Dhoom!

1.5K 100 1
                                    


Happy reading 💙

"Ngeong! Ngeong!"

"Untung kucingnya gak ketabrak ya, kak!" Seorang gadis mengusap lembut kepala kucing yang berada dipinggir jalan. Sudah tentu ia yang memindahkannya kesana karena hampir tertabrak mobil.

"Salah kucingnya sendiri, siapa suruh nyebrang gak hati-hati" Ketus pemuda yang tengah berdiri dan bersandar pada pohon besar dengan wajah tanpa dosa.

"Ih kak Zefan gak boleh gitu! Um boleh gak Dayna miara kucingnya? Lucu banget!" Pintanya dengan wajah dibuat imut.

"Gak! Gimana kalo kucing itu sebenarnya punya keluarga? Punya anak? Kamu mau ngerebut dia dari keluarganya?" Ujarnya santai dengan menyilangkan kedua tangan didada.

"Iya yah, yaudah! Yang penting kucingnya selamat! Yuk kak, lanjut pulang!" Ajaknya kemudian beranjak dari duduknya.

"Ayok kak! Ngapain diem?" Panggilnya ketika hendak membuka pintu mobil. Ia menyadari bahwa sang pemuda malah terus terdiam. Ia terlihat seperti sedang hawatir dan terus menatap sekelilingnya dengan was-was.

"Oke" Akhirnya ia pun memilih untuk mengikuti sang gadis daripada menjawab pertanyaannya.

"Kak Zefan kenapa? Kok kayak gak tenang gitu hidupnya?" Tanyanya cengo membuat sang pemuda gemas.

"Gapapa" Jawabnya singkat. Gadis itu hanya manggut-manggut saja karena tidak mau ambil pusing.

"Kak! Awas!"

Ckiiik!!

Hampir saja ia akan menabrak lagi, kali ini pedagang kaki lima yang tengah menyebrang.

"Uhk udah tau lampu merah masih aja terus jalan!" Teriak sang pedagang kaki lima marah.

"Maaf ya pak! Maaf banget!" Ujar sang gadis dengan hanya mengeluarkan kepala dijendela mobil.

"Okelah neng, lain kali hati-hati tuh sama pacarnya, bawa mobilnya jangan ugal-ugalan. Nanti bisa celaka!" Pesanya kemudian mendorong kembali gerobak dagangannya.

"Iya pak! Makasii!" Gadis itu pun kembali memasukan kepalanya dan menutup kaca jendela mobilnya. Lalu ia menatap sang pemuda penuh selidik. Ada apa denganya? Tidak seperti biasanya.

"Maaf, aku sedang... Yah..." Ia sedikit menahan diri untuk tidak terlalu peduli pada firasat buruknya. Tapi entah kenapa semakin ia memendamnya, semakin besar pula rasanya. Kenapa harus begitu? Bukankah hal-hal yang terkubur harusnya mudah terlupakan?

"Kak?" Netranya tak henti-henti menatapnya sendu. Apa semua ini karena ulahnya?

"Akan kubereskan semuanya! Aku janji! Aku akan melindungimu dari siapapun dan apapun itu!"

Sang gadis semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada kakaknya ini. Seolah semuanya akan berakhir?

"Makasih kak!" Gadis itu pun memeluknya erat. Ia tidak menyangka bahwa Zefan yang sekarang berbeda. Meskipun terlihat acuh, tapi dia sangat pedulian. Atau kadang terlihat dingin, padahal ia sangat hangat diwaktu yang bersamaan.

Drrttt

Drrttt

Suara getaran ponsel dari saku jaket Zefan. Lantas Dayna pun melepaskan pelukannya.

I Became a Mafia Family ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang