1

368 6 0
                                    


Zigy merasakan sebuah tepukan di pundaknya. Ia mendongak dan mendapati sang bunda tengah tersenyum hangat.

"Makan dulu, Bi Rahma pasti sedih lihat kamu sedih terus." Zi mengangguk.

Pria berusia 25 tahun itu barus saja kehilangan pengasuh yang sudah mengurusnya sejak ia berusia 1 bulan. Bi Rahma di panggil yang Maha Kuasa tadi pagi. Bi Rahma lah selama ini yang mengurus apartemen Zi setiap hari. Datang pagi dan kembali ke rumah orang tua Zi sore harinya. Kini apartemen itu akan kehilangan sosok yang setiap hari menyiapkan sarapan dan bekal untuk Zigy.

Setelah memimpin Kala Group, Zigy memilih tinggal di apartemen. Orang tuanya sendiri tinggal di kediaman mereka bersama adik semata wayang Zigy yang bernama Sharen. Sharen sendiri masih duduk di bangku kuliah. Gadis yang galak sekaligus manja pada Zi.

Kala, ayahanda Zi sudah memilih pensiun dini dan lebih sering bermain golf dan mancing di laut bersama sahabat-sahabat nya. Zi memiliki seorang asisten yang tak lain adalah anak dari Om Izul sahabat ayahnya. Asistennya tersebut sudah menjadi sahabat Zi sejak kecil. Deni namanya.

"Jadwal gue udah habis kan, Den?" Tanya Zi pada pria berkacamata yang tengah memangku MacBook nya.

Pria itu mendongak. "Nggak ada Pak, udah selesai. Mau pulang sekarang?" Tanya Deni
Yang tetap profesional memanggil Zi dengan sebutan 'Pak'.

"Boleh deh, gue capek banget." Sahut Zi. Mereka berlalu dari Kala tower tepat pukul enam sore.

Ponsel Zi berdering dan menampilkan nama sang bunda.

"Iya bun?"

"Zi, bunda udah dapet yang kerja untuk urus apartemen kamu ya."

"Oh? Siapa bun?"

"Saudara jauh Bi Rahma. Anaknya udah ada di apartemen kamu ya."

"Oke bun, makasih ya bun."

"Oke, baik-baik ya sama yang kerja itu."

Kana menjeda ucapannya.

"Memang kenapa?"

"Dia cantik!" Kana terkekeh.

"Ck, bunda ini. Aku ini tahan godaan kok!"

"Ya...Ya...." Kana menyahut dengan malas.

Obrolan pun berakhir ketika mereka tiba di apartemen mewah tersebut.

Zi menekan password pintu apartemen nya. Ia menoleh ke arah dapur dan mendapati seorang wanita tengah mengangguk hormat padanya. Wanita itu memakai apron yang Zi yakin itu pemberian ibundanya.

"Selamat malam, Pak. Saya pegawai baru." Beritahu wanita tersebut. Zi hanya mengangguk.

"Kamu boleh pulang. Sudah selesai, kan?" Tanya Zi menoleh ke meja kecil yang sudah tersedia air putih di kelas yang tertutup dan gelas itu nampak masih berembun, artinya baru saja di tuang.

"Sudah Pak." Sahut wanita itu.

"Besok saya kembali jam 6 pagi." Ujar nya lagi. Zi mengangguk.

Wanita berusia sekitar 23 tahun dengan rambut di ikat sembarang. Ia memiliki tatapan yang teduh dan senyum yang lembut, mirip Kana ibundanya.

"Oke. Bunda udah kasih tahu apa aja yang harus di siapkan, kan?" Tanya Zi.

Wanita dengan tinggi hampir sebahu Zi itu mengangguk.

"Ya udah, kamu boleh pulang." Zi melangkah meninggalkan wanita itu.

Zi kembali menoleh pada wanita yang sudah hampir membuka pintu apartemen nya.

"Siapa nama kamu?" Tanya Zi.

Wanita itu menoleh.

"Nama saya, Luna."

Sahutnya dengan senyum yang membuat Zi mengerjapkan matanya.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang