🌷HAPPY READING🌷Kala itu langit mulai menggelap. Awan-awan putih terlihat menghiasi cakrawala yang mulai redup. Cahaya kuning jingga mulai menghilang meninggalkan sisa-sisa kehangatan pada bumi. Moment Yang cukup indah, namun tak cukup indah untuk membuat suasana hati seorang gadis yang terus menerus menggerutu dimeja makan.
"Kakak! Pengen seblak!" Tuturnya dengan wajah merajuk. Aish sejak kapan gadis ini menjadi kekanakan? Pikir pemuda yang sedang berdiri dibibir pintu dapur. Ia menatap sang gadis dengan datar.
"Tuh minta bi Iroh sana" Tunjuknya dengan dagu pada seorang perempuan paruh baya yang tak jauh dari mereka.
"Hum!! Itu seblak Dayna tau! Kenapa malah kakak kasihin ke bi Iroh? Capek-capek Dayna mesen itu terus nungguin dari siang ampe sore tapi kakak malah ngasihin seblak itu ke bi Iroh?! Tega kakak!" Gadis itu memukul-mukulkan sendok plastik seblaknya ke meja. Ia sangat sangat kesal atas apa yang dilakukan kakaknya.
"Kan sudah kakak bilang, gak boleh makan pedes. Kalo kamu sakit siapa yang repot, ha?" Seolah mengejek ia merotasikan bola matanya malas. Gadis ini selalu saja membuatnya tidak tenang.
"Ceh! Kalo Dayna sakit, bi Iroh yang ngurusin! Ahk! Kakak nyebelin banget!" Gadis itu pun langsung beranjak pergi dari ruangan penuh aroma menggoda baginya, wangi seblak yang semerbak.
"Den Zefan, ini gak papa bibi yang abisin?" Tanyanya merasa bersalah melihat Dayna merajuk.
"Tenang aja bi, Kan saya yang nyuruh. Dayna gak bakalan marah kok" Ujarnya kemudian pergi meninggalkan bi Iroh sendirian didapur.
"Ck! Gara-gara mang paketnya sih tadi bilang ini seblak! Huh!" Gadis itu nampak begitu kesal bukan main. Ia meraih ponselnya dan melihat notif-notif yang berdatangan. Aneh, kenapa notifnya banyak komenan negatif?
Wiih gila cantik! Tanktopnya warna item dong!
Kurang bawah🤤
Ah menghoda bgt kmu di Twitter 😙
Dayna mengerjap heran, Twitter? Ia tidak pernah membuat akun di aplikasi itu. Apa maksud komenan-komenan gak jelasnya ini? Namun diantara semua komentar, hanya ada satu yang membuatnya tertarik untuk membalasnya, yaitu...
Kamu seksi banget sih, bitch❤️
Bitch? Terdengar seperti kelinci lucu bukan? Apa itu artinya dia sedang mengatakan bahwa dirinya seperti kelinci yang seksi?
"Kalo nanyain kakak... Hum gak deh! Mening bales aja!" Dayna pun mengetik sesuatu.
Makasiiii💙
Jangan hujat Dayna yang so' polos itu. Dia ini adalah seorang ABG yang masuk ketubuh seorang gadis anak SMA kelas 11. Sudah tentu umurnya pun berbeda 3 tahun dari umur yang seharusnya. Dayna yang dinovel berumur 17+ tahun, sedangkan Dayna yang baru masuk kedalam tubuh itu berusia 15- tahun. Belum lagi kawasan tempat tinggal Dayna yang baru ini jauh dari kata kota yang gaul. Jadi ia rada asing dengan dunia novel ini.
"Hm ada yang DM, apa ini? VCS?" Heranya. Lalu ia mencoba mengingat sesuatu.
"Heh kalian kalo mau pesen barang terus ngomong picis harus jelas ya! Jangan sampe salah jadi VCS! Ntar para cowok salfok dengernya hahaha!" Ucap kakak kelasnya saat sedang mengadakan acara seminar benar.
"VCS apaan kak?" Tanya gadis disebelah Dayna yang sama tidak taunya.
"Kalian belum tau VCS?! Hahaha anjirlah polos banget!" Kakak kelasnya itu malah tertawa.
"VCS itu, Vidio call syariah! Hahahaha" Semua orang yang berada disana tertawa saat sedang mengerjakan dekor panggung. Terkecuali Dayna dan gadis yang berada disampingnya yang malah terlihat bego.
"Ngapain nih orang ngajakin aku Vidio call syariah? Aku kan bukan ustadzah" Ketusnya lalu tidak menghiraukan pesan itu. Ia memilih untuk menscroll Vidio lucu saja. Seperti yang saat ini sedang ia lihat.
"Hahahaha!" Tawanya menggelar keseluruh ruangan rumah. Tak henti-hentinya ia terus tertawa sampai lupa waktu.
.
.
.
.
.Kriiing!!
Suara jam weker berbunyi keras memenuhi ruangan itu. Gadis yang masih terlelap itu langsung bangun terkejut. Dikiranya tadi ada apaan, panik kan dia!
"Ish jam sialan! Kalo Dayna jantungan bisa mati dadakan lagi!" Dengusnya lalu pergi mandi.
Tak lama kemudian, ia pun bersiap untuk sekolah. Kenapa pintunya tidak ada yang mengetuk? Mungkin biasanya bi Iroh akan membangunkannya kan seperti kemarin pagi? Dengan wajah penuh tanya ia pun keluar kamar. Terlihat sepi bak rumah kosong tak berisi.
"Kak? Bi Iroh?" Panggilnya menuruni tangga. Ia melihat sekeliling rumahnya yang entah mengapa rasanya dingin.
"Dayna! Jangan kesini! Bi Iroh... " Zefan menggantungkan ucapannya sambil menghampiri Dayna yang sudah hampir turun.
"Bi Iroh kenapa kak?" Tanya Dayna heran.
"Dia... Keracunan makanan, kata polisi akibat seblak yang kemarin kamu makan! Kemarin kamu sempet makan kan seblaknya dikit?! Kembalilah kekamar! Nanti kakak panggilkan dokter!" Ucapnya dengan wajah muram. Dayna menganga tak percaya atas apa yang ia dengar. Kenapa bisa seblaknya beracun? Bukankah ia memesanya secara online? Apakah tukang seblaknya itu hatter's nya di tik tok? Tapi yang paling penting adalah...Apakah bi Iroh mati?!
"Hiks... Kak! Maafin Dayna! Dayna gatau seblaknya ada racunya! Kak Zefan! Bi Iroh gimana kabarnya!" Dayna mengayunkan tangan Zefan pelan. Ia sungguh merasa bersalah atas pasca keracunannya bi Iroh.
"Sekarang, kamu gak boleh masuk sekolah dulu, kurangi interaksi dengan orang lain! Faham?!" Zefan memegang kedua tangan Dayna erat. Entahlah kenapa sekarang Zefan mulai suka rela untuk melindungi gadis itu. Padahal dulu rasanya sangat malas sekali.
"Percaya sama kakak, semuanya akan membaik seperti semula! Oke?! Sekarang masuk kamar!" Titahnya yang langsung diangguki Dayna. Ia pun menaiki tangganya lagi dengan sedih. Bi Iroh, walaupun baru beberapa hari ketemu, rasanya Dayna sudah akrab dan nyaman denganya. Sikapnya mengingatkanya pada ibunya yang dulu.
Ditengah rumah terlihat seorang perempuan paruh baya terlentang dengan mata merah melotot dan busa merah dimulutnya. Kondisinya terlalu mengerikan jika dilihat oleh gadis lugu seperti Dayna. Jadi saat Zefan mendengar langkah kaki, ia langsung tau bahwa itu Dayna. Dan ia mencoba melindungi gadis itu dari rasa takut. Kenapa sepertinya penjahat-penjahat itu mengincar Dayna?!
"Aku sebenarnya takut, takut kehilanganmu, Dayna" Gumamnya pelan lalu mulai menelpon seseorang dan dokter untuk memeriksa Dayna. Entah sejak kapan Zefan merasakan hal itu, yang pasti, ia tak mau kehilangannya.
"AAAAAAAA!!!"
Suara teriakan Dayna seakan menggema ditelinga Zefan saat suara itu terdengar menggema mengisi seisi rumah. Buru-buru Zefan berlari menuju kamarnya Dayna. Apa yang terjadi pada gadis itu?! Cemasnya dengan berusaha berfikir positif.
Bersambung
SEE YOU!

KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a Mafia Family ✅
Hayran KurguArea Transmigrasi Modern-Mafia Dayna Hermonio Agatha . Gadis malang yang harus meninggal dengan kasus ditutup atas nama kesalahan kekasihnya. Padahal, Dayna ditembak tepat pada kepalanya oleh kakaknya sendiri! Karena keluarga Dayna adalah salah satu...