HAPPY READING 💙Malam ini, Dayna telah berhias dengan sangat rapi. Ia menyetujui ajakan Austin walaupun tadi siang ia sudah berusaha keras untuk menolaknya. Ibarat karet yang ditarik kuat, tetep aja bakalan ngerut lagi.
Flashback di mall
"Dayna, gue mau kita dinner malam ini!"
Dayna menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang dengan terkejut.
"Dinner?" Cengonya dengan panik.
"Kenapa? Gue bakalan nerima terima kasih lo dengan dinner malam ini juga!" Austin terlihat ngotot.
"Tapi, Dayna gak bisa kak! Dayna lagi..."
"Gue gak mau tau, jam 8 malam nanti gue bakalan jemput lo" Austin pun pergi begitu saja meninggalkan Dayna yang diam mematung.
"Dayna lagi hari pertama merah, sakit perutnya" Gumamnya sembari mengusap perutnya yang terasa melilit mules tidak jelas seperti moodnya saat itu.
Flashback off
Dayna menghela nafasnya pasrah mengingat kejadian tadi siang. Apa mungkin ini adalah awal dari proses kematiannya? Apakah Dayna yang baru takan bisa mengubah alur itu? Kedekatannya dengan Austin pasti akan memungkinkannya memendam perasaan padanya. Dayna tidak mau dirinya mati lagi. Ia ingin hidup tenang tanpa ada lika-liku kehidupan.
"Mbok, kak Zefan belum balik?" Tanyanya ketika ia keluar dari kamarnya dan melihat mbok Hanur yang tengah membereskan jendela rumahnya.
"Belum non, katanya pulangnya agak maleman! Mbok disuruh den Zefan buat jagain non Dayna"
"Um mbok, Dayna malem ini ada janji ama temen, gak bisa dibatalin, mbok jangan bilang-bilang kak Zefan ya! Please! Dayna janji pulangnya gak malem banget kok!" Dayna memohon karena pastinya tidak mudah baginya untuk bisa keluar rumah.
"Gak bisa non, nanti simbok kena marah den Zefan lagi, non buruan masuk kamar aja, nanti simbok bawain cemilan kesukaan non ya!" Mbok Hanur menuntunnya menuju kamar. Dayna hanya bisa diam. Ia berfikir lagi agar bisa keluar. Entah kenapa, rasanya Dayna seperti dikurung. Bukanya karena Dayna ingin bertemu dengan Austin, tapi ia merasa ada yang tidak beres dengan keluarganya ini.
'Kak Zefan pasti nyembuyiin sesuatu!'
Batinya dengan berfikir.
"Ya sudah, simbok tinggal sebentar dulu ya non, mau buatin non cemilan. Awas lho ya jangan kemana-mana, nanti simbok kena marah" Ancamnya dengan takut-takut. Dayna terkekeh geli dan mengangguk-angguk faham.
"Iyaa simbok! Dayna gakan keluar kok!"
"Nah begitu! Simbok kunciin ya kamarnya!"
"Hum, kayaknya aku harus mulai nyari tau deh asal usul keluarga Zefan ini"
Dayna menatap sekeliling kamarnya yang besar. Ia teringat sesuatu, janjinya untuk makan malam!
"Oh iya! Sekarang udah jam 8 pas! Pasti Austin nungguin! Gak enak juga sih kalo batalin ngedadak" Dayna berjalan menuju balkonya. Ia melihat keluar gerbang rumahnya. Benar saja, disana sudah terparkir mobil hitam dan diluarnya ada seorang pemuda tengah bersandar pada mobilnya itu. Siapa lagi kalo bukan Austin. Ia terlihat sangat keren, ya, Dayna akui itu. Austin melihat jam arloji ditangannya lalu melipatkan tangannya didada.
"Ya ampun! Kenapa Austin keren banget!" Cengonya dengan tidak sadar terus menerus menatapnya.
"Eh! Gak gak! Dayna gak boleh suka sama tu orang!" Dayna menepuk-nepukan jidatnya agar sadar. Ia pun meraih ponselnya dan hendak menelpon Austin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a Mafia Family ✅
FanficArea Transmigrasi Modern-Mafia Dayna Hermonio Agatha . Gadis malang yang harus meninggal dengan kasus ditutup atas nama kesalahan kekasihnya. Padahal, Dayna ditembak tepat pada kepalanya oleh kakaknya sendiri! Karena keluarga Dayna adalah salah satu...