21

63 3 0
                                    

"H---aiii." Hanya kata itu yang mewakili semua perasaan Zigy.

"Nye...nye...nyee..." Sharen mencibir. Luna menoleh.

"Baru pulang ngapel, Pak?" Tanya Luna dengan sinis. Matanya kembali ke layar MacBook milik Zigy yang di pinjamkan oleh Sharen.

"Sha, kamu gak mau nemenin Bunda di sana." Tanya Zigy.

"Ck, ganggu aja! Sana deh kalo mau perang dunia di kamar aja." Sharen mengibaskan tangannya ke udara.

"Please..." Zigy memohon pada Sharen.

"Bang, clutch Kate Spade yang baru udah release tuh!" Sharen mengerlingkan matanya.

"Sure, my lil sister. How much?" Zigy membuka aplikasi mobile bankingnya.

"20 juta!" Sharen menipis kan bibirnya.

"Anything for you, Pretty!" Zigy segera mentransfer sejumlah tersebut ke rekening Sharen.

"Thank you abang!" Sharen mengecup pipi kakaknya.

"Kak Luna. Katanya sih Bang Zigy kemarin gak selingkuh. Tadi malam Bunda cerita kalo Bang Zigy nangis takut Kak Luna kenapa-kenapa." Sharen berbisik pada Luna tapi jelas masih bisa di dengar oleh Zigy.

Pria itu melotot menatap adiknya yang sudah kabur ke dalam rumah.

Luna menahan tawanya melihat Zigy salah tingkah.

"Lun.. Please..." Zigy duduk di sebelah Luna.

"Kenapa?" Tanya Luna dengan santai.

"Dengerin penjelasan aku, ya?" Zigy menghela nafasnya. Baru kali ini ia memohon pada seorang wanita.

Luna hanya mendelik pada Zigy.

"Hari itu Elisa datang ke kantor. Dia bilang mau bertemu kamu dan minta maaf. Tapi waktu aku masih duduk tiba-tiba dia lari ke pangkuan aku terus---cium aku dan kamu datang." Zigy mencoba meraih tangan Luna.

"Tapi kamu nikmatin ciumannya juga, kan?" Luna masih berbicara sinis pada Zigy.

"Nggak!!! Nggak sama sekali." Zigy menggeleng heboh.

"Please maafin aku ya, Lun." Zigy menatap manik mata Luna dan jelas Luna bisa melihat kejujuran di mata Zigy.

"Aku gak berniat sekalipun untuk kembali sama Elisa. Sumpah, Lun!" Zigy menggenggam tangan Luna dan mengambil MacBook miliknya lalu meletakkan nya di meja.

"Percaya sama aku, ya? Jangan sakiti diri kamu lagi. Please...." Zigy mencium punggung tangan Luna.

Wanita itu diam seribu bahasa. Ia hanya menatap Zigy lekat.

Flashback ON

Malam sebelumnya...

"Bunda tahu, Lun. Mungkin kamu sulit memaafkan Zigy. Tapi bunda tahu, kalo Zigy sayang sama kamu. Zigy udah cerita semua ke bunda. Dan bunda mengerti." Kana mengusap pipi Luna.

"Bunda pun kalo ada di posisi kamu pasti melakukan hal yang sama. Jadi, di sini, bunda gak belain Zigy. Tapi bunda hanya pesan coba dengarkan apa yang Zigy jelaskan. Kalo ceritanya beda sama apa yang dia ceritain ke bunda, berarti Zigy memang pembohong." Kana menghela nafasnya.

Luna mendongak. " Ibu gak apa-apa kalo misalnya aku mau sama Pak Zigy? Maksudku, aku mau serius sama Pak Zigy. Ibu sama Pak Kala gak apa-apa?" Tanya Luna dengan polos.

"Ya gak apa-apa. Bagi bunda, kebahagiaan anak-anak adalah hal yang terpenting." Kana kembali tersenyum.

"Ibu, sebetulnya aku mau cerita." Luna terlihat mengatur emosinya.

"Waktu aku di pukuli ayah, dia sempat bilang kalo ibu adalah orang yang mengambil kebahagiaan ibu kandung aku. Ibu mengambil calon suami ibu kandung aku dulu." Luna menunduk.

Kana terhenyak. Rupanya Luna sudah tahu masa lalu kehidupan nya.

"Maafin bunda ya..." Kana memeluk Luna.

Setelah keduanya tenang, lalu Kana memanggil Kala dan mereka bercerita kepada Luna tentang kejadian masa silam. Kala mengusap kepala Luna.

"Maafin ayah ya Lun.." Kala menghela nafasnya dalam.

Luna malu kepada keluarga Zigy. Bukan ayah dan ibu Zigy yang harus minta maaf. Namun dirinya lah yang harus meminta maaf atas kesalahan ibu kandungnya yang sudah memfitnah ayah dan ibu Zigy.

"Pak.. Bu, maafin ibu kandung Luna ya." Wanita cantik itu terisak lirih.

Flashback off..

"Aku minta maaf, Pak. Aku juga salah gak kasih kesempatan ke kamu untuk jelasin semuanya." Luna mendongak.

Ia tersenyum. Walaupun air matanya ikut luruh dengan hujan yang perlahan turun. Zigy menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Thank you, Lun. I love you!" Zigy memeluk Luna dan mengecup bibir nya lembut.

"Baaaaang, kata bunda jangan di luar terus. Banyak setan!!" Teriak Sharen.

Terdengar suara Kana mengomeli putri bungsunya yang hanya di tanggapi dengan gelak tawa yang memecah kesunyian rumah mewah tersebut.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang