Irene segera membekap mulut Jennie atas pernyataannya barusan.
"E-enggak kok!"
Seulgi semakin memicingkan matanya pada Irene dan menelisiknya dari atas hingga bawah. Ia mendekat dan mengendus tubuh Irene.
"Ini bau si pak bos banget," ucap Seulgi. "Gue setuju sama Jennie, lo pacaran sama pak bos ya?"
Irene menggelengkan kepalanya. "E-enggak!"
"Terus lo bisa jelasin keadaan lo barusan kenapa?"
Irene berpikir keras lalu menyebutkan apa saja yang ada di otaknya. "Tadi.. gue ikutan makan sama pak bos. Makan ayam geprek!"
"Terus?" tuntut Seulgi.
"Ayam gepreknya pedes banget jadi gue kepedesan, makanya mulut gue sampe kaya begini," ucap Irene. "Buat rambut gue.."
Irene berusaha memikirkan alasan terbaik untuk masalah itu. "Tadi pak bos minta revisi terus, jadi gue emosi."
"Terus?"
"Gue kalo emosi suka acak-acak rambut emang," ucap Irene. "Heheh.."
"Oke, kalo aroma pak bos yang ada di tubuh lo?"
"Tadi gue minta parfumnya," ucap Irene. "Soalnya gue bau sambel geprek banget, jadi tadi gue minta parfumnya."
Seulgi terkekeh dan menarik blouse Irene ke atas. "Masih ada bekasnya, Rene, besok-besok lebih rapi ya."
Irene melotot dan mengunci blouse-nya. "G-gue ke toilet dulu!"
Ia segera berlari menuju toilet dan kabur dari serangan sobat-sobatnya tadi. Ia memandangi dirinya di kaca dan benar saja ada bekas gigitan Junmyeon di sisi lehernya. Warnanya agak merah dan cukup mencolok memang.
"Ah bodohhh, kenapa gak gue bilang digigit nyamuk aja sih?" monolog Irene. "Kali gini kayanya udah gabisa ngelak lagi."
Ia mencuci tangannya sebentar lalu membenarkan riasannya. Ia mengatur napasnya sebelum kembali, sebab ia tahu bahwa teman-temannya tadi 'sangat' tidak puas dengan jawabannya.
Benar saja, kedua temannya tadi masih berada di mejanya, menatapnya yang baru saja selesai dari kamar mandi.
"Lo pacaran kan sama pak bos?" tanya Seulgi.
Irene duduk di bangkunya dengan tatapan kosong. "Gue bisa jelasin kok."
Kedua temannya buru-buru mendekat ke arah Irene. "SUMPAH?! LO SAMA JUN--"
Belum selesai menyampaikan perkataannya, mulut Jennie sudah dibungkam dengan tangan Irene. "Lo bisa diem gak?"
Sementara itu, Seulgi menghujaninya dengan tatapan penuh godaan. "Kayanya ada yang udah pecah telor sama bos sendiri nih."
"Diem lo."
"Walaupun orangnya jahat, kayanya gue setuju sih, kalo lo sama dia," ucap Seulgi. "Setau gue, track record-nya bagus."
"Iya, gue denger emang dia gak bad. Maksudnya masih oke lah kalo sama lo, secara, lo anak baik-baik," ungkap Jennie. "Semoga lo betah aja sih sama kegalakannya."
Irene menghela napas dan menelungkupkan kepalanya dalam lekukan tangan di atas meja. Hari ini memang cukup melelahkan.
••
"Joohyun," panggil Junmyeon.
Irene menoleh, diikuti dengan tolehan Seulgi dan Jennie yang jaraknya tak jauh dari mereka.
"Kenapa, Pak?" tanya Irene.
Junmyeon berdeham sebentar lalu mengalihkan pandangannya pada Jennie dan Seulgi. "Kalian gak pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss // SURENE
FanfictionSuara derap langkah tegas memasuki pelataran kantor, membisukan semua perbincangan asyik untuk sekadar menoleh ke arah seseorang yang baru saja datang. Semuanya segera membungkuk begitu mengetahui Kim Junmyeon, bos besar mereka tengah berjalan di p...