• Part 22 (+)

2.9K 102 18
                                    

21+
Contain harsh words and sex.

Be wise and read at your own risk.

••

Irene membuka matanya perlahan, mengedipkannya berkali-kali sebelum akhirnya sepenuhnya sadar. Ia mengintip bagian dalam selimutnya dan menyadari bahwa tubuhnya telanjang bulat.

Ia kembali merapatkan selimutnya. Bagian bawahnya terasa ngilu. Ia bahkan tidak memiliki energi untuk sekadar bangkit berdiri.

Ia menoleh dan mendapati wajah polos Junmyeon yang amat tenang saat tidur. Perlahan, Irene mendekatkan tubuhnya dan memandangi Junmyeon dari radius yang sangat dekat. Ia tersenyum pelan lalu memuji ketampanan bosnya itu dalam hati.

Tangannya tergerak untuk mengelus pipi halus Junmyeon. "Jangan mulai ya."

Suara itu mengejutkan Irene. Ia segera menarik tangannya dan mengubah posisinya membelakangi Junmyeon. Tak disangka, tiba-tiba Junmyeon melingkarkan lengannya di pinggang polos Irene. Telapaknya bergerak menggelitik perut Irene. "Pak.."

Junmyeon hanya tersenyum dan menarik Irene ke dalam dekapannya. "Tidur sebentar lagi ya, saya masih ngantuk."

Irene terdiam. Ia merasa canggung sementara Junmyeon terlihat sudah biasa menghadapi hal seperti ini. Irene yakin bahwa dia bukan wanita pertama yang 'dijamah' oleh Junmyeon. Lagipula, sudah niatnya juga untuk melepaskan rasa penasarannya tentang apa yang disebut sebagai 'surga dunia' oleh orang banyak.

Junmyeon mengeratkan pelukannya dan tiba-tiba 'adiknya' bereaksi mendekat ke tubuh polos Irene. Irene membelalakkan mata. Oh ayolah, ini masih pagi, apakah mereka harus melakukannya kembali?

"Shit.. Dia selalu bangun di pagi hari. Biarin aja," ucap Junmyeon.

"Bangun kenapa, Pak?"

"Ya mungkin karena dingin? I don't know, yang saya tahu dia selalu seperti ini kalau pagi."

"Biar tidur lagi gimana?" pertanyaan Irene barusan membuat Junmyeon membuka matanya lebar-lebar.

"Y-ya harus itu.."

"Like this?" tanya Irene seraya mencengkram milik Junmyeon dari belakang.

"Shit.."

Irene tersenyum kecil kemudian perlahan menggerakkan tangannya, membuat Junmyeon melenguh keenakan. "Gimana, Pak?"

"Sshh.. Belajar dari mana kamu?"

Irene membalikkan badannya dan menatap Junmyeon. Ia melepaskan tangannya dari milik Junmyeon yang hampir sampai. "DAMN IT!"

Irene terkekeh. Ia dengan berani masuk ke dalam selimut dan menghisap milik Junmyeon seraya mengecupnya pelan. Ia memaju mundurkan mulutnya sambil menikmati lenguhan Junmyeon yang sedari tadi merem melek.

"You're so good, Bae Joohyun," ucap Junmyeon sambil mencengkram ujung sprei.

"AKHH.." Junmyeon mendapatkan pelepasannya. Ia mengatur napas sebentar lalu membuka selimut dan menatap Irene yang sepertinya tak kuasa menelan cairannya. "Try it."

Irene menggelengkan kepalanya.

Junmyeon menjatuhkannya ke ranjang dan mencium ujung bibirnya. "I'll bring the heaven to you."

Irene akhirnya terpaksa menelan cairan Junmyeon sementara Junmyeon menjatuhkan ciumannya ke seluruh tubuh Irene. Ia meremas dada Irene dengan tempo cepat seraya menghisapnya kuat.

Ciumannya turun sampai pada area paling sensitif dari tubuh Irene yang mengkilap karena basah. Junmyeon menjulurkan lidahnya dan mulai mengeksekusi milik Irene.

My Boss // SURENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang