10

71 4 1
                                    

Luna menoleh ke arah Zigy dengan takut-takut. Pria itu menyetir dengan tangan kiri sementara sikut tangan kanan nya bertumpu pada jendela mobil. Ia memijat pilipisnya.

"Pak, sakit?" Tanya Luna.
Zigy menggeleng tanpa menoleh.

"Nggak." Sahutnya pelan. Luna mengangguk dan kembali menutup mulutnya.

"Kamu pernah di khianati, Lun?" Kali ini pertanyaan Zigy terdengar begitu lirih dan berat.

"Nggak Pak. Saya gak pernah punya pacar." Sahut Luna. Zigy menoleh lalu mengernyitkan keningnya.

"Umur kamu berapa sih?" Tanya pria berkemeja hitam itu.

"23 tahun." Luna menipiskan bibirnya. Gemas, itu yang terlintas di pikiran Zigy saat menatap tingkah Luna.

"Kenapa gak pernah pacaran?" Zigy memilih memelankan laju kendaraannya.

"Gak kepikiran Pak. Yang saya pikirin setiap hari adalah gimana saya bisa bertahan hidup dari keadaan yang lagi saya hadapin." Jawab Luna bijak.

"Oh, i see." Zigy manggut-manggut.

"Pak Zigy di khianati? Sama cewek?" Tanya Luma dengan polosnya. Zigy mendelik.

"Ya masa sama cowok, Luna!"

Luna terkekeh melihat kekesalan Zigy.

***

Elisa namanya. Wanita cantik yang menjadi pujaan hati Zigy sejak SMP. Zigy yang memang sudah sibuk sejak SMA, tak pernah menyangka jika Elisa akan tega berkhianat padanya.

Sudah dua tahun lamanya Zigy dan Elisa putus. Wanita itu pindah ke luar negeri dan dua hari lalu ia kembali.

"Zi, bisa kita ketemu. Aku mau bicara."

Pesan yang tak pernah Zigy balas sejak dua hari lalu.

Zigy masih menatap ponselnya. Ia duduk di sofa di balkon apartemennya menikmati udara malam yang dingin.

Bohong jika Zigy sudah tak mencintai Elisa. Sejak SMP ia dan Elisa sudah bersama. Kenangan dan cerita mereka sudah terukir begitu dalam.

"Pak, mau saya buatin teh?" Suara Luna membuat Zigy mendongak.

Ia mengangguk. "Boleh."

Hembusan angin malam menerpa wajah Luna yang putih bersih tanpa makeup. Bulu mata yang lentik, mata yang bulan sempurna dan bibir yang tipis membuat wanita itu sempurna.
Sejenak Zigy mengagumi ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna di hadapannya.

"Pak Zigy lagi patah hati?" Tanya Luna. Zigy tertawa.

"Gak juga sih. Cuma--belum sembuh aja lukanya."

"Terus orangnya udah nyamperin lagi ya?" Potong Luna.

"Lho?" Zigy menatap Luna. "Tahu dari mana?" Tanya Zigy.

"Namanya Elisa?" Tanya Luna. Zigy mengangguk.

"Tadi di cafe, temannya mbak Elisa ngobrol dan saya nguping." Luna terkekeh.

"Oh gitu..." Zigy membulatkan bibirnya. Ia ingat jika ada dua orang sahabat Elisa yang bekerja di gedung sebelah Kala tower.

Sore itu Luna mengendarai sepeda nya menuju apartemen Zigy.

Jalanan sepi setelah hujan membuat Luna memelankan laju sepeda nya. Tiba-tiba sebuah sepeda motor menghadang Luna dan ia hampir saja terjerembab ke aspal.

"Ini dia anak gak tahu diri!!"

Bugghhh!!!

Sebuah pukulan mendarat di pipi Luna, wanita itupun terjerembab ke aspal yang penuh air.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang