Bab 1 (untuk saat ini)

182 18 1
                                    


Terkadang beberapa hal yang membuat keraguan akan berakhir menyulitkan diri sendiri, seperti takdir yang terkadang terasa seperti  angin yang berhembus pelan atau malah datang membawa badai.

*****

Lapangan basket kali ini begitu ramai dengan teriakan histeris yang menyemangati atau malah berupa suara yang kehilangan kendali. Berada di antara teman-temannya yang begitu asyik menikmati pertandingan basket yang dilakukan senior mereka dari kelas 3 dengan anak-anak kelas 2 seangkatan mereka, gadis dengan rambut lurus sedikit melewati bahunya masih asyik berdiri dengan tenang mengamati bagaimana para lelaki itu sedang memperebutkan bola, sesekali ia tersenyum geli melihat teman-temannya yang melompat kegirangan ketika team angkatan mereka berhasil mencetak poin, tapi yang membuat gadis itu merasa aneh, teriakan itu... terdengar lebih kencang ketika para senior kelas 3 yang berhasil mencetak poin.

Ia tidak sepenuhnya heran kenapa teman-temannya begitu tidak setia kawan, tentu saja karena lelaki populer yang berasal dari kelas 3, senior yang menjadi tipe ideal bagi sebagian besar siswi SMA mereka.

"kyaaa!!!....." seulgi berteriak kencang sambil mengguncang tubuh gadis yang sedari tadi hanya memperhatikan tenang meski ia juga beberapa kali mengeluarkan teriakan yang tidak terlalu kencang. Suzy memutar bola matanya jengah, Seulgi terlalu keras melampiaskan rasa bahagianya sampai suzy merasa kewalahan sendiri karena temannya itu terus menggoyangkan tubuhnya.

"ya..., hentikan kau membuatku pusing..." suzy menggerutu pelan menjauhkan tangan seulgi yang bertengger di bahunya, meski sempat berdecak kesal dengan respon sahabatnya itu seulgi tidak banyak protes ia hanya membiarkannya saja.

"twittt.." bunyi peluit panjang dibunyikan, pertanda bahwa babak pertama telah berakhir tentunya yang diungguli oleh para senior mereka, kedua team terlihat mengambil waktu untuk istirahat namun berbeda dengan para penonton yang lebih didominasi oleh gadis-gadis itu. mereka masih saja mengisi pinggir lapangan mengambil tempat duduk masing-masing... masih betah memperhatikan kumpulan lelaki yang menjadi pusat perhatian.

"ah..., ini sangat melelahkan...." Seulgi mengeluh panjang sesaat setelah ia mendaratkan bongkongnya setelah cukup lama berdiri, diikuti suzy yang mengambil posisi di sampingnya

"aku tidak heran, jika besok kau akan kehilangan suaramu..." suzy menyindir sambil menyodorkan air putih kearah sahabatnya itu. Mengabaikan ucapan suzy, seulgi tetap meraih minuman yang suzy sodorkan padanya meneguknya rakus.

"meski kehilangan suaraku, aku rasa minhyuk sunbae juga tidak akan melihat ke arahku..." seulgi menghabiskan hampir setengah dari air yang suzy berikan...

"ah... aku sangat iri..." suzy beralih menatap seulgi yang kini tertunduk dengan wajah lesu, merasa ditatap aneh oleh suzy seulgi berujar lagi

"dengar yah... aku bahkan hanya menginginkan minhyuk subae yang fansnya tidak sebanyak myungsoo sunbae itu melihatku, dan..., kau..., betapa beruntungnya sahabatku ini, meski tidak baik merasa iri dengan sahabat sendiri, tapi untuk yang satu ini aku tidak bisa mengatasinya..aku sangat iri....." mendengar seulgi yang menggerutu pelan membuat suzy tertawa, tentu saja ia paham dengan apa yang seulgi katakan, lelaki itu, lelaki yang menjadi incaran para sisiwi di SMAnya adalah kekasihnya....,

****

Tidak terlalu ramai, bus sore ini cukup lengang dari biasanya..., dibagian ketiga belakang supir suzy dan myungsoo kembali pulang bersama, sang kekasih mengingatkannya tadi agar menunggunya.

"apakah tidak lelah.. jika mengantarku pulang.., seharusnya oppa tidak perlu merepotkan diri.." suzy berujar sembari menyodorkan minuman tonik yang tidak sempat ia berikan tadi.menerima pemberian suzy myungsoo tersenyum hangat mengelus puncak kepala suzy

"oppa..."

"hem..." myungsoo mengerutkan keningnya saat suzy memanggilnya dengan nada penasaran

"melihat pertandinganmu tadi aku yakin, akan banyak team basket korea yang ingin kau memasuki team meraka..." myungsoo masih memperhatikan suzy yang berbicara dengan ekspresi wajah lucu

"tidak berniat menjadi atlet ...?" myungsoo tertawa pelan, sambil membuka minuman tonik yang suzy berikan tapi tidak langsung meminumnya

"kenapa...? Aku tampak keren bukan?" seperti yang diduga myungsoo memberikan respon yang membuatnya merasa kesal

"aku serius..." memukul lengan myungsoo tidak terlalu keras,tapi hampir saja myungsoo menumpahkan minuman tonik yang ia buka. Suzy hanya menyengir ketika myungsooo menatapnya horror.

Menutup minuman tonik itu myungsoo menatap suzy kembali

"aku rasa semua pekerjaan akan terlihat bagus untukku.. karena aku... tampan..." lagi-lagi suzy memukul lengan myungsoo kali ini cukup keras, myungsoo yang mencoba menghindari pukulannya malah tertawa membuat suzy kembali berdecak keras

*****

Suzy juga bingung dengan perasaannya sendiri, setelah berita penyerangan yang terjadi di daerah perbatasan tempat myungsoo bertugas sampai sekarang tidak menemukan titik terang, dari semua evakuasi yang dilakukan, tidak ada satupun pertanda jika itu adalah sosok yang suzy tunggu.

Suzy masih mengingatnya dengan jelas setelah pengangkatan myungsoo  , sang kekasih menyatakan niatnya yang ingin bertunangan, bahagia bukan kepalang, tentu saja suzy menyetujuinya, kedua keluarga juga sepakat meski suzy masih harus menyelesaikan kulihanya yang sudah berada di semester 5.

Tapi angin yang kemarin berhembus lembut sedang membawa badai yang tidak suzy sangka yang membuat ia terjebak.

Ia sudah tidak menangis lagi, tapi ia juga tidak tertawa ceria lagi, suzy hanya berusaha menyibukkan dirinya sendiri, melakukan berbagia hal agar ia tidak perlu kembali terluka tapi...jauh di lubuk hatinya paling dalam ia bertekad akan terus menunggu myungsoo sampai ia bisa memastikan semuanya. ia akan memutuskan apakah ia akan berhenti atau tidak.

*****
Bersambung....

Stay happy dan jangan lupa buat kasih vote dan comment kok bisa

past and futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang