RUANG TEMU

262 36 10
                                    

Gas terus!!!!!
Ingat ya...wajib Vote part ini!!!
Paksa nih!
🥰🥰🥰🥰🥰

*

*

Sang Mami menyaksikan putri satu-satunya yang sedang menyantap sarapannya dengan lesu. Sehingga mengundang tanya dalam hati sang Mami.

"Muka kenapa ditekuk?"

Livy menatap sang Mami yang ada di seberangnya. Lalu bergeleng kepala.

"Ada masalah di sekolah? Atau sama pacar? Siapa itu namanya yang suka ngajakin kamu jalan..mmh.. Ba.. Ba...yu bukan?"

"Bukan pacar Livy!!!!" Serobot Livy seketika.

"Eh kok sewot sih. Ya kan Mami kira itu pacar kamu,dulu sering jalan kan sama dia?"

"Bukan berarti sering jalan itu pacaran. Cuma temen kok. Eh tapi sekarang udah ga deng." Jelas Livy.

Dia pun akhirnya membanting sendoknya. Rasa oatmeal yang ada di mangkuknya berubah menjadi pahit begitu membicarakan Bayu.

"Livy berangkat aja deh. Mami bikin gak selera makan."

"Kok salah Mami sih?" Maminya pun hanya pasrah saat disalahkan putrinya itu.

"Iya lah,pake ngomongin cowok gila itu. Udah lah,Livy pergi,Bye!!!!"

"Gak ada acara nyetir sendiri ya!!!!"
"Pake Mang Iman aja Livy!!!!" Teriak sang Mami keras dan Livy hanya mengangguk beberapa kali. Entah sang Mami melihat atau tidak.

Sepanjang perjalanan ke sekolah,Livy terus melamun. Pandangannya menembus keluar kaca mobilnya,melihat kemacetan lalu lintas pagi yang menjadi teman sehari-harinya.

"Oh sh*tttt!!!!  Pakai mata kali!!!?!!" Umpat Livy mengomentari dua pemotor yang saling senggol.

Entah kenapa hatinya jadi gampang panas begini,padahal sebelumnya dia tidak pernah mencampuri urusan orang. Sehingga Mang Iman menatap Livy dari kaca kecil di atas, heran dengan sikap majikannya itu.

"Kalau gue bolos,lo bilang Mami gak Mang?"

"Ya bilang lah Non,kan Mami pesennya suruh anter sampe sekolahan." Ucap Mang Iman dengan polos.

Livy pun langsung mendengus kasar. Percuma kayaknya kalau ngajak supirnya bekerja sama.

"Uch,males banget masuk sekolah!!!!" Keluh Livy langsung bersandar di kursi mobil dan memejamkan mata.

Mang Iman menatap lagi gadis itu dari pantulan kaca. Kemudian bergeleng dan tersenyum tipis.

Kemudian tidak lama Livy pun sampai di sekolah. Dengan terpaksa ia turun dan menginjakkan kakinya di depan gerbang sekolah. Ia melangkah lesu hingga di tatap aneh oleh Pak Kumis alias Pak Dadang yang kini menghampiri Livy saat melintas di depannya.

"Non!" Begitu sapanya.

Livy langsung berhenti dan menatap Pak Dadang.

"Hm?"

"Belum sarapan? Lemes amat?"

"Belum,nggak nafsu!"

Livy pun malas menanggapi lebih jauh lagi. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Pak Dadang kembali menatap gadis itu dengan aneh. Biasanya memang Livy selalu terlihat ceria. Bahkan tak lupa untuk menyapanya setiap pagi. Namun kini Livy nampak murung dan tak bergairah.

Livy juga tak menggubris namanya di sapa-sapa oleh beberapa siswa pria yang memang biasanya selalu ramah kepadanya. Dan biasanya Livy pun membalas dengan senyuman manis saat di panggil. Namun hari ini Livy tak ada niat sedikitpun untuk melakukan itu.

OH MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang