Sambil play video di media asik juga kok. Lagi suka sama lagu itu hehe. Because life is too short to cry so stop for a moment to smile:)
••
Junmyeon menarik napas pelan memandang wanita di sampingnya yang sedang menangis. Saat ini mereka berada di taman samping gedung pernikahan Suzy dan Minho.
Junmyeon bahkan berpikir bukankah seharusnya ia yang menangis?
Melihat pundak Irene yang bergetar, Junmyeon mencoba merasakan apa yang wanita itu rasakan. Ia mengangkat tangannya pelan, ragu untuk memegang pundak Irene.
Namun akhirnya, ia mengarahkan tamgannya untuk mengelus punggung Irene, membuat Irene kembali mengeluarkan suara tangisnya. Junmyeon akhirnya merangkul Irene membuat Irene menyembunyikan wajahnya di balik jas Junmyeon.
Ia menangis sesenggukan, membuat Jumyeon kembali mengelus punggung Irene.
"Sudah?" tanya Junmyeon
Irene menarik kepalanya lalu menatap Jumyeon. Ia menggeleng pelan. "Hati saya.. sakit, Pak."
Irene membenarkan duduknya. "Bapak pulang duluan aja, biar saya naik ojek."
Junmyeon menarik napas pelan, lalu tangannya tergerak untuk mengusap air mata Irene dengan lembut. "Saya nggak pernah tega lihat cewek nangis."
Irene mematung sebentar, memandang mata Junmyeon yang sedang mengusap air matanya. Tatapannya terlihat tulus, membuat Irene merubah sedikit pandangannya pada Junmyeon. Ia tidak seburuk yang Irene pikirkan.
Junmyeon kemudian melepas jas mahalnya, dan menyampirkannya di pundak Irene. "Sudah malam. Baju kamu bolong gini juga. Jangan GR."
Irene mengangguk pelan. Junmyeon bangkit dari duduknya, lalu menyodorkan tangan kanannya ke arah Irene. "Ayo."
Irene kembali mengangguk lalu menerima tangan Junmyeon.
"Besok masih kerja, nanti malam jangan nangis," ucap Junmyeon. "Saya nggak mau kamu jadi nggak profesional gara-gara diputusin pacar."
Irene kembali menjawabnya dengan anggukan, lalu masuk ke dalam mobil.
••
"Ini jasnya, Pak," ucap Irene sambil melepas jasnya.
"Bawa saja dulu, jangan lupa dicuci. Saya nggak suka jas saya kotor kena air mata kamu," ucap Junmyeon membuat Irene kembali menyampirkan jas di pundaknya.
Irene mengangguk. "Terima kasih, Pak. Jangan lupa traktir saya."
Junmyeon memutar bola matanya pelan. "Iya iya. Udah, masuk sana."
Irene kembali mengangguk, lalu melambai tangan pada Junmyeon yang sudah menaikkan kaca mobilnya.
"Hati-hati Pak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss // SURENE
FanfictionSuara derap langkah tegas memasuki pelataran kantor, membisukan semua perbincangan asyik untuk sekadar menoleh ke arah seseorang yang baru saja datang. Semuanya segera membungkuk begitu mengetahui Kim Junmyeon, bos besar mereka tengah berjalan di p...