22

128 3 2
                                    


Satu bulan berlalu...

"Maafin aku ya." Elisa menunduk tak berani menatap Luna yang tengah tersenyum ke arahnya.

Hari ini Elisa meminta bertemu dengan Luna. Sharen yang awalnya adalah sahabat Elisa, sudah beberapa hari mengamuk padanya. Elisa tahu seorang Sharen bisa melakukan apa saja jika ia sudah menyayangi seseorang. Dalam hal ini adalah Luna dan Zigy.

"Aku salah. Dulu aku mengkhianati Zi dan meninggalkan nya. Tapi---aku menyesal dan tak terima ketika dia jatuh cinta sama kamu." Elisa menghela nafasnya.

"Maaf atas kebodohan ku selama ini." Elisa mencoba menatap Luna. Elisa bisa melihat tatapan Luna yang teduh tanpa emosi sekalipun.

"Gak apa-apa, Elisa. Semua orang berhak mencintai. Aku harap kamu bisa menemukan kebahagiaan kamu yang lain." Luna menepuk punggung tangan Elisa.

Usapan lembut terasa di puncak kepala Luna.

"Thank you, sayang." Zigy yang baru saja tiba langsung duduk di sebelah Luna.

"Zi, maafin aku ya." Elisa menatap Zigy dengan tatapan sendu.

"It's okay, Elisa." Zigy merangkul pinggang Luna.

Tak berapa lama Elisa pamit pergi, ia akan kembali ke luar negeri menyelesaikan sekolahnya.

Luna menatap punggung Elisa dan beralih menatap Zigy. Luna mengira ia akan memergoki Zigy tengah menatap Elisa. Namun sayang, ia menemukan Zigy tengah menatapnya lembut.

"I love you, wife."

Iya, mereka sudah menikah dua hari lalu tanpa pesta berlebihan. Hanya keluarga inti. Seno Laksmana, ayah kandung Luna memdapat serangan jantung satu minggu sebelum Luna dan Zigy menikah.

Luna dan Zigy sudah memaafkan Seno dan Seno pun meninggal setelah meminta maaf pada Luna dan Zigy.

"Gimana, udah selesai?" Sharen datang dengan wajah kesal.

"Udah Sha, Elisa udah minta maaf." Luna merangkul pundak Sharen.

"Thank you adik manis!" Luna menggesekkann hidungnya di pundak Sharen.

"Anytime, Kak. Kalo nanti abang macam-macam, kasih tau aku ya. Aku tim sukses mu selalu." Kedua nya tergelak. Zi memeluk kedua wanita yang sangat ia sayangi. Dari kejauhan Kana dan Kala sedang berkumpul dengan sahabat-sahabat nya.

"Sharen itu titisan kamu banget lho." Izul menatap Sharen kemudian menatap Kana

"Iya, galak banget." Kala menipiskan bibirnya.

"Bayangin, dia bisa ngamuk ke mantanya si Zi. Gue aja heran, nyalinya gede banget itu anak." Kala terkekeh menyesap kopi pahitnya.

"Like mom like daughter." Gumam Iyos.

"Paan?" Kana mendelik pada pria-pria paruh baya di hadapannya.

"Gue sama Sha, cuma menjaga apa yang harus kami jaga." Kana menoleh pada putra putri san menantunya.

"Mantu aku juga galak banget. Kita lihat nanti, Zigy juga akan kayak kamu." Kana terkekeh menertawakan suaminya yang tengah memicingkan matanya.

Semua tertawa dengan penuh syukur.

Tamat.





Terima kasih sudah baca ya..

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang