TABRAK LARI

1K 68 0
                                        

"Hei! Jangan lari! Berhenti! Berhenti!" teriak salah seorang satpam mini market Sunny Ranch yang terletak di seberang rumah Wisnu Allendra. Ia berlari kencang tampak berusaha mengejar mobil sedan merah yang sedang melaju. Pria berpakaian satpam itu mulai melambat dan memicingkan matanya berusaha melihat dan mengingat nomor kendaraan beroda empat itu.

Akhirnya setelah menyadari usahanya sia-sia, ia kembali ke tempat korban tabrak lari yang tampak tergeletak tidak sadarkan diri.

"Andre, ini kan Bu Viona yang tinggal di rumah Pak Wisnu!" seru satpam itu kepada temannya yang sedang berjongkok.

"Sepertinya benar, Din. Bisa kau beritahukan ke rumahnya?" pinta rekannya yang bernama Andre.

Seorang pembeli dari mini market yang melihat sebagian kejadian itu datang menghampiri mereka dan bertanya bagaimana kronologis kejadian kepada Andre. Dalam sekejap tempat itu telah ramai dengan orang-orang yang ingin tahu tentang peristiwa tabrakan itu.

"Sepertinya mbak ini pingsan karena luka di kepalanya," ucap seorang ibu.

"Tolong, adakah yang bisa membawanya ke rumah sakit? Kasihan mbak ini," teriak ibu itu lagi.

"Tolong-tolong minggir sedikit, biar saya bawa mobil mendekat kemari," ujar seorang bapak yang tergerak hatinya.

"Biar saya bantu membawanya ke rumah sakit, Pak," ujar Andre, satpam mini market itu. "Mbak ini namanya Viona, dia salah satu pelanggan toko kami, Pak."

Bapak itu mengangguk dan bergegas memindahkan mobilnya. Mereka kemudian bersama-sama menaikkan Viona ke kursi penumpang di bagian belakang.

"Udin, tolong kau kasih tahu Andi atau Bik Inah ya. Biar mereka menyusul ke rumah sakit," perintah Andre kepada temannya Udin.

"Ke rumah sakit mana mau dibawa?" Udin balas bertanya.

Bapak yang berbaik hati tadi sudah duduk di belakang setir.

"Ke rumah sakit Mitra Sehat saja yang dekat," jawabnya mulai menjalankan mobil.

Orang-orang yang berkerumun perlahan-lahan mulai membubarkan diri. Udin segera berlari ke rumah Wisnu untuk menyampaikan berita kecelakaan itu.


Bik Inah sedang membujuk Angela untuk tidur sebelum makan siang. Namun, gadis kecil itu merajuk dan menolak untuk tidur. Katanya ia ingin membantu membuat kue bersama Viona.

Pintu teras tiba-tiba terbuka lebar dan Andi datang dengan terengah-engah bersama seorang satpam mini market. Bik Inah kenal dengan pria itu, namanya Udin. Tampaknya mereka berdua buru-buru berlari ke dalam rumah.

"Bik, Bu Viona tabrakan di depan mini market!" lapor Andi keras.

"Apa? Bagaimana? Kapan? Bu Viona kan baru saja keluar!" teriak Bik Inah kacau.

"Barusan, Bik! Bu Viona sepertinya mau menyeberang ke mini market lalu dari arah sebelah kiri datang mobil sedan merah yang melaju kencang dan menyenggolnya. Bu Viona langsung pingsan, Bik. Sekarang dibawa ke rumah sakit Mitra Sehat," jelas Udin panjang lebar.

"Kamu lihat yang nabraknya, Din?" tanya Andi.

Udin menggeleng. "Kaca mobilnya gelap, tapi dari bayangannya seperti perempuan. Tadi aku catat nomor plat mobilnya," ujar Udin mengeluarkan buku notes kecil dan menunjukkan empat angka yang tertulis di situ.

Udin memandang Bik Inah dan Andi.

"Apakah kalian akan ke rumah sakit?" tanyanya.

Bik Inah segera mengangguk. "Iya, Din. Tapi bibik harus memberitahu Pak Wisnu terlebih dahulu. Neng Angela kita bawa saja sekalian ya, nggak ada yang menjaganya di rumah."

MEANT TO BE  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang