• Part 4

3K 308 15
                                    

Benar saja, Irene mendapat amukan besar dari sang bos. Ia melewati batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Dia baru datang ke kantor pukul 10.15 sedangkan batas waktu yang ditentukan adalah pukul 10.00.

"Maaf, Pak.. Tadi agak macet," ucap Irene.

"Saya tidak terima alasan apapun," jawab Junmyeon singkat.

"Tapi Pak--"

"Bae Joohyun! Jangan banyak bicara! Saya sedang pusing!" bentak Junmyeon yang sedari tadi tidak bisa menyimpulkan dasinya.

Irene terkejut. Hanya beberapa orang saja yang memanggilnya Joohyun dan kali ini Junmyeon berani melakukannya?

Irene masih termangu sementara Junmyeon menarik napas kesal, "Bae Joohyun, kenapa kamu tidak ada inisiatif untuk menyimpulkan dasi saya?"

Irene terbangun dari lamunannya, lalu tangannya tergerak menuju dasi Jumyeon. Ia menyimpulkan dasi Junmyeon dengan tenang, tanpa menyadari bahwa Junmyeon sedang menatapnya.

"Joohyun," panggil Junmyeon membuat Irene mendongak, dan pandangan mata mereka bertemu.

"Apa Pak?" tanya Irene santai.

"Kamu berani sekali menatap mata saya," ucap Junmyeon membuat Irene memutus tatapan matanya, dan kembali terfokus pada dasi Junmyeon.

"Sudah," ucap Irene.

Junmyeon mengangguk sebentar, "Siapkan file-file yang dibutuhkan untuk presentasi dengan PT. Jaya Juga, nanti."

Irene mengangguk lalu segera keluar dari ruangan. Menghindari atmosfer panas yang bisa saja terjadi.

••

Haripun berlalu. Hari ini genap sudah 5 hari Irene bekerja bersama Kim Junmyeon, dan 5 hari ini adalah hari-hari tersuram selama hidupnya.

Ia tidak terlalu memikirkannya, karena yang terpenting baginya bukan soal bosnya. Yahh, walaupun caci maki selalu ia dengar, selama gaji masih mengalir, why not?

Irene mengawali paginya dengan ceria. Sebelumnya ia tak pernah seceria ini. Ia kembali membuka ponselnya dan mengecek tanggal.

5 Juni 2018.

Irene kembali tersenyum sambil memeluk erat ponselnya.

"Pagi Seul, pagi Jen, pagi semuanya," sapa Irene saat melewati teman-temannya.

"Lahh tumben lo senyum-senyum gitu. Biasanya mah, pagi-pagi udah ditekuk itu wajah," sahut Seulgi saat Irene baru saja meletakkan tasnya.

"Gue lagi bahagia nih, Seul," ucap Irene lalu meletakkan pantatnya di kursi.

"Bahagia kenapa lo?" sahut Jennie si anak pendiam.

"Mmm, ada deh. Rahasia pokoknya," ucap Irene sambil tersenyum lebar, "Ntar siang jam 13.45 bakal gue kasih tau."

"Lah, pake rahasia-rahasian segala deh," jawab Seulgi, "Kayak pengumuman kelulusan aja pake waktu segala."

Irene hanya menanggapinya dengan senyum merekah.

"Bae Joohyun, masuk ke ruangan saya," panggil Junmyeon seraya melewatinya.

Jika biasanya Irene akan beraut wajah masam, kali ini tidak. Ia tersenyum merekah bahkan kali ini sambil mengatakan, "Siap pak bos."

"Lah, sarap ini orang," gumam Seulgi melihat Irene berdiri sambil membawa tabletnya.

"Byee, gue panggilan dulu," ucap Irene sambil melambaikan tangan membuat Seulgi dan Jennie menggelengkan kepala.

••

"Bacakan jadwal saya untuk hari ini," Junmyeon duduk di kursi kebesarannya sambil memejamkan mata dan melipat tangannya di dada.

"Siap bapak," ucap Irene lalu memasukkan password tabletnya, "Hari ini jadwal bapak adalah, jam 9.00 sebagai pemateri di Universitas Indonesia, jam 11.00 wawancara majalah OKE! dan yang terakhir presentasi di PT. Jaya Juga lagi pada pukul 14.00,"

"Hmm, kembali."

"Siap, bapak," ucap Irene manis, "Permisi bapak.."

Junmyeon yang sedari tadi menutup matanya akhirnya membuka mata. Ia menyadari hal aneh yang baru saja sekertarisnya lakukan.

Satu pertanyaan tiba-tiba muncul di benak Junmyeon. Dia sehat?

••

Hayoo, ada yang bisa nebak kenapa Irene kesenengan sendiri?
Wkwk~ enjoyxx!

My Boss // SURENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang