MAKAN MALAM

1.6K 111 2
                                    

Wisnu terlihat sangat tampan dalam setelan jas resmi berwarna abu tua. Ia mengenakan kemeja berwarna putih cemerlang, dasinya berbahan sutera mengkilap lembut bercorak garis-garis kecil berwarna hitam. Kancing jasnya dibiarkan terbuka. 

Wisnu berdiri menyamping sehingga tidak melihat kedatangan Viona. 

Ia sedang berbicara serius di telfon genggamnya. Sepertinya ia sedang memberikan instruksi tertentu.

Viona memanjakan matanya, betapa ia sangat merindukan pria ini. 

Dua tahun lebih tidak bertemu, Wisnu tampak lebih dewasa. Rambutnya dipotong pendek, tampak sedikit warna kelabu di pelipis kirinya. Wajah tampannya terlihat lelah. 

Ia menoleh dan terpaku melihat Viona. Bergegas ia menutup telfonnya, memasukkannya ke saku celana panjangnya dan bergerak mendatangi Viona.

"Viona, apa kabar?" sapanya mendekat. 

Dipandanginya lekat-lekat wajah Viona seakan ingin menyerap setiap detil wajahnya.

Viona tersenyum, mengulurkan tangannya.

"Sehat Mas, lama tidak bertemu."

Wisnu balas tersenyum, digenggamnya tangan Viona. "Ya, sudah lama sekali,"

Dipandanginya lagi Viona, begitu dalam hingga wajah Viona merona menahan malu.

" Ada apa Mas?" tanyanya. Jantungnya berdebar kencang, genggaman tangan Wisnu terasa bagai sengatan listrik membangkitkan seluruh indra di tubuhnya yang selama ini mati suri. Dipalingkannya wajahnya.

Wisnu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya senang melihatmu. Rasanya sudah lama sekali."

"Ayo, kamu belum makan malam kan?" 

Dibimbingnya Viona ke taksi yang menunggu di pelataran parkir.

***

Wisnu menggamit lengan Viona. "Mari masuk."

Mereka tiba di sebuah restoran eksklusif di pusat perbelanjaan. Restoran itu ramai dengan pengunjung. 

Seorang pelayan datang menghampiri dan membimbing mereka kemeja yang kosong di sudut ruangan. 

Wisnu duduk setelah Viona meletakkan tas kerjanya di sudut meja mereka. 

Diraihnya menu yang diletakkan pelayan di meja.

"Kamu mau pesan makan apa Vi?"

"Samakan saja dengan pesanan Mas Wisnu."

Wisnu menaikkan alis kanannya.

"Banyak pilihannya Vi, ada western, asian ... kalau aku pesan nasi pake gurame bakar, empal, cah kangkung, sayur asem, sambal terasi, tahu dan tempe. Minumnya jus jeruk."

Viona tersenyum, ia teringat selera makan Wisnu kurang lebih sama dengan suaminya Bram yang senang makanan Indonesia. Tidak perduli di mana pun restoran tempat mereka makan, pilihannya selalu kuliner tradisional Indonesia.

"Iya aku sama, Mas. Minumnya jus markisa ya," sahutnya.

Wisnu menyerahkan menu pesanan mereka kepada pelayan yang menunggu di samping meja mereka. 

Pelayan yang lain datang mengantarkan air mineral.

Viona menundukkan kepalanya, melirik ke arah Wisnu yang mencecap air mineral. Ia ingin mengetahui kabar putrinya, namun tidak tahu bagaimana cara memulainya. Ia menghela nafas dalam.

"Kamu tampak lebih kurusan, Vi," ujar Wisnu menatap Viona.

"Biasa aja, Mas. Mungkin Mas Wisnu teringat terakhir kali kita bertemu, waktu itu tubuhku segede gajah karena hamil tua."

MEANT TO BE  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang