Elegi

129 9 3
                                    

Chapter ini mengandung bawang merah dan Bombay,,mohon siapkan tisue ya...

Happy reading!!!

*

*

*

Genting. Keadaan yang terjadi di ruangan VIP rumah sakit,dimana Sang Papi sedang mempertaruhkan nyawanya.

Pecah tangis yang meledak pukul tiga pagi menunjukkan kehancuran hati kepada semesta.

"Dokter,you lie!!!! You lie!!!!!" Teriak Livy sambil terisak.

Kedua matanya fokus dengan tindakan dokter dan perawat yang masih berusaha menyelematkan nyawa sang Papi,padahal layar pada alat deteksi jantung sudah menunjukkan garis lurus. Dan ada bunyi seram yang di takutkan semua orang.

"Kalau Papi sampai meninggal,I Will hate you Dok!!! I HATE YOU!!!" Kicau Livy. Livy marah karena pernyataan dokter beberapa jam yang lalu. Mengatakan bahwa ada pertanda baik pada Papinya. Tidak disangka oleh Livy,ternyata lenguhan yang terakhir dia dengar adalah ucapan perpisahan dari sang Papi.

Dokter dan para perawat tak menggubris sama sekali. Masih berusaha mati-matian kepada pasiennya. Melakukan tindakan CPR dan lainnya,demi mengembalikan nafas dari Sang Papi.

Tante Mira. Orang yang berusaha tenang. Tangan mengepal,hanya bisa berdoa kepada Tuhan dalam hatinya.

Beliau meminta,jika memang Tuhan menghendaki suaminya untuk pulang ke pangkuan-Mu,maka Tante Mira memohon berikan jalan terang. Tuntun suaminya dengan tenang. Jangan berikan rasa sakitnya kembali.

Air mata terus mengalir di pipi Tante Mira dengan kedua matanya yang masih terpejam. Namun meskipun begitu,dia masih berahap ada keajaiban.

Meskipun keajaiban itu akhirnya, dipatahkan dengan kalimat yang diucapkan dokter.

"Pasien Andre,telah meninggal pukul kosong tiga lima belas Waktu Indonesia Barat."

"Papiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!" Teriak Livy sekencang-kencangnya.

Tante Mira langsung membuka kepalan tangannya,menutup wajahnya dengan punggung yang bergetar hebat.

Livy duduk terkulai lemas di lantai,melihat alat bantu nafas di lepas,kemudian yang paling membuatnya tambah histeris saat sekujur tubuh sang Papi ditutup kain putih,menandakan seseorang telah pergi dari dunia ini.

Dan perlahan-lahan kedua mata gadis itu berat,nafasnya sengal dan.....

BRUG.

Livy tak sadarkan diri.

*

*

*

Mami Livy merangkul putrinya. Di samping peti ukiran kayu mantan suaminya. Terpaksa sang Mami membatalkan pekerjaannya dan langsung terbang ke Jakarta. Sebetulnya Sang Mami canggung berdiri diantara keluarga mantan suaminya,apalagi keluarga Tante Mira. Namun Mami Livy mengesampingkan keegoisannya demi putri tercintanya yang sedang hancur hatinya.

"Papi jahat,Mi!" Ucap Livy.

"Hey,gak boleh ngomong begitu."

Livy terisak pelan. Menatap wajah pucat Papinya yang sudah terbujur kaku.

"Pi,kenapa tega ninggalin Livy sih Pi?"
"Papi kenapa gak kasih kesempatan Livy buat lebih baik sama Papi,Livy belum sempat mengaku sama Papi saat terakhir kita ketemu."
"I really really miss you!!"

Livy kembali terisak. Tangannya sibuk membereskan air mata yang mengalir.

"Vy! Kamu harus kuat doang. Look at me!! I still for you,I'm here for you!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OH MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang