17

56 3 2
                                    

Elisa tak habis pikir, bagaimana bisa Zigy mengabaikannya dan memilih bersama dengan wanita miskin yang hanya lulusan SMP?

Ayolah Zigy, kamu bercanda? Batin Elisa bertanya di sore itu ketika ia melihat Zigy dan Luna meninggalkan fitness center.

Hari ini Elisa seperti biasa menjalani rutinitas nya membentuk tubuh di salah satu pusat kebugaran. Ia tak tahu jika saat ini Luna dan Zigy pun ada di tempat yang sama.

Setelah selesai berolah raga, Zigy dan Luna memasuki Starbucks.

"Zi .. " Panggil Elisa. Pria bertopi hitam itu menoleh demikian juga dengan Luna. Wajah Luna kembali terlihat takut dan tentu saja Zi bisa melihat itu.

"Ada apa?" Tanya Zigy pada Elisa.

"Aku mau bicara." Sahut Elisa.

"Ya sudah bicara!" Seru Zigy.

"Aku mau kita cuma bicara berdua." Rengek Elisa tanpa tahu malu. Zigy tertawa sumbang.

"Ya udah gak usah pake acara ngajak ngomong gue!" Zigy menggeleng kan kepalanya.

Elisa emosi dan menarik lengan Luna dengan kencang. Luna mengaduh.

"Eh lo gila ya??!!" Zigy berteriak.

"Zi, sudah!" Seru Luna.

" Gue udah tahu kalo lo yang celakain Luna dulu karena lo cemburu sama Robin selingkuhan lo itu kan?" Zigy tersenyum mengejek sementara Luna membelalakkan matanya tak percaya jika Zigy tahu cerita yang sebenarnya.

"Gue peringatin, jangan coba ganggu gue sama Luna atau lo akan nyesel seumur hidup!" Zigy menunjuk wajah Elisa.

"Denger Elisa, gue memang sayang dan cinta sama lo, tapi itu dulu. Sebelum gue tahu kalo lo itu busuk!" Zigy merangkul Luna dan berlalu dari Starbucks yang untungnya dalam keadaan sepi.

Elisa meradang. Ia tak menyangka jika Luna akan mengadukan perbuatan nya pada Zigy.

***

"Apa?" Tanya Zigy ketika Luna terus menatapnya.

"Kenapa gak bilang?" Tanya Luna.

"Yang penting aku tahu, Lun. Dan aku berusaha setengah mati untuk gak menjebloskan Elisa ke penjara!" Zigy mengeraskan rahangnya ketika ia tahu cerita tentang Elisa yang menyerang Luna dulu.

Zigy mulai curiga dengan reaksi Luna jika berhadapan dengan Elisa dan Deni lah yang akhirnya mengumpulkan fakta jika Elisa berselingkuh dengan Robin yang tak lain adalah teman Zigy saat kuliah.

Dulu, Luna bekerja di rumah Robin sebagi ART dan itu hanya sebentar saja. Elisa tak suka dengan kehadiran Luna di rumah Robin dan mencurigai jika Luna menggoda Robin. Padahal, yang sebetulnya terjadi adalah Robin lah yang sering berniat melecehkan Luna.

Suatu hari Luna sedang berjalan menuju komplek rumah Robin sekembalinya dari mini market. Elisa yang gelap mata menyiram Luna dengan air keras hingga mengenai paha kiri Luna.
Kebetulan ada saksi mata yang memergoki dan melaporkan masalah ini ke pihak berwajib. Sayangnya ayah Luna yang lebih bejat dari iblis memilih berdamai dan meminta sejumlah uang tanpa berfikir keselamatan anaknya. Saat itu Luna trauma dan kembali senang menyakiti diri sendiri.

"Maaf..." Gumam Luna.

"Kok minta maaf?" Tanya Zigy.

"Aku belum sepenuhnya jujur ke kamu. Masih banyak yang kamu gak tahu tentang aku. Tapi pelan-pelan aku pasti cerita." Luna tersenyum.

Zigy tersenyum dan mengangguk.

"Eh Lun, Bunda sama Ayah ngajak kita liburan. Kamu mau?" Tanya Zigy.

Luna menelan salivanya.

"Kemana?" Tanya Luna.

"Ke Bali." Sahut Zigy.

"Nanti kita tidur berdu--awwwww, sakit Lun!"

"Lagian mesum amat!"

Zigy tergelak melihat Luna mendelik kesal padanya.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang