CLEAN UP

240 34 5
                                    

Vote terus ya gaes!!!
Wajib wajib wajib!!!!!

❤️❤️❤️

"Heh Ari,maksudnya apa coba kemarin?" Sambar Livy begitu masuk ke dalam kelas. Ari seketika bingung mau jawab apa. Jelas-jelas dia sudah berjanji dengan Prince untuk tidak membocorkan bahwa maksud Ari bertanya kemarin adalah semata-mata atas permintaan Prince.

"Mhh itu,gue,apa ya???" Gugup Ari sambil garuk-garuk kepala.

"Ih,you're freak!!!!"

Livy pun dengan gaya kesalnya langsung pergi duduk ke bangkunya. Menoleh sejenak ke bangku samping yang kosong. Rupanya Iren benar-benar tak masuk hari ini. Dia memang bilang sedang sakit dari kemarin. Livypun menjadi kesepian jika tak ada manusia satu itu.

Kemudian pandangannya beralih kepada seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kelas. Senyum Livy langsung mengembang saat Prince berjalan melaluinya dan langsung duduk di kursi paling belakang,tempat duduknya sendiri.

Dengan cepat kilat Livy langsung menghampiri pria itu.

"Hay Prince!!!" Sapanya.

Berharap pria itu berbalas dan tersenyum kepadanya. Namun sepertinya itu hanya harapan Livy saja. Prince langsung menyumpal kupingnya dan membaca buku kesayangannya. Tentu saja Livy dia abaikan begitu saja.

Bibir Livypun seketika manyun. Kenapa anak ini selalu bersikap berbeda dengannya jika di kelas.

"Aneh,giliran deket aja cuek begini." Celetuk Ari yang terdengar oleh Livy.

"Maksud lo?"

"Eh enggak enggak,bukan apa-apa." Seketika Ari ngeles. Takut keceplosan lebih dalam lagi.

Merasa di cuekin,Livy pun akhirnya kembali ke tempat duduknya sembari mendengus kasar. Bukan pertama kali sih dia di perlakukan begini,namun kenapa lama-lama Livy bosan. Sikap plin plan yang ditunjukkan Prince membuatnya muak.

Gadis itu beranjak,berniat untuk pergi dari kelas sejenak. Karena tak ada Iren di sisinya,ia juga merasa kesepian. Makadari itu dia berniat untuk pergi ke kantin mencari keramaian di sana.

Pergerakkan Livy sempat di tatap oleh Prince diam-diam,sampai gadis itu keluar dari kelas dan tak terlihat lagi.

"Sssst.....sssst....!!!!" Senggol Ari dengan sikunya,megenai lengan Prince.

Prince melepas sumpelan kupingnya dan menatap Ari.

"Napa?"

"Lo tuh aneh!"

"Aneh kenapa?"

"Kalau suka bilang dong,jangan permainkan cewek begitu!" Oceh Ari,sadar akan sikap Prince yang plin plan.

Ari memang satu-satunya pemegang kartu AS Prince. Ari tahu jika sikap Prince yang suka diam-diam tersenyum melihat kelakuan Livy yang lucu di kelas,dengan celotehan-celotehannya yang terkadang freak.

Apalagi kemarin Ari juga disuruh Prince untuk mencari tahu keberadaan Livy dengan Farel karena ia merasa cemburu.

"Gak akan lagi gue perhatiin dia. Gue bakal hapus semuanya!" Ucap Prince datar.

Ari pun langsung melotot.

"Serius bro?"

"Hm." Angguk Prince dan kembali memakai earphone-nya.

"Wah,bener-bener lo. Kasian tuh bocah!"

Prince memang sudah berniat mereset isi otaknya,hatinya dan perasaannya kepada gadis bernama Livy itu. Baginya itu sudah keluar jalur di kehidupannya. Menurutnya,ini tidak boleh di biarkan. Namun baginya itu tak mudah,tetap saja dia harus berjuang keras agar sosok wanita itu tak lagi menghantui pikirannya.

OH MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang