Langkah Hera

7 8 0
                                    

Rokok di hisap terus menerus oleh Hera. Dirinya terlihat seolah menikmati suasana. Tapi siapa yang tahu jika Hera tengah memikirkan banyak rencana untuk menghancurkan Chelo. Bagaimana dengan Jony? Hera masih terikat oleh nama cinta padanya dan sulit untuk melepas , walau sudah berulang kali disakiti.

"Hera....hera...hera.."Teriaj bahagia seorang wanita nyentrik dengan pakaian minimnya. Donita dia adalah sahabat Hera sewaktu bekerja di bawah Jessica dan dirinya kini sudah pindah dibawah Gercia yang sejatinya adalah musuh Jessica.

"Apa." Jawab Hera tanpa melihat ke arah Donita.

"Bagaimana bisa kau pindah ke Gercia? Bukannya kau mengatakan setelah menikah dengan Jony kau ingin hiduo bahagia." Tanya Donita dengan penuh rasa penasaran.

"Aku tidak bahagia, dan aku ingin menghancurkan Chelo." Balas Hera tak berniat menjelaskanya secara rinci cukup point pentingnya saja.

"Jalang itu masih menempel dengan suamimu?" Tanya Donita menatap tak percaya.

Hera membalas hanya dengan satu anggukan.

"Dia memang gurita jahat." Kata Donita dengan jijik.

Donita ingat dengan baik, Chelo menolak Jony waktu itu dan membiarkan Jony menikahi Hera. Tapi bagaimana bisa Chelo masih menempel dan menggoda lelaki yang sudah beristri.

"Si bajangan itu yang terlalu mendamba milik Chelo." Jawab Hera seolah dia mengatakannya biarkan saja bajingan itu memang si pemuja selakangan bagaimana bisa puas hanya dengan satu wanita.

"Aishhhh.... Aku tak mengira ternyata Jony tetap menjadi koboi ranjang sampai saat ini." Julukan ini dulu sangat terkenal karena Jony selalu menghabiskan malam dengan wanita yang berbeda.

"Lalu ap rencanamu dengan Chelo?" Tanya Donita menatap penasaran.

"Aku akan membantu Gercia untuk mengalahkan pelanggan yang tertarik pada anak buah Jessica." Ucap Hera.

"Artinya kamu akan berusaha membuat pelanggan sebanyak mungkin untuk lebih ke arah anak buah Gercia? Bagaimana kamu ingin melakukannya? Itu terdengar sulit menurutku." Kata Donita tidak yakin.

"Aku akan membuatmu mengerti nanti." Kata Hera berlalu pergi tak ingin menjelaskan lebih lanjut.

Donita hanya menghela napas panjang. Hera kembali ke yang dirinya dulu sombong dan tidak tersentuh. Apa sebegitu hancurya sifat Jony yang membuat Hera seperti ini lagi?

Hera berjalan ke ruangan Gercia untuk membahas rencanaya.

"Ada perlu apa?" Tanya Gercia yang selalu berbicara langsung pada poinnya.

"Aku butuh bantuanmu?" Ucap Hera.

"Bantuan apa? Selama tidak merugikanku aku akan membantumu." Kata Gercia penuh dengan keyakinan. Gercia dan Jessica berbeda sangat jauh. Gercia adalah wanita tajam yang selalu tegas di setiap keputusannya. Wanita bertangan baja sangat cocok untuk mengungkapkan jati dirinya yang keras. Sedangkan untuk Jessica sendiri adalah orang dengan penuh muslihat dan rencana licik. Berdarah dingin dia tidak segan segan menghalalkan segala cara demi kelancaran usahanya.

"Aku ingin kamu membuat potongan harga untuk menarik banyak pelanggan." Kata Hera mengawali pikirannya.

"Jelaskan secara rinci apa maksudmu." Balas Gercia dengan tajam menelisik ruang mata Hera apakah dia akan memiliki rencana licik untuk merugikannya atau rencana baik yang akan menguntungkannya.

Hera yang ditatap tajam tak sedikitpun merasa takut. Kali ini tekadnya sudah bulat lalu untuk apa harus takut? Bagaimana jika rencananya akan gagal hanya karena dia takut dengan tatapan menilai Gercia.

"Aku ingin membuat bisnis Jessica turun dengan cara melemahkan salah satu bawahan kualitanya. Yaitu Chelo, sekarang dibawah naungan Chelo terdapat gadis cantik yang masih segar dan belia sebagai daya tarik untuk pelanggan. Jika kita berhasil menghancurkan Chelo kita akan membunuh 2 burung dalam satu panah." Jelas Hera dengan mantap.

Gercia menatap jijik dengan pernyataan Hera. Di dunia ini istilah tembok memiliki telinga dan mata bukanlah hal aneh. Dan Gercia memiliki banyak mata mata untuk kepentingannya sendiri. Bahkan untuk berita mengenai Chelo tidak luput dari dirinya sama sekali.

Terdengar bagus untuk rencananya tapi tidak untuk Gercia yang sudah tau akar penyebabnya.

"Kau sedang tidak bermaksud menggunakan tanganku untuk menjatuhkan orang lain kan?" Gercia mendengus keras karena marah.

"Aku tahu semua tentang dendammu pada Chelo dan orang yang dibawah Chelo itu adalah anakmu." Kata Gercia setengah berteriak.

Hera menggeretakkan giginya mendengar ucapan Chelo mengenai anakya." Jangan pernah sebut anak sial itu adalah anakku." Hera berkata dingin wajahnya sudah lama mengeras menahan emosi.

"Tak usah mengelak untuk hal hal ini. Coba saja jika kau BECUS untuk mengurus anak bukan tidak mungkin sekarang anak itu ada di tanganmu untuk menghidupimu." Gercia menekan pada beberapa kata untuk menjelaskan dengan gamblang penilaiannya pada Hera.

"Baiklah, aku mengakui dia memang musuh pribadiku. Tapi pendapatku tidak akan merugikan sisi kamu sama sekali bukan?" Tanya Hera sekali lagi membujuk Gercia.

"Lalu bagaimana selanjutnya " Hera mengatakannya dengan rinci semua idenya, Gercia tersenyum puas di akhir penjelasan karena dia menilai akan 80% yakin untuk membuat bisnis Jessia turun.

"Lakukan semua yang sesuai, tapi ingat jika sekali kamu tergelincir karena kesalahan, aku akan memasukkan kamu ke lubang terdalam karena penyesalan." Ancam Gercia dengan tegas.

"Tentu, aku akan melakukannya dengan baik." Hera menanggapi dengan menatap Gercia serius.

Melihat tatapan penuh dan dendam milik Hera, membuat Gercia tertegun. Hera memiliki otak yang banyak akal, tapi bagaimana bisa Jessica meloloskan orang sebagus Hera hanya demi otak bodoh seperti Chelo.

"Persiapkan untuk pertunjukkan malam ini karena aku akan membuat semua orang di ibu kota akan mengerti kualitas wanita ranjang milikku lebih baik dari Jessica." Gercia tertawa puas setelah mengatakan pikirannya.

Di lain sisi Jessica yang mendengar potongan harga dari pihak Gercia hanya bergidik ngeri bagaimana bisa pemberian pelayanan harus memotong harga sedemikian rupa? Apa maksud dari tindakan Gercia? Yang menurut Jessica sangat merugikan.

Jessica berteriak kepada anak buahnya untuk mencari Chelo. Bagaimanapun juga keinginan Chelo untuk menaikkan harga demi gadis ditangannya tidak bisa dilakukan sekarang. Atau dia akan terperosok ke dalam  lumpur Gercia.

"Ada apa Jess?" Tanya Chelo saat pertama kali melihat Jessica yang berwajah setelah membuka pintu ruangannya.

"Aku ingin membahas sesuatu denganmu." Kata Jessica dengan pandangan yang sibuk di laporan pemasukan miliknya.

"Apa yang ingin kau bahas?" Tanya Chelo menyerengitkan alisnya penuh tanya? Ada apa dengan Jessica hari ini kenapa dia seolah olah sedang dihadang masalah besar.

"Aku tidak akan menyetujui kenaikan harga untuk gadis itu." Kata Jessica tak ingin bertele tele.

"Bagaimana bisa seperti itu? Beberapa menit yang lalu kau menyetujuinya kenapa beberapa menit kedepan kamu membatalkannya? Bukankah kau terlalu licik." Jelas Chelo sangat marah karena dia akan kehilangan setengah mimpinya tentang liburan ke berbagai tempat di negara lain.

"Siapa kamu berani mengataiku!" Teriak Jessica marah. Chelo langsung berdiri dari kursinya dan berdiri menjauh. Jessica selalu sangat mengerikan jika sedang emosi memuncak.

"Bu....bukan maksudku seperti itu. Maafkan aku." Chelo berusaha setenang mungkin walau beberapa kali terdengar gugup dsn takut.

"Sialan Gercia bagaimana bisa aku harus merendahkan harga, itu akan sangat merugikan." Jessica bersandar di kursi dengan penuh pemikiran.

Chelo hanya berdiri diam disitu dengan semua pikiran rumit yang berputar dikepalanya. Banyak kemungkinan membuat Gercia mengambil keputusan itu tidak lain karena hasutan Hera. Atau mungkin orang lain yang ingin membunyikan istilah menembak dua burung dengan satu panah.

Di hari yang akan datang Chelo akan sangat berharap hal seperti itu tidak akan terjadi. Bagaimana bisa dia harus menjadi burung itu. Dia ingin bebas dengan banyak uang.

AMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang