Hai hai, maaf jika penggunaan bahasa terlalu kaku untuk kalian. Tolong jangan lupa Vote, Kritik dan Sarannya ya semoga menjadi pembangun untuk author yang masih baru ini.
Selamat membaca
Langkah kaki berderap kencang dibawah kerasnya bunyi air hujan. Hembusan nafas yang berlebih tidak akan terdengar untuk memberi penilaian seberapa lelah gadis kecil yang tengah berlari.
Tidak cukup suara dari dari derap sepasang kaki si gadis kecil, suara langkah besar lainnya berbunyi berirama menandakan jika tidak hanya satu orang yang mengejar.
"Sialan! Berhenti kau gadis kecil. " Teriak pria paruh baya dengan badan kekar tinggi berkulit hitam.
"Aku tidak mau kembali." Teriak gadis kecil terisak ketakutan berlari tak ada niat untuk mengendurkan kecepatan sedikitpun.
Jalan habis di depan tembok besar menghalangi langkah gadis kecil untuk terus berlari. Hari ini dewi fortuna sama seperti biasanya tak ingin memihak padanya. Tubuh bergetar hebat ketakutan yang teramat besar menghantui perasaan dan pikirannya.
"Jalang kecil. Sudah ku katakan untuk berhenti, apa telingamu itu tuli." Teriak marah seorang pria tua bertumbuh gempal dan pendek.
"Amara sudah berulang kali ku katakan turuti perintahku bodoh kenapa kau terus berlari, kini tubuhmu sudah di tanganku jangan pernah berharap untuk bisa pergi lagi dariku. " Ancam Jony menggengam kencang tangan kecil milik Amara.
"Aku tidak ingin berfoto lagi yah." Kata Amara lemah.
"Sekarang kembali denganku lanjutkan pekerjaanmu. Jika kau tidak melakukannya dengan baik jangan harap untuk makan hari ini." Kata Jony seraya menarik Amara untuk berjalan mengikutinya.
Amara berjalan kembali ketempat terkutuk yang tidak dia inginkan sama sekali. Tatapan tajam penuh dengan hinaan menusuk dirinya karena kesalahan melarikan diri.
"Dandani dia Hera, dan kau Jony atasi anakmu agar tidak lari lagi kali ini." Kata pria paruh baya yang dikenal sebagai bos oleh Jony dan lainnya.
Dia adalah Jack bos dari agen pemotretan ilegal. Dia suka menculik anak anak kecil dan remaja untuk melakukan adegan panas di bawah lensa kamera miliknya.
Amara adalah salah satu target model milik Jack wajah polos dan cantik Amara sangat menarik dan banyak penggemar dari hasil jepretannya merasa puas dengan Pose yang Amara lakukan.
Di ruang ganti Hera merapikan tampilan Amara yang sudah basah kuyup. Pakaian minim terbuka membuat tubuh Amara terpampang jelas.
"Mah, Amara malu kalau terus terusan pake baju kaya gini. Diluar banyak om om. Amara fikir sangat kurang sopan." Kata Amara dengan nada takut, karena Amara tahu betul Hera tak pernah menganggapnya sebagai anak melainkan hanya tubuh pencetak uang.
"Apa urusanku kamu malu atau tidak. Yang aku pikir penting darimu itu hanya menghasilkan uang." Jawab Hera dingin.
Jony yang melihat gelagat Amara yang mulai banyak memberontak. Merasakan amarah mendesak di dalam dirinya. Jika sekali lagi Amara pergi maka Jack akan memutus hubungan kerja ini dan uang yang seharusnya dia dapatkan akan hilang begitu saja.
"Mana bubuk yang biasa kamu gunakan." Tanya Jony pada Hera.
Hera yang mendengar pertanyaan Jony menyerengit heran. Karena bagian bubuk untuk masing masing orang sudah diatur sejak tadi pagi.
"Apa punyamu sudah habis Jon? Bukankah dari kita masing masing mendapatkan bagian setengah." Kata Hera penuh dengan nada selidik. Hera tidak akan mau jika harus membagi lagi bubuk yang seharusnya menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA
RandomSemua Tangis dan Luka bayaran untuk Harapan. Penghinaan, Penyiksaan, dihancurkannya harapan, menjadi sebuah ujung tombak yang menembus dalam di hati Amara. Banyak jalan cerita menceritakan kebahagian dalam keluarga. Banyak dongen anak anak yang me...