Misi Livy

324 39 1
                                    

Hari ini jadwal pelajaran kelas Livy adalah berolahraga. Semua anak-anak sekelasnya berkumpul di lapangan basket untuk bermain basket di sana.

Pelajaran olahraga adalah hal yang sangat di nantikan Livy setiap minggunya. Bagaimana tidak,baginya ia bisa melihat wajah tampan Prince saat memakai kaos olahraga berwarna putih,di situ dia bisa melihat ketampanan Prince yang hakiki saat berbaju formal selain memakai seragam putih abu-abu.

Sayangnya pria itu masih tetap dingin kepada Livy padahal Livy sudah berusaha mendekatinya. Bahkan secara terang-terangan menunjukkan rasa tertarik nya kepada pria yang sudah menginjak bulan ketiga menjadi teman baru di kelasnya.

"Udah,jangan di lihatin terus!" Peringat Iren.

"Biarin aja,gratis ini." Sahut Livy menyengir ke arah Iren yang sedang duduk di sampingnya. Tepatnya di garis sisi lapangan basket.

Livy selalu mengambil kesempatan untuk mencuri pandang kepada Prince. Pria itu sedang di uji bermain basket dengan di bagi per tim oleh Pak Dani sebagai guru olahraga mereka. Permainan three on three yang sedang berlangsung itu nampak seru bagi siswa lainnya. Terutama bagi siswa perempuan yang terpana melihat Prince dengan lihai mendribel bola,lalu selalu mendapat poin saat melempar bola ke ring.

"Yeeaaaaaaay,,,ayo Prince! Semangat semangat!!!!!!" Teriak Livy sampai pengang di telinga Iren.

"Auh,sakit kuping gue. Sekalian pake toa!!" Omel Iren seketika.

"Sorry sorry,lo gak liat apa si Prince keren banget. Astaga,kayaknya gue makin jatuh hati deh sama dia."

Iren kembali menatap Livy,selang beberapa detik ia bergeleng sambil menghela nafas.

"Lo mah aneh,Kak Bayu yang jelas-jelas Most wanted di sekolahan kita,kapten basket pula. Kalau cakep nggak usah ditanya. Satu ras lagi sama elo,sipit-sipit putih gitu lah,terus masa lo mau nolak sih Vy,yakin gak nih?"

Livy jadi membulatkan mata akibat perkataan Iren barusan. Dia baru teringat kalau setelah pulang sekolah ini Kak Bayu mengajaknya bertemu.

Kak Bayu ini sebenarnya sudah menaksir Livy semenjak Masa Orientasi Siswa. Livy juga sering jalan dengannya saat masih duduk di kelas satu. Bahkan pertandingan basket pun Livy tidak pernah absen untuk memberi dukungan. Hanya saja Livy perlahan-lahan menjauh karena sesuatu hal yang membuatnya tak nyaman. Namun Kak Bayu tetap berusaha mendekati Livy sampai sekarang. Malah seminggu yang Lalu,Kak Bayu mulai berani menembaknya.

"Ngomong-ngomong soal Kak Bayu,gue jadi inget deh,ntar pulang sekolah dia ngajak ketemuan di cafe melati depan sekolah."

"Nah kan,pasti minta jawaban."

"Iya. Cuma gue udah yakin sama keputusan gue. Gue tetep nolak dia."

"WHAT?????"

Livy hanya melayangkan wajah santainya untuk menanggapi keterkejutan Iren tadi.

"Astaga Kak Bayu,kenapa nggak nembak gue aja sih. Gue kesel deh!!!!!!!!" Omel Iren yang yang langsung di gelak tawai oleh Livy.

AWAS LIVY!!!!!!!!!

Bug!!!!!

Bola basket mendarat bebas di kepala Livy. Tepat mengenai jidatnya yang mulus. Otomatis Livy langsung terjengkang dari duduknya dan pingsan.

"Livy!!!!" Teriak Iren Panik.

"Woi,siapa nih yang lempar bola kenceng banget!!!!" Teriak Iren lagi sedikit brutal.

"Prince,tanggung jawab!!!!!!!" Ujar salah satu teman pria mereka.

Prince masih dengan ekspresi datarnya. Tidak ada rasa muka bersalah,panik ataupun sebagainya.

OH MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang