SORRY, JAE.
-oOo-
Setelah Jaehyun keluar dari makam Mamanya, dia sempat mencuci tangan dan kakinya di samping makam itu yang terdapat banyak kran air, memang disana tersedia tempat cuci kaki dan tangan untuk orang yang selesai melayat di Makam tersebut.
Setelah menyelesaikan adegan mencuci kaki dan tangannya, dia berjalan di atas trotoar, menjalankan kakinya ke arah suatu gedung yang tak jauh dari tempat pemakaman yang ia kunjungi tadi.
-oOo-
Setelah 5 menit berjalan kaki. Dia telah sampai di depan gedung bertingkat itu.
Ia melihat-lihat gedung bertingkat dan gedung itu bercat dominan putih. Terdapat ambulance di parkiran gedung bertingkat itu. Dia masuk dan langsung menuju tempat dimana untuk menemui perawat yang menjaga meja resepsionis.
" Permisi mbak, Saya mau bertemu dengan dokter Doyoung " Tanyanya pada salah satu perawat yang terdapat meja resepsionis.
" Oh, iya mas ada. Mas cari saja ruangan dokter dijejeran sana, nanti ada nama dokter Doyoung " Ucap sang perawat dengan tersenyum.
Jaehyun mengangguk dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Dia berjalan ke arah jejeran ruangan dokter tersebut sembari mencari nama dokter Doyoung.
Setelah ketemu, dia mengetuk pintu ruangan itu sebentar.
" Masuk " Dokter Doyoung menjawab.
Jaehyun membuka knop pintu, lalu memasuki ruangan tersebut, tak lupa ia menutup pintu ruangan dokter Doyoung tersebut.
" Dokter Doyoung " Sapa Jaehyun
Yang dipanggil dokter Doyoung tersebut, langsung menolehkan pandangannya.
" Oh Jaehyun? Ingin periksa lagi? " Tanya dokter Doyoung.
Jaehyun mengangguk dan duduk di hadapan dokter Doyoung.
" Nah, baiklah, akan ku periksa keadaanmu sekarang, berbaringlah di atas ranjang "
Jaehyun menurut dan naik ke atas ranjang tersebut, dan membiarkan dokter Doyoung memeriksanya.
-oOo-
Setelah Jaehyun diperiksa, dia dipersilahkan untuk duduk di depan kursi dokter Doyoung. Dia duduk dan menatap dokter Doyoung yang sedang mengamati hasil periksanya.
Dia melihat wajah dokter Doyoung yang sedikit sedih dan menghela nafas.
" Jae.. Ini sudah tak bisa dibiarkan, penyakitmu bertambah parah. Kamu harus menjalani operasi, jika tidak, aku tidak tahu akan terjadi apa kedepannya nanti.. " Dia menatap Jaehyun dengan raut wajah sedih.
" Tapi dokter.. Aku tak mempunyai biaya yang cukup, aku tak ingin merepotkan pamanku, berikan aku obat kapsul saja dokter, tak apa.. "
" Tidak Jaehyun! Jika kamu terus-terusan meminum obat kamu akan overdosis! Itu bahaya!!"
Jaehyun menundukkan kepalanya sedih, sudah dia tebak. Penyakitnya semakin parah. Bahkan untuk disembuhkan kali ini hanya sia-sia. Hidupnya tak akan lama.
" Jaehyun.. Cobalah berbicara dengan pamanmu, pamanmu akan mengerti.. percayalah.. Kanker otak itu penyakit berbahaya, Jaehyun.. Aku tak ingin kamu mati karena penyakit mengerikan ini.. " Doyoung berusaha menahan air mata yang dia tahan di pelupuk matanya. Dia menatap Jaehyun prihatin.
" A-aku tidak bisa dokter.. tak apa, jika memang sudah waktunya aku harus mati karena penyakit ini, aku tak apa dokter.. aku akan sekuat tenagaku dan menggunakan sisa hidupku untuk sebaik mungkin, untuk membahagiakan orang di sekitarku.. aku tak apa dokter, aku ikhlas. "
Mendengar ucapan Jaehyun yang begitu menggores hatinya, Doyoung bangun dari duduknya dan menghampiri remaja itu. Remaja yang sudah satu Tahun ini menyembunyikan penyakitnya dan selalu datang kepadanya untuk memeriksakan kesehatannya.
Doyoung langsung memeluk tubuh Jaehyun.
" Jae.. kamu harus bisa sembuh.. kamu orang baik, Jaehyun... " Ucapnya sembari memeluk Jaehyun erat.
Jaehyun membalas pelukan itu dengan sama eratnya.
" Dokter, berapa lama aku bisa bertahan hidup? " Nada pasrah itu keluar dari bibir tebal Jaehyun.
" Aku bukan Tuhan Jaehyun, aku tak bisa menentukan hidup dan mati seseorang. Berusahalah untuk sembuh Jaehyun.. aku disini, aku akan menyemangatimu. " Jelas Doyoung.
Jaehyun tersenyum tipis, dan melepas pelukan itu. " Aku selalu berusaha dokter.. tolong selalu do'akan aku ya.. " Doyoung langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat.
" Terimakasih dokter, maaf aku selalu merepotkanmu hehehe, ini sudah sore, waktunya aku pulang " Jaehyun melirik jam dinding di ruangan Doyoung.
" Kamu tidak merepotkanku, pulanglah, dan jangan lupa meminum obatmu ya? Hati-hati bocah! " Doyoung tersenyum.
Mau tak mau Jaehyun ikut tersenyum. Dia berpamitan dengan Doyoung, lalu berjalan keluar ruangannya, tak lupa ia juga membayar biaya administrasi menggunakan uang tabungannya sendiri. Jadi kalian sudah tau kan alasan mengapa Jaehyun tak pernah jajan banyak di sekolahnya?
Ia juga tak mungkin meminta uang kepada pamannya. Dia kan sudah berniat menyembunyikan penyakitnya ini kepada Pamannya.
Dia berjalan keluar dari gedung itu dan berjalan diatas trotoar, melangkahkan kakinya santai menuju ke halte tempat dia berhenti tadi.
Tak lama dia menunggu, bis yang akan ia tumpangi datang. Dan tak berfikir lama, akhirnya dia menaiki bis itu dan membiarkan bis itu berjalan untuk mengantarnya pulang.
TBC
────────────────────────────Halo!!
Maaf untuk updatenya agak telat, karena tadi ada kesibukan sedikit.
Nah, buat kalian yang penasaran Jaehyun kenapa udah terungkap nih..Jangan lupa ninggalin vomentnya ya!!
Terimakasih ❤️Salam cinta ; Marrie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jae. [ ✓ ]
Fiksi Remaja[ STATUS COMPLETED ] BXB/GAY/BL/HOMO/YAOI | ANGST | HURTS | HARS WORD | SCHOOL LIFE | LOCAL [ Warning ⚠️ ] ⚠️ Banyak adegan kekerasan & bullying ⚠️ Jaehyun hanya ingin Taeyong sedikit menghargai dirinya, apa seorang yang tuli ini tak boleh menyukai...