• Part 25

1K 104 17
                                    

Irene meloloskan dirinya dari dekapan Junmyeon. Ia segera berlari ke ruang tamu sambil memeluk laptopnya.

Junmyeon tertawa kecil lalu mengejar Irene di ruang tamu. 

"Wih bawa apa nih kok banyak banget kreseknya?" tanya Irene melihat banyaknya bungkus kresek di meja tamunya.

"Makanan-makanan alien kamu," ucap Junmyeon, kemudian ia duduk di sofa dan melepas jaketnya. Malam ini ia hanya menggunakan kaos putih kasual untuk pergi mengunjungi sekretaris cantiknya itu.

Mata Irene berbinar melihat bakso kesayangannya ada di sana. "Karena saya baru banget makan, jadi ini saya masukin kulkas dulu ya, Pak. Lumayan stoknya, terima kasih."

Sedetik kemudian Irene pergi menyimpan semua bungkusan kresek itu di dalam kulkas dan kembali duduk di samping Junmyeon. "Ngapain masih di sini, Pak?"

"Kok ngusir saya?" tanya Junmyeon. "Saya ngecek keberadaan kamu."

"Saya baik-baik aja kok," jawab Irene. "Saran saya Bapak pulang."

"Apa dulu jawabannya?" tanya Junmyeon.

Irene menghela napas singkat. "Banyak revisinya."

"Mana? Saya revisi sekarang juga," jawab Junmyeon. Ia kemudian mengambil laptop Irene dan membukanya.

"Belum saya coret-coret," jawab Irene singkat. "Buru-buru banget sih, kenapa deh."

"Yaudah coret-coret sekarang juga, saya tunggu, saya revisi sekarang," ucap Junmyeon. "Saya nggak suka menunggu."

"Yaudah kalo gak mau nunggu saya gak mau kasih jawaban," respons Irene singkat sambil menyahut laptopnya dari tangan Junmyeon. "Saya mau nonton drama aja, minggir."

Junmyeon kembali menyahut laptop Irene. "Bae Joohyun," panggilnya.

"Apa sih?!"

"Mau peluk," ucap Junmyeon sambil menampilkan wajah sok imutnya.

"DIHHHH JIJIK BANGET!" Irene segera mengambil langkah menjauh dari Junmyeon. "Udah malem mending Bapak pulang."

"Kapan revisinya selesai?"

Irene memutar bola matanya. "Yaudah abis ini saya kerjain."

"OKE, saya tunggu," ucap Junmyeon sambil menaik turunkan alisnya. 

Irene menarik napas panjang dan mulai mengetik di laptopnya. Sembari mengetik, ia mendumel, "Ini tuh lebih ke branding diri Bapak ya, bukan minta saya jadi pacar Bapak."

"Justru branding saya itu nilai plus buat kamu," ucap Junmyeon lalu mendekatkan dirinya pada Irene. Ia fokus melihat apa yang sedang Irene lakukan. "EH kenapa ini tujuannya dicoret?"

"Gak jelas soalnya," jawab Irene. "Mana ada tujuan sama semua?"

"Ya kan tujuan saya emang cuma satu. Mau kamu jadi pacar saya," jawab Junmyeon. "Dibikin tiga biar keliatan aja di mata kamu yang mini itu."

Irene memicingkan matanya. "Menghina sama dengan nilai minus."

"Gak jadi," ucap Junmyeon. "Bae Joohyun dengan mata bulat sempurna seperti anak anjing."

"Kok anak anjing sih?!? Apa maksudnya?!" kesal Irene.

"Ya anak anjing kan imut," respons Junmyeon. "Udah, lanjutin cepetan revisinya."

Irene menunjukkan wajah kesalnya dengan menggerakkan bibirnya asal. Sementara itu, Junmyeon menopang tangan kirinya di sisi sofa, memudahkannya untuk menatap Irene. 

Tak berapa lama kemudian, Irene menyerahkan laptopnya ke Junmyeon. "Udah," ucapnya.

Junmyeon merekahkan senyumnya dan tenggelam dalam revisi oleh calon pacarnya itu. Irene menatapnya dengan tatapan aneh. Junmyeon tampak seperti ABG baru lulus SMA yang semangatnya masih penuh. Tidak ingat umur.

My Boss // SURENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang