Rumit

167 26 9
                                    

Entah ini desahan keberapa kali yang keluar dari mulut Livy. Sambil langkah kakinya lemas menuju ruang guru.

Rupanya hukuman dari Pak Gunawan kemarin tak cukup sampai disitu saja. Bahkan Livy masih di beri tugas segunung dan harus selesai paling lama tiga hari. Kata Pak Gunawan biar Livy tidak menyepelekan lagi pelajarannya.

Lagipula,Livy juga tak berniat begitu. Sungguh dia lupa jika ada PR,bukan sengaja tak mengerjakan. Namun tetap saja,Livy tak mau membuang tenang untuk beralasan ini itu,ujung-ujungnya tetap kena hukuman.

"Ini ya Pak!"

"Gitu dong,lain kali harus kerjain PR ya,Vy!"

"Iya iya pak!" Sahut Livy,lalu ngacir begitu saja. Malas melihat guru yang membuat tersiksa tiga hari terakhir ini. Tidak tahu apa Livy sedang di landa galau,gundah gulana.

Sepanjang jalannya menuju kelas,kepala Livy menunduk. Lagi-lagi ia mendesah untuk kesekian kalinya.

Brug!

Livy langsung mendongak saat tubuhnya terpental sedikit ke belakang. Rupanya Bayu sengaja menghadangnya di depan langkahnya.

"Liatin duit jatuh Lo?"

"Apaan sih?"

Bayu terkekeh,kemudian mengacak-acak puncak kepala Livy.

"Galak amat!"

"Ih,jangan pegang-pegang!" Livy berteriak risih.

"Idih,gitu doang pegang-pegang,pegang tuh gini!"

Bayu mencengkeram puncak kepala Livy dengan keras,hingga membuat Livy kesal dan marah.

"KAK BAYU!!!!!"

Livy langsung melayangkan pukulan keras di lengan Bayu yang berotot itu. Ia lakukan berulang-ulang.

"Aw aw,iya iya,maaf maaf!!!" Bayu menepis tangan Livy sambil terkekeh.

Livy pun kenapa merasa sedikit lega setelah memukuli lengan Bayu,kemudian menghela nafasnya.

"Kok gue jadi sedikit enakan ya mood gue setelah pukulin lo kak!"

"Bagus dong,eh tapi jangan pukulin gue lagi ya!" Bayu langsung sedikit menjauh.

"Dih,GR!"

"Ya kali!"

Livy hanya nyengir sambil bergeleng. Kemudian Livy pun langsung membelalakkan matanya seketika,begitu terblesit sebuah ide menarik untuknya.

"Gue tahu gue mesti ngapain biar ga sedih terus!!!" Ucap Livy menatap serius kepada Bayu

"Apaan?" Picing Bayu curiga.

*

*

*

Rupanya benar yang dikatakan Ari hingga membawa langkah Prince sampai di tepi lapangan. Menyaksikan Livy cekakakan bersama Bayu di tengah lapangan. Asik mendribel bola dan memasukkannya ke dalam ring.

Prince geram,sampai rahangnya mengeras. Kepalan tangannya menunjukkan bahwa dirinya sangat marah dan cemburu. Pikiran negatif langsung menyerangnya. Sebegitu murahan kah Livy?

Bahkan di saat hubungan mereka yang sedang menggantung,Livy seperti terlihat baik-baik saja sekarang?

Kemudian tak lama Prince memilih enyah dari tempatnya dan kembali ke kelas. Berkutat kepada buku dengan pikirannya yang kacau. Entah apakah dia bisa membaca dengan tenang kali ini. Otaknya saja berasa mendidih sekarang.

Kemudian tak lama Livy kembali ke dalam kelas dengan tubuh berkeringatnya. Terlihat dari dahi dan wajahnya yang memerah,ada butiran keringat di sana.

Mata Livy dan Prince sempat bertemu,namun Livy bingung dengan tatapan amarah Prince yang membuatnya terus menatap bingung. Kali ini salah apa lagi dirinya?

OH MY PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang