Chelsy mengernyit membaca surat pemutusan hubungan kerja yang berada di tangannya.
"Tapi, apa kesalahan saya, Bu? Mengapa tiba-tiba saya diberhentikan secara sepihak?" tanya Chelsy tidak terima. Ia masih menatap surat pemutusan hubungan kerja itu dengan rasa tidak percaya.
"Saya juga tidak pernah menerima surat peringatan sebelumnya, baik SP (Surat Peringatan) pertama maupun kedua," tambahnya.
Serafina, kepala HRD W&B Technology menatapnya datar. Siang ini, ia mendapatkan telepon dari Wisnu Allendra, CEO W&B Technology. Serafina sedikit terkejut mendengar perintah atasannya itu untuk segera memecat Chelsy Wessinta.
Karena sepanjang pengetahuan Serafina, Chelsy adalah pegawai yang sangat berdedikasi, loyal dan pekerja keras. Namun, setelah mendengarkan cerita kronologis dari Wisnu, Serafina akhirnya setuju untuk memberhentikan Chelsy. Ia saat itu juga memproses suratnya dan memanggil perempuan itu untuk menyampaikan berita pemutusan ini.
"Begini, Chel. Saya menerima laporan langsung dari Pak Wisnu dan Pak Herlambang bahwa kamu membuat berita bohong tentang sebuah surat perjanjian palsu yang melibatkan nama Pak Wisnu dan Pak Herlambang. Hal ini sangat krusial, perusahaan tidak bisa tinggal diam, Chel. Kamu tahu bahwa peraturan perusahaan ini sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dan, itu juga tercantum di dalam surat kontrak kerja kita semua. Maaf, Chel. Kamu karyawan yang baik, saya dengan sangat menyesal terpaksa memberikan surat ini. Berat hati saya sebenarnya, tetapi peraturan harus ditegakkan. Saya doakan, semoga kamu segera mendapatkan tempat kerja yang baru," papar Serafina panjang lebar.
Wajah Chelsy merah padam karena marah dan malu. "Tapi, Bu Fina, saya tidak serius dengan perjanjian itu. Saya hanya bercanda. Saya tidak bersungguh-sungguh, Bu. Saya cuma ingin ngerjain Viona!" ucapnya membela diri.
Serafina hanya menatap dingin. "Perjanjian dengan membawa-bawa hukum, tidak bisa di jadikan bahan bercandaan, Chel," jawabnya tajam.
"Tolonglah, Bu. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Chelsy memohon dengan wajah memelas.
"Maaf, Chel. Dalam hal ini saya tidak bisa membantu. Kesalahanmu sangat fatal," putus Serafina. Ia berdiri dan menjabat tangan Chelsy.
"Kamu diberi waktu hingga besok untuk mengosongkan barang-barangmu. Jangan lupa serah terima pekerjaan dengan Giska. Karena untuk sementara, dia yang akan menggantikanmu hingga ada keputusan selanjutnya," ucap Serafina.
"Satu lagi, Chel. Jangan pernah mengambil atau merusak barang dan aset milik kantor. Karena bila ketahuan, perusahaan ini tidak akan segan untuk memprosesnya ke pihak yang berwenang," tandas Serafina.
Chelsy hanya mengangguk. Ia berjalan gontai kembali ke ruangannya di lantai atas. Ia berhenti di tengah pintu itu dan berdiri tegak memandang ruangan yang sudah ditempatinya selama lebih dari tiga tahun. Sebelumnya ia adalah asisten sekretaris CEO. Ia resmi pindah ke ruangan ini, setelah sekretaris sebelumnya, Melisa Saswarni, mengundurkan diri dan pindah ke daerah lain.
Chelsy menggelengkan kepala, ia masih tidak percaya bahwa dirinya dipecat dengan tidak hormat.
"Ini semua karena Viona! Dasar perempuan pengadu!" desis Chelsy muak.
Ia lalu mengambil kotak kardus dari atas lemari dan mulai mengumpulkan barang-barang pribadinya. Ia merasa lebih baik bila menyelesaikan segalanya sekarang, sehingga untuk selanjutnya tidak perlu lagi datang ke kantor ini.
Di dalam hatinya, Chelsy merasa tidak ingin berpamitan dengan rekan-rekan kerja yang lain. Hanya akan mempermalukan dirinya bila mereka semua tahu bahwa Chelsy dipecat karena masalah sepele! Chelsy mendengus geram.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEANT TO BE [TAMAT]
RomansaTiba-tiba Aini berdiri, matanya yang basah membelalak. "Kau akan meminjamkan rahimmu Vi? Ya Tuhan ... Ya Tuhan ... terima kasih Viona, kau memang baik sekali." Dipeluknya Viona erat. Viona terperanjat, apa yang telah diucapkannya? Tidak, tidak mung...