Kepastian!

245 32 7
                                    

Iren masih melotot matanya saat Livy mengaku tentang kejadian semalam di rumahnya. Bahkan roti selai kacang yang ia bawa dari rumah saja tak jadi dia makan. Dia letakkan kembali di wadahnya.

"Serius!!!" Ujar Livy dengan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk V.

"Gak,gue gak percaya. I don't believe you!!!!!"

Livy pun mendengus kasar.

"Ya sebenernya gue gak yakin juga,tapi bibir pinky dia tuh bener-bener kayak mau nyamber bibir gue,,ah...kenapa gue pake merem sih,tau gitu gue bisa lihat kan!!!" Sesal Livy.

Namun tatapan Iren langsung mengarah ke pintu masuk,lalu mengkode dengan kedua matanya kepada Livy,mengisyaratkan bahwa pria bernama Prince sudah datang.

Livy seketika menoleh dan menatap pergerakan Prince sampai dia duduk di bangkunya.

Tanpa basa-basi gadis itu langsung menyambarnya.

"Helo Prince!!!" Sapa Livy penuh semangat.

Dan seperti biasa,pria itu langsung berlagak dingin dan cuek kepada Livy. Seperti orang tak kenal saja.

"Prince!!!" Panggil Livy lagi,merasa terabaikan.

"Jelasin gak,kenapa semalam bibir lo deket-deketin ke bibir gue?"

Suara lantang Livy langsung mengguncang seisi kelas. Ari saja sampai melotot yang jelas-jelas mendengar ucapan Livy yang memancing perhatian anak-anak di kelas itu.

"Hah...mereka mau ciuma gitu?"
"Prince mau cium Livy??"
"Kok bisa sih?"

Bla....blaaa....blaaa...........

Semua langsung sibuk gibah. Sementara Livy merasa biasa saja dengan celotehan anak-anak lain.

Prince pun terlihat kesal. Apalagi perkataan Livy barusan pasti akan mengundang rumor tak jelas diantara mereka.

"Ikut gue!!!!" Prince menarik tangan Livy dengan kasar.

Lalu berjalan cepat kilat dengan Livy yang mengekor di belakangnya.

"Aduh aduh,sakit woi!!!!"

Prince pun tak menggubris. Setelah itu mereka sampai di belakang sekolah,tempat yang masih sepi jika masih jam segini.

"Aduh,,tuh kan merah tangan gue!!!" Keluh Livy kesal. Dia mengusap-usap tangannya yang merah,akibat cengkeraman erat oleh tangan Prince.

"Bisa nggak sih lo kalau ngomong jangan ngaco!"

"Ngaco gimana?"

"Ya soal......" Prince tak melanjutkan ucapannya.

"Soal ciuman?"

"What???!!!"
"Ci..ci..ciuman lo bilang. Dari mana lo bisa nyimpulin kalau itu ciuman?"

Livy pun langsung kebingungan. Masa iya argumen dia salah. Apa memang dia salah lihat kalau Prince mendekatkan wajahnya,ah tapi dia begitu ingat bau nafas Prince yang wangi. Itu berarti bibir mereka benar-benar hampir bersentuhan.

"Ya....gimana gue gak nyimpulin begitu,jelas-jelas lo deketin bibir lo ke gue!"

"Itu bukan berati gue mau cium lo bego!!!" Ucap Prince kasar.

"Apa? Bego? Lo ngatain gue?" Kesal Livy.

Sepertinya sebentar lagi akan berkibar bendera perang diantara mereka.

"Iya,bego."

"Wah,,,lo tu yang munafik. Udah ketahuan mau cium gue,terus gak mau ngaku lagi!!!" Pancing Livy membuat Prince tambah kesal juga.

OH MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang