"Ayok ikut aku!"Tanpa berkata apapun lagi Zefan langsung menyeret tangan Dayna kasar. Padahal ia belum selesai sarapan.
"Eh kak! Itu sarapan Dayna belum abis!" Ia mencoba memegang mejanya karena ingin menghabiskan dulu sarapannya. Namun Zefan seperti tak menghiraukannya. Ia malah semakin menyeretnya kasar.
"Kak Zefan ih!" Dayna melototinya kesal. Sebenarnya ada apa dengan orang ini?! Pikirnya.
"Ikut aku, atau ku tembak kepalamu sekarang?" Ancamnya sembari menodongkan pistol kearahnya. Tentu saja Dayna terkejut bukan main. Kenapa Zefan marah? Apa dia melakukan sesuatu yang buruk?
Dayna pun overthinking. Ia terus berfikir sebenarnya kenapa dengan Zefan ini. Kenapa ia bersikap aneh juga?
"Cepat naik mobil!" Titahnya. Dayna pun hanya menurut walaupun ragu. Ia dibawa ke suatu tempat yang jauh dari pemukiman kota. Melaju dengan kecepatan tinggi dan masuk melewati lembah dan hutan yang rimbun. Hingga, tibalah ke tempat tujuan mereka.
"Turun sendiri. Jangan berharap aku akan membukakan pintu mobil untukmu" Ucapnya kemudian ia keluar dari mobil. Dayna sempet cengo mendengarnya. Apa maksudnya coba? Ia pun keluar.
"Kau ini lambat sekali!" Karena tak bisa menunggu lama Dayna yang terlihat takjub, ia malah menyeretnya kembali.
"Eh eh ini rumah siapa?! Kenapa Dayna diajak ketempat sepi?!" Tanyanya dengan sedikit waspada. Ada yang tidak beres dari Zefan.
"Untuk apa? Kau akan tau setelah berada didalam sana!"
"Hah?" Dayna lagi-lagi ngebug. Otaknya seperti motor mogok. Tak bisa berjalan lagi.
'Dibunuh? Disiksa? Dijual? Apa ya?!' Batinnya semakin merasa takut.
"Aku akan melakukan semua hal yang ada dipikiranmu!"
"Eh?!" Dayna terkejut. Wajahnya memucat.
"Dayna... Gak mikirin apa-apa, kok" Ucapnya dengan ragu.
"Kau pikir aku percaya?" Ledeknya yang membuat Dayna sedikit gemetaran. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Kenapa mendadak seperti ini?!
"Kak Zefan..." Panggilnya pelan ketika ia melihat Zefan menutup pintu rumahnya lalu menguncinya.
"Surprise!!! Kau diculik!" Ucapnya dengan wajah tersenyum lebar. Ia sedikit berjingkrak girang. Zefan bisa begitukah? Pikir Dayna tak percaya.
"Kau, tidak takut padaku, adik manisku?" Tanyanya sembari menghampirinya. Dayna tersenyum kikuk. Tak tau harus bereaksi seperti apa.
"Oh, Dayna diculik ya? Ahahahaha kak Zefan hebat!" Dayna sedikit menepuk-nepukan tangannya.
"Kau mengejekku? Oke baiklah! Mari kita hubungi si orang sombong itu!" Terlihat ia hendak menghubungi seseorang.
'Orang sombong? Siapa?!' Batin Dayna heran.
"Ehm, kok Dayna diculik ya? Kak Zefan aneh, kok nyulik Dayna, sih? Hehehe" Dayna semakin tak mengerti. Dan melihat tingkah laku Zefan, membuatnya tidak nyaman dan sedikit takut. Ia memang tersenyum, tapi senyumannya seperti penuh arti. Seakan ia telah memenangkan sesuatu.
"Hm?? Kau bertanya padaku?" Zefan menoleh dengan tatapan tajam dan senyum lebarnya. Membuat siapapun yang melihatnya pasti merinding.
"Tangan Dayna gak mau diiket kak?" Tanyanya dengan canggung.
"Ahahaha kau ingin aku meringkusmu agar kau tidak kabur? Hahaha aku lebih suka raut wajah bingungmu ketimbang takutmu! Itu menyenangkan hahaha!!" Ia tertawa terbahak-bahak membuat Dayna malah semakin terlihat bodoh. Bodoh?! Ya! Itu dia! Dia menyukai Dayna Yang terlihat bodoh ketimbang takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a Mafia Family ✅
FanfictionArea Transmigrasi Modern-Mafia Dayna Hermonio Agatha . Gadis malang yang harus meninggal dengan kasus ditutup atas nama kesalahan kekasihnya. Padahal, Dayna ditembak tepat pada kepalanya oleh kakaknya sendiri! Karena keluarga Dayna adalah salah satu...