TES DNA

1.5K 90 1
                                        

Sepanjang makan malam, Viona merasa Wisnu selalu mengawasinya. Ia menjadi gugup. Ia berpura-pura tidak peduli, namun akhirnya ia tidak tahan.

"Ada apa, Mas?" tanya Viona menatap Wisnu.

Wisnu mengkerutkan keningnya. "Maksud kamu?"

"Dari tadi sore, Mas Wisnu memperhatikanku terus. Apa ada yang salah denganku?" Viona mulai kesal.

"Ahh... acah!" teriak Angela dari kursi tinggi. Cangkir plastiknya meluncur ke lantai dan isinya tumpah membasahi baju. 

Bik Inah dengan sigap mengangkatnya. "Saya saja yang menggantinya, Bu. Saya sudah selesai makan," ucap Bik Inah, "Biar Neng Angela langsung saya temani tidur, ya?"

Viona mengangguk berterima kasih. "Nanti Tante Vi singgah ke kamar Princess ya," ujarnya menghembuskan ciuman dari jauh.

"Selamat tidur, princess. Nanti papa singgah ya." Wisnu ikut melambaikan tangannya. Lalu kembali ditatapnya Viona serius.

"Apa?" sembur Viona galak.

Wisnu tergelak melihat ekspresi Viona hingga ia menjadi terbatuk-batuk. Viona menyodorkan air minum ke tangannya. "Nih minum dulu, Mas."

Wisnu minum lalu menghirup nafas dalam beberapa kali.

"Jadi, apanya yang lucu?" tanya Viona lagi. Ia mendorong piringnya ke samping. Selera makannya sudah hilang.

"Kamu!" jawab Wisnu sambil menyendok nasinya. 

Viona memandangnya heran, bagaimana pria itu masih bisa terus makan setelah tersedak seperti tadi.

"Apanya yang lucu? Aku sedang marah, tahu nggak?" hardik Viona mengambil apel dan pisau.

"Hei! Jangan memegang pisau kalau lagi marah," seru Wisnu menggodanya.

Viona menghela nafas kesal lalu meletakkan apel dan pisaunya. "Sebenarnya ada apa sih, Mas?" tanyanya lelah.

"Kenapa kamu pikir mesti ada sesuatu?" tangkis Wisnu.

Viona menaikkan bahunya. "Nggak tahu juga. Sepertinya aneh aja," tukasnya ketus.

"Jangan galak-galak begitu, ntar cepat tua loh," Wisnu meledeknya.

"Biarin, nggak ada yang mau denganku juga!" cibir Viona beranjak pergi.

"Aku mau kok," sahut Wisnu.

Viona berhenti dan memandang Wisnu sebentar lalu melengos.

"Hei, Vi. Mau kemana?" panggil Wisnu lagi, "temani aku makan di sini, dong!"

"Ogah! Mas Wisnu cuma mau ngerjain aku!" balasnya.

"Maaf deh kalau kamu merasa begitu. Janji, enggak lagi deh," ucap Wisnu.

Viona tampak ragu sesaat.

"Ayolah, Vi, aku serius. Ada yang hendak ku bicarakan denganmu. Benaran!" pinta Wisnu lagi.

Viona berbalik dan menatap Wisnu seolah menimbang keseriusannya. Akhirnya ia kembali melangkah ke kursi dan meraih apel tadi. Dikupasnya satu persatu lalu dipotong-potongnya dan ditaruhnya di piring kecil. 

Diliriknya Wisnu. Pria itu sudah selesai makan dan sedang memandangi air mineral bening di dalam gelasnya.

"Katanya ada yang mau dibicarakan!" sindir Viona tidak sabar.

Wisnu menatapnya. "Aku bingung harus mulai dari mana," cetusnya jujur.

"Kita mulai dari nol ya, Pak! Gitu kata mbak di pom bensin," seloroh Viona usil.

MEANT TO BE  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang