalau bisa, Dayna ingin sekali bisa kembali kedunianya. Dimana riuh kendaraan dipagi hari selalu membisingkan telinga, atau suara ciutan burung-burung diatas listrik. Dayna rindu suasana itu.

Ia berjalan menyusuri jalanan sepi yang biasanya digunakan untuk berjoging. Tak ada satu pun kendaraan berlalu lalang disana. Seolah dirancang khusus hanya untuk berjalan-jalan bagi penghuni perumahan itu. Ia pun menghentikan langkahnya ketika melihat hamparan danau luas didepannya. Sebelumnya, ia tak pernah tau ada danau disekitar rumahnya. Ada kursi juga disana. Tanpa pikir panjang, ia pun duduk dikursi itu dengan tenang.

Semilir angin meriuh lembut menghempas rambutnya. Ia menatap lurus kedepan melihat danau berwarna biru itu.

"DAYNA PENGEN PULANG! DAYNA BENCI TEMPAT INII!!"

Teriaknya dengan kuat. Beberapa bayangan muncul dikepalanya. Ia benar-benar merasa paling bego disini. Bisa-bisanya hanya karena sebuah akun tik tok Dayna hampir mati. Segitu benci kah mereka pada keluarganya? Apakah keluarganya pernah berbuat jahat pada banyak orang? Selama ini Dayna tak pernah tau latar belakang keluarga Zefan ini.

Jederrr!!!

Suara kilat menyahut keras. Dayna sempat terperanjat kaget lalu melihat keatas langit.

I Became a Mafia Family ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang