Wabah COVID-19 tiba-tiba mengguncang dunia, menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk di rumah saja.
Hal ini mau tak mau membuat Kim's Company beralih ke metode online yakni WFH untuk mematuhi kebijakan pemerintah dan mencegah penyebaran COVID-19.
Hari ini, Junmyeon sudah mengusung hampir seluruh barangnya ke apartemen milik Irene. Ia tak mau melewatkan hari tanpa kekasihnya itu.
Begitu membuka mata, Irene terkejut melihat kondisi apartemennya yang sangat penuh dan berantakan. Ia bangkit dari ranjang dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang melihat kekacauan kamarnya itu.
"Apa-apaan ini?"
"Eh sayang udah bangun," ucap Junmyeon lalu berdiri dan mengecup pipi Irene sekejap. Ia menarik Irene untuk duduk di sofa, menyaksikan berita terkini di televisi.
"Nih liat, lagi ada wabah jadi kita kerjanya dari rumah," ucap Junmyeon. "Work from home gitu, sayang."
Irene memicingkan matanya. "Ya pemerintah kan bilangnya di rumah masing-masing, kenapa Bapak malah ngungsi di rumah saya?"
Junmyeon mengaitkan tangannya pada lengan Irene, lalu menggesek-gesekkan kepalanya pada lengan Irene. "Ya saya maunya sama kamu."
Irene memutar bola matanya dan mendorong dahi Junmyeon menggunakan telunjuknya, berharap bosnya itu menjauh darinya. "Jangan deket-deket sama saya, Bapak bisa aja kena COVID."
Dering ponsel di saku Junmyeon membuatnya batal kesal dengan perlakuan Irene barusan. Ia mengangkatnya dan menampakkan wajah yang lebih kesal lagi lantaran ada hal yang harus ia urus di luar.
"Kenapa manyun gitu?"
Junmyeon menghempaskan dirinya di sofa. "Saya harus pergi ke Aussie sekarang juga. Papa saya lagi rewel."
Irene terkekeh dan duduk di sebelah Junmyeon, lalu mencium pipinya. "Yaudah balik sana."
"Ih orang baru dateng juga, kenapa diusir-usir?" kesal Junmyeon.
Irene melipat kedua tangannya lalu melayangkan tatapan tajamnya. "Ini saya masih sabar loh ya."
"Panggil 'sayang' sama manja dulu," ucap Junmyeon sambil memalingkan wajahnya.
"Ih, males banget!!" balas Irene.
"Yaudah saya tetep di sini, terus saya bilang ke keluarga besar saya kalo saya lagi di apart calon istri saya, lagi ngurus pernikahan. Beres," goda Junmyeon.
Irene menarik kedua pipi Junmyeon untuk menghadapnya. Ia menarik napas sebentar lalu berkata, "Junmyeon sayang, pulang dulu ya? Keluarga kamu kangen tuhh. Nanti kalo wabahnya udah reda, kita ketemu lagi."
Junmyeon tersenyum dan memajukan bibirnya, minta dicium.
Irene memukul pelan bibir Junmyeon. "Kebiasaan."
"Cium dulu."
Cup..
"Kurang lama!!!"
"HEH! Udah ya, lo mau pergi gak sih sebenernya?" kesal Irene.
Junmyeon segera bangkit dari duduknya dan menata tangan kanannya di atas kepala, membentuk posisi hormat. "Siap ibu negara! Barang saya di sini, kalau urusannya udah selesai, saya balik!!"
"Ya sana, cepetan!" balas Irene.
Junmyeon memeluk Irene erat dan mencium setiap inci lekuk lehernya. "I'll miss you, babe."
"I'll miss you too."
"Oke, aku pergi dulu ya?" tanya Junmyeon sambil menatap mata Irene.
Irene mengangguk pelan. "Hati-hati sayaangg! Jangan genit sama pramugarinya!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss // SURENE
FanfictionSuara derap langkah tegas memasuki pelataran kantor, membisukan semua perbincangan asyik untuk sekadar menoleh ke arah seseorang yang baru saja datang. Semuanya segera membungkuk begitu mengetahui Kim Junmyeon, bos besar mereka tengah berjalan di p...